Keesokan harinya, Maya merasa tak sabar menantikan senja. Di sekolah, pikirannya terus melayang pada pertemuannya dengan Alex dan buku tua yang dibawanya. Buku itu terlihat seperti menyimpan banyak cerita, dan Maya bertekad untuk mengetahuinya.
Seperti janji mereka, Maya dan Alex bertemu di taman saat senja mulai turun. Kali ini, Alex tampak lebih santai, duduk di bangku yang sama dengan buku tua di pangkuannya.
"Hei, Alex," sapa Maya sambil duduk di sebelahnya. "Buku itu terlihat menarik. Boleh aku lihat?"
Alex tersenyum dan mengangguk. "Tentu, ini buku yang sangat istimewa. Aku menemukannya di perpustakaan tua yang hampir terlupakan. Isinya penuh dengan catatan dan peta kuno."
Maya membuka buku itu dengan hati-hati. Halaman-halamannya dipenuhi dengan tulisan tangan yang rapi, sketsa-sketsa misterius, dan peta yang menggambarkan tempat-tempat yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Apa ini?" tanya Maya dengan mata berbinar.
"Buku ini milik kakek buyutku. Dia adalah seorang penjelajah. Buku ini berisi catatan perjalanan dan penemuan-penemuannya," jelas Alex. "Aku datang ke kota ini untuk mengikuti jejaknya dan mencari sesuatu yang dia sebut sebagai 'Cahaya di Ujung Senja'."
Maya merasa terpesona dan semakin penasaran. "Cahaya di Ujung Senja? Apa itu?"
"Itu yang sedang kucari tahu," kata Alex dengan mata penuh semangat. "Menurut catatan di buku ini, 'Cahaya di Ujung Senja' adalah sebuah tempat yang konon memiliki kekuatan magis, mampu memberi jawaban atas pertanyaan terbesar dalam hidup seseorang."
Maya merasa ada sesuatu yang menggelitik dalam hatinya. "Boleh aku ikut mencari tempat itu bersamamu?"
Alex menatap Maya sejenak, lalu tersenyum hangat. "Tentu, aku akan sangat senang jika kamu mau bergabung. Ini bukan perjalanan yang mudah, tapi aku yakin kita bisa menemukan 'Cahaya di Ujung Senja' bersama."
Dengan semangat baru, Maya dan Alex mulai merencanakan perjalanan mereka. Mereka memeriksa peta-peta dalam buku tua itu, mencoba mengidentifikasi tempat-tempat yang harus mereka kunjungi. Ternyata, perjalanan ini akan membawa mereka melintasi hutan lebat, mendaki gunung terjal, dan menyusuri sungai yang berliku.
Malam itu, Maya pulang dengan perasaan yang campur aduk. Di satu sisi, ia merasa sangat antusias dengan petualangan yang menantinya. Namun di sisi lain, ia juga merasa sedikit cemas dengan tantangan yang mungkin mereka hadapi. Namun, tekadnya sudah bulat. Petualangan ini adalah kesempatan untuk menemukan makna hidupnya dan mungkin juga sesuatu yang lebih dalam tentang dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Keajaiban - Anita Maxwin
Adventurehttps://depo25bonus25.info https://situsgacor.ink Maya, seorang gadis cerdas dan penuh rasa ingin tahu, selalu merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Suatu senja di taman kota kecilnya, ia bertemu dengan Alex, seorang pemuda misterius yang memb...