Hinata berdiri di depan gerbang besar dengan lambang Uchiha di tengahnya. Sudah setengah jam ia berdiri di sana sembari memegang handphone dengan layar yang menampilkan panggilan.
"Kumohon angkat panggilanku, Sasuke!" gumamnya tak sabar.
Tampilan layar berubah, terdengar suara operator menjawab panggilannya.
Hinata menatap jendela kamar Sasuke yang tertutup gorden gelap. Apa laki-laki itu sudah berangkat? Memangnya pukul berapa Sasuke berangkat? Hinata bahkan bangun sangat pagi agar bisa pergi ke rumahnya.
Panggilan masuk. Hinata buru-buru melihat layar handphone, namun bukan nama yang ia harapkan.
"Naruto?"
"Kau dimana?"
"Aku---"
"Aku akan menunggumu. Aku sudah di depan rumahmu." Naruto berujar saat Hinata sama sekali tak melanjutkan ucapannya.
"Hm."
Sambungan terputus. Sebelum pergi Hinata menatap sekali lagi ke jendela kamar Sasuke.
'Maaf, Sasuke, Sungguh maafkan aku.'
Perang bisu itu akhirnya di mulai. Hinata merasa kepalanya pening luar biasa karena penolakan dingin Sasuke.
Sasuke ternyata sudah berada si sekolah saat Hinata baru saja menginjakan kakinya di lingkungan sekolah. Terbukti saat Hinata tak sengaja melihat sepeda kesayangan Sasuke terparkir di parkiran sekolah.
"Hinata," gadis itu menatap ke arah Naruto yang menyebut namanya lalu beralih ke arah tangan yang kini menggandengnya.
"Ini baru saja di mulai Hinata, Kau tidak boleh mundur."
Hinata terdiam sejenak. Naruto perlahan merangkulnya dan mengajak gadis itu berjalan, "Ayo."
Saat Hinata menatap ke depan gadis itu langsung bertatapan dengan seseorang yang berjalan tak jauh di depannya. Hinata merasa tiba-tiba tubuhnya membeku saat mata Sasuke menatapnya kosong. Seakan-akan tak ada dirinya di depan laki-laki itu.