PROLOG

170 28 14
                                    

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!

TARGET 20 VOTE 10 KOMEN LANUT✓

--HAPPY READING--

...

"Kau pengkhianat Halilintar! Aku menyesal menyelamatkan mu dari Kira'na waktu itu,"

"Seharusnya kau tetap ku biarkan terkurung didalam pedang itu. Cih, dasar sampah tidak berguna."

"Baiklah, kau telah membangunkan banteng Halilintar, maka rasakan lah tanduknya."

"Kau yang meminta kematian mu sendiri bukan? Maka jemputlah kematian itu,"

"Aku tidak peduli mau kau adalah Kakak ku atau bukan. Sekali pengkhianatan tetep akan menjadi pengkhianatan." Taufan, ralat keenam Pangeran elemen mengaktifkan seluruh kekuatan mereka, mereka berniat membunuh Halilintar saat ini.

Halilintar? Dirinya hanya diam saja. Setidaknya jika dia mati ditangan adik–adiknya, mereka masih selamat dari sih Reta'ka itu.

"Aku berhasil bukan membunuh Reta'ka, sesuai yang kau perintahkan, Santriantar?"

Bodoh, Halilintar kau bodoh! Aku memang menyuruhmu untuk menghabiskan sih Reta'ka itu, tapi bukan ini ending yang aku mau!’

"Anda terlalu cerewet Maharani Santriantar. Setidaknya mereka tidak akan mati ditangan yang salah."

Dan membiarkan mu mati ditangan adik–adik mu sendiri hah?!’

"Aku tidak peduli akan hal itu, Santriantar. Lagi pula jalan pikiran kau dengan ku berbeda." Setelah mengatakan kalimat itu, telepati akan Halilintar dan Santriantar terputus secara paksa.

Halilintar! Halilintar kau dengar aku?! Kenapa kau malah memutuskan telepati ini! Akhhh dasar keras kepala!’

‘Aku tidak akan membiarkan mu mati konyol, Halilintar. Ayo berfikir Santriantar, waktu nya tidak banyak.... Yah! Itu dia, ritual reinkarnasi masalalu! Aku bisa melakukan itu!’

‘Hanya ini satu–satunya jalan untuk kau kembali kepada masalalu, Halilintar. Dan benarkan lah apa yang seharusnya tidak terjadi disini.’

‘Petir menyala di tengah gelapnya malam, angin berhembus kearah yang tak tentu, waktu terhenti pada persimpangan dunia parallel, aku Santriantar membuka segel antar waktu reinkarnasi masalalu! The power magic elektro reincarnation back in time!’

Setelah Santriantar mengatakan ramalan mantra itu, tiba–tiba semuanya menjadi gelap. Semuanya memudar seiring detiknya waktu.

"Aa--apa ini? Kenapa tubuh ku memudar?"

"Akhh, sial aku tidak bisa merasakan kekuatan ku."

Halilintar yang terlentang diatas kenangan darahnya sendiri, membuka matanya, dia melihat sosok wanita berambut merah dengan wajah yang tertutupi oleh topeng.

"Satri--antar ka--au gi--la!" Desisnya.

Santriantar menatap datar kearah Halilintar. "Aku tidak gila Halilintar, tapi kau lah yang gila!"

"Pergi lah ke masalalu. Dan ciptakan ending kematian Reta'ka yang baik."

"Pergilah tidur Halilintar.... Tutuplah mata mu. Kau akan kembali ke masalalu setelah ini..." Setelah mengatakan hal itu, tubuh Halilintar menghilang, bahkan seluruh tempat ini juga memudar. Termasuk Santriantar juga.

"Maaf Halilintar, aku tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Aku tidak sebodoh dirimu. Kau berpikir aku mau kau mati ditangan adik–adikmu?"

"Tidak.... Aku tidak mau, aku masih menyayangi mu Halilintar, rekan lama ku."

----

Huh, ini kepanjangan gak sih buat prolog doang?

Ah ya, cerita ini masih berhubungan dengan cerita Comeback, Halilintar ya, anggep aja ini kayak S2 nya CH tapi agak beda gitu, oke?

Sampe ketemu di next chapter ya bye bye!!

By : @AqueeneIntan.

Restarting Past TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang