Part 20 | Kelam dan Pahit

66 13 2
                                    

Kugi berdiri di depan rumah Mala sejak beberapa menit lalu. Ia belum mengetuk pintu di hadapannya sebab ia termangu mendengar suara tangisan bayi dari dalam. Mendengar tangisan bayi itu terhenti, akhirnya ia baru mengetuk pintu dengan pelan.

Pintu pun terbuka beberapa saat kemudian. Mala muncul dengan menggendong bayinya yang terlihat begitu cantik dengan pipinya yang menggemaskan. Kulitnya putih persis seperti Yugi. Sesaat Kugi diam menatap wanita di hadapannya.

"Kamu—"

"Maaf kalo gue ganggu waktu lo. Ng ... tapi apa lo bisa ikut gue?" tanya Kugi canggung.

"Ke mana?" tanya Mala bingung.

"Rumah sakit. Mas Yugi ada di rumah sakit." jawab Kugi dengan tatapan sendu.

Mala tampak syok. "Rumah sakit? Mas Yugi kenapa?" tanyanya panik.

"Lo bisa lihat sendiri nanti. Karena lo istrinya, gue rasa lo harus tahu keadaannya. Ya, walaupun gue nggak begitu suka dengan kehadiran lo." jelas Kugi dengan tatapan lurus pada Mala.

Mala mengangguk. "Hmm, ya ... Aku tahu, kok. Tunggu sebentar. Aku ambil tas dulu."

Kugi mengangguk.

"Hm, makasih, ya, Kugi, karena udah ngasih tahu tentang Mas Yugi. Aku khawatir banget karena dia nggak ada kabar sama sekali." jelas Mala dengan seulas senyum di bibirnya.

"Ya, sama-sama. Gue tunggu di mobil aja kalo gitu." Kugi pun hendak beranjak dari hadapan Mala.

"Hm, tunggu!" panggil Mala sebelum Kugi sempat melangkah jauh.

Kugi menoleh. "Kenapa?"

"Boleh aku bawa Gema? Dia rewel udah dua hari. Mungkin dia mau ketemu sama papanya." tanya Mala yang terdengar memohon, tapi terselip rasa segan dari ucapannya.

Kugi memperhatikan Mala dan bayinya. "Ya udah, bawa aja. Mungkin itu juga bisa ngebuat Mas Yugi sedikit membaik." jawabnya, kemudian meninggalkan Mala menuju mobil.

Kugi menghela napas pelan seraya memegang setir mobilnya. "Kenapa gue malah tersentuh ngeliat anak itu? Dia nggak salah apa-apa. Mas Yugi yang salah, makanya ngebuat gue sampe benci sama mereka."

Tak lama, Mala datang bersama Gema dan menduduki bangku di sebelah Kugi. Setelah siap, mereka pun berangkat meninggalkan komplek perumahan Mala.

Perjalanan ditempuh dalam keadaan hening. Gema juga tertidur lelap dalam gendongan Mala. Di antara mereka tampak tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.

Mala berdeham pelan. "Aku nggak tau apa alasan kamu nggak suka sama aku, Kugi, tapi aku cuma mau bilang kalau apapun yang ada di pikiran kamu tentang aku, itu nggak benar. Aku cinta sama Mas Yugi. Tanpa melihat apapun dari dia."

Kugi menoleh pada Mala tanpa mengucap kata apapun.

"Aku mau cerita sama kamu. Aku nggak tahu kamu udah tahu tentang ini atau belum dan kamu mau dengerin atau nggak, aku nggak peduli, tapi niat aku cuma pengen ngebersihin nama aku dari hal yang nggak aku inginkan." jelas Mala sambil menatap Kugi sesaat.

Kugi tak menjawab.

"Awalnya aku emang nggak cinta sama Mas Yugi." ucap Mala tenang. "Semua yang terjadi antara aku dan Mas Yugi itu adalah sebuah kesalahan. 'Kesalahan'." Ia berusaha mempertegaskan makna ucapannya.

Kugi menatap heran Mala.

"Ya, kesalahan yang itu. Yang ada di pikiran kamu. Mas Yugi melakukannya. Mungkin kamu nggak percaya, tapi itulah kenyataannya." terang Mala dengan hati-hati.

Kugi geleng kepala pelan.

"Aku benci banget sama dia saat dia ngelakuin itu. Aku marah. Benar-benar marah sampai mengusirnya. Setelah kejadian itu, aku mutusin buat ngilang dari dia dan nggak mau ketemu sama dia sama sekali. Aku milih buat pergi ke Singapura, ke tempat kakakku tinggal. Aku nyibukin diri dengan kerja di sana, tapi aku tetap nggak bisa ngelupain kejadian itu. Aku kecewa sama diri aku sendiri karena nggak bisa jaga diri." cerita Mala mengalir begitu saja.

Behind The Secret | MYG ✅️(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang