10⚠️

7.8K 190 6
                                    

Arsen mengajak Adira makan makanan dari laut di dekat pantai, lalu setelah kenyang makan Arsen dan Adira berjalan-jalan di pinggir pantai.

Adira banyak tersenyum hari ini karena Arsen selalu membuatnya senang, dan sekarang pun ia senang berjalan bergandengan tangan bersama pria itu.

Arsen memandangi wajah cantik Adira, rambut panjang Adira yang terurai diterpa angin. "Cantik."

Adira mendengar pujian Arsen, lalu tersenyum. "Dressku basah karena ombaknya, gendong aku Arsen," ucap Adira.

"Adira... ahh sial kenapa kamu membuatku seperti ini? aku jadi mau menciummu," kata Arsen lalu menunduk dan mencium bibir Adira.

"Emhh sial bibirmu manis," kata Arsen setelah mencumbu bibir Adira.

Adira memegang bibirnya yang basah lalu menjilat bibirnya. "Ini tempat umum, malu Arsen," ucap Adira sambil melihat-lihat sekitar.

disekitar pantai cukup sepi, hanya terlihat beberapa orang dan sepertinya tak ada yang melihat mereka berciuman.

Arsen menggendong tubuh Adira di punggungnya. "Jaga sandalmu," ucap Arsen.

Adira memeluk leher Arsen dan melingkarkan kakinya pada perut Arsen agar tak jatuh.

"Awhhhh..."

Arsen sengaja mer emas pan, tat Adira, ia tersenyum nakal karena berhasil membuat Adira mengeluarkan suara laknat.

"Jangan macem-macem!"

Arsen menurunkan Adira dari gendongannya.

"Kenapa aku diturunin?" tanya Adira sebal.

Arsen menyingkap dress Adira, ia menekan kewanitaan Adira dengan jari panjangnya.

"Oohhh ahhh aahhh Arsennn..."

"Disini ga bakal ketaunan Adira," ujar Arsen karena di tempat mereka saat ini sepi di belakang batu karang yang sangat besar.

Adira memegang lengan Arsen karena badannya jadi lemas. "Aahhh aaahhh... berhenti shhh akhhh tangn kamu emhhh masukhh ke dalam aku aaahh Arsenhh akhh..."

"Oohhhhh panjang banget jarinya aahhh... ohhh shit ahhh enak aahhh... ditusukhh jari kamu enak aahh..."

Arsen sangat lihat menggerakkan jari-jarinya di dalam kewanitaan Adira sampai Adira merasa kewalahan dan ingin segera cumm.

Adira melebarkan kaki dan pahanya. "Ooohhhh shhh aahhhh... aahhh ahh enakhh ahhh teruss teruss Arsenhhh ahhh ini nikmat aaghhh..."

Serhhh...

"Umhhh ngggg aaaaahhh celana dalam aku basahh Arsen."

Arsen membalikkan tubuh Adira. "Lalu?"

Adira memegang batu besar di depannya, ia menoleh ke belakang pada Arsen yang berdiri di belakangnya. "Mau ngapain?" tanya Adira.

Arsen merosotkan dress Adira ke bawah, lalu melepas bra dan membuangnya ke air.

"Aaahhh dadaku jadi nyebul aahh Arsen ini terumbar aku malu."

"Tidak ada yang melihatnya selain aku sayang," balas Arsen kemudian ia menyentuh dada berisi Adira dengan tangan besarnya.

"Emhhh aahhhh... aahhh pu) tngku jangan di tarikk aaaaakhh..."

"Pu) tngmu gede Adira, menggemaskan sekali bentuknya."

"oohh aahhh ahhh Arsenn please berhenti memainkan dadaku akhhh aahhh..."

"Kenapa hm? malu dengan dadamu yang berukuran besar ini? kamu sangat hebat punya dada indah ini Adira."

Arsen mengeluarkan miliknya dari celana, lalu menggerakan tangannya cepat dan miliknya berdiri tegang. "Oohhh oohh shhh ooghhhh... aku memasukimu sayang," ucap Arsen lalu mendorong pinggulnya masuk ke dalam tubuh Adira.

"Aaaakhhh Arsen aahhh kamu membelah tubuhku aghhhh... gede banget ahhh... posisi ini buat aku terasa sangat penuhh."

Arsen menghentak pinggulnya menubruk pan, tat sintal Adira. "Oghh shhh aahhh mantep ahhh enak kamu aaaghhh enak Adira, kamu menjepit milikku dengan sangat baik."

Adira berpegangan pada batu di depannya, Arsen memasukiinya sangat kuat dan dalam. "Aanghhh ahhh gede banget aahhhh... aku dimasuki ituh gede banget ooohhh shhh aahhh enakhhh..."

Plok2.

"Ahhh ahhhh aaahhh va gnaku aaanghhh shhh digen, jt aahhh enakkk... terushhh masukin semuanya Arsenn aahhh...."

"Aku keluar sekarang sayang."

"Aakhhh sama aahh aku juga mau keluarhhh aaahh enakhh gen, jtannya aaaghhh..."

"...."

"Haaaahhh ahhh aaaahhh enakk disem, bur sp, rma aahhh nikmat banget..."

"Shhh ahhh... Adira ayo menikah, aku ga tahan lagi melihatmu bersama Dean. Ughh akhhh kamu menjepit milikku aahhh shhh... Adira aahhhh..."

"Emhhh aahhh Arsenn aku bingung jawabnya emhh... aku mau menikah denganmu Arsen. Akhhh... shhh kamu aaaakhhh makin gede aahh berhenti membesar! ughhh sungguh rahimku sangat penuh aaaahhh...."

•••

Ibu dan Ayah Dean mengundang Adira dan orang tuanya makan malam bersama di kediaman mereka.

Pukul 7 malam mereka sampai di rumah besar keluarga Dean, dan pelayan mengantar mereka ke ruang makan.

Adira memakai gaun panjang semata kakinya berwarna biru tua, gaun yang dikenakannya sangat cocok dengan warna kulit Adira yang putih bersih.

Adira dan kedua orang tuanya masuk ke dalam ruang makan besar di rumah itu. Perasaannya baik-baik saja dari tadi, tapi ketika melihat Erin ada di samping Dean membuatnya kesal.

"Adira cantik akhirnya datang juga bareng calon besanku," kata ibu Dean menyambut dengan ceria.

Ibu Dean dan ibu Adira berpelukan akrab.

"Erin sekarang kamu harus pindah tempat, itu tempat untuk Adira," kata ibu Dean.

"Tidak apa-apa ibu, aku bisa duduk dimanapun," kata Adira lalu sengaja duduk disamping Arsen.

"Tapi kamu tunangannunya Dean, lagi pula Erin harusnya tak datang, siapa sih yang mengundangnya?" ucap ibu Dean kesal.

"Aku yang mengundangnya. Sudahlah jangan ribut, ayo kita santap makanannya dengan tenang," ujar kakek Arsen dan Dean.

Mereka mengangguk patuh, lalu memakan makanan yang dihidangkan dengan tenang tanpa suara, kecuali ibu Dean dan ibu Adira yang sesekali bicara sambil bergurau, wajar saja mereka begitu akrab karena anak mereka bertunangan.

Beberapa menit kemudian Adira menyudahi makannya lebih dulu, ada sesuatu yang ingin ia bicarakan pada semua orang di ruangan ini, kecuali Erin tentunya.

"Aku hamil."

Semua orang yang sedang mengunyah makanannya berhenti seketika dan menelan kasar makanan dimulutnya begitu mendengar perkataan Adira yang.membuat mereka syok.

Arsen menoleh ke sampingnya melihat Adira dengan tatapan terkejutnya.

Dean bangun dari kursinya dan berjalan ke tempat Adira, lalu memeluk Adira.

"Aku akan menikahimu, jangan takut Adira, aku janji akan jadi suami dan ayah terbaik."

Lalu dengan lantang Dean berkata, "Aku akan menikahi Adira."

Mata Adira memanas ingin mengeluarkan air matanya namun Adira tahan. "Lepas Dean," kata Adira sambil mendorong pelan Dean agar Dean menjauh.

•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)


Follow jga akun Diatasumur7 soalnya sering ilang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tunanganku atau sepupunya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang