Part 22 | Take Over

54 10 1
                                    

===== WARNING!!! =====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Hampir setengah jam dokter melakukan pemeriksaan pada Aisha. Namun, tidak juga kunjung selesai. Vero pun semakin panik. Bersamaan dengan itu, Hoshe datang dengan tergesa menghampiri Vero.

"Vero, bagaimana keadaan Aisha?"

Vero bergeming di posisi duduknya. "Dokter belum keluar. Aku takut terjadi sesuatu."

Hoshe menepuk pundak Vero. "Semoga aja nggak. Menurutku, kankernya sudah semakin menyebar, Vero. Seperti yang aku katakan sebelumnya juga, Aisha harus segera melakukan operasi. Dia harus mengorbankan anaknya dan mementingkan keselamatannya dulu." jelasnya serius.

Vero menghela napas pelan. "Tapi Aisha menolak, Dok. Dia tetap ingin mempertahankan kandungannya."

Hoshe turut duduk di sebelah Vero. "Aisha benar-benar nekat."

"Mungkin dia pikir cuma anak itulah yang menjadi peninggalan dari suaminya." sahut Vero.

Hoshe bersandar pada bangkunya dengan tangan yang melipat. "Pantas aja dia bersikeras ingin mempertahankan kandungannya. Aku cuma takut dia nggak kuat untuk bertahan lebih lama jika seperti ini."

"Apa benar-benar nggak ada jalan lain selain melakukan operasi, Dok?" tanya Vero frustrasi.

"Nggak ada jalan lain, Vero. Hanya itu jalan satu-satunya."

Vero mengusap wajahnya kasar. "Aisha benar-benar menginginkan anaknya, Dok. Aku nggak tahu gimana dengan mentalnya nanti kalo sampai anaknya kita ambil. Dia pasti akan semakin stres. Aku nggak mau dia semakin stres, Dok. Kalo ada cara lain untuk ngebuat dia bertahan, tolong beritahu aku."

Hoshe menggeleng. "Sayangnya benar-benar nggak ada, Vero. Hanya obat-obatan yang bisa membuat dia bertahan saat ini, tapi karena kondisinya juga sedang hamil, mengonsumsi obat secara terus menerus juga nggak baik untuk pertumbuhan janinnya. Ini benar-benar sangat berisiko bagi ibu dan anaknya." jelasnya tak kalah frustrasi.

Vero menghela napas berat untuk ke sekian kalinya. "Aku benar-benar bingung sekarang."

"Kita harus bisa membujuknya, Vero. Kalau nggak ..." Hoshe menatap Vero lirih. "Ya, seperti yang kamu tahu risikonya."

"Aku takut kalau kita terlalu memaksanya, dia akan bertindak nekat, Dok. Dia pasti akan melindungi anaknya." jawab Vero lagi.

Hoshe mengangguk mengerti. "Nanti aku akan coba bicarakan pada dokter lain. Kita harus melakukannya perlahan. Semoga aja Aisha bisa mengerti."

"Ya, semoga aja."

Keduanya pun diam. Vero terus menatap pintu ruang UGD di mana Aisha sedang ditangani. Hoshe pun demikian.

Behind The Secret | MYG ✅️(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang