Bab 16 - Anatomi

88 18 4
                                    

Penembakan....

Dor! Dor! Dor!

"SEMUANYA LARI... CEPAT MASUK KE AULA... CEPAT!"

Teriakan gadis berponi tipis mengudara dengan ketakutan yang merasuk tanpa cela menaikan atensi para siswa yang terperangkap dalam kecemasan, ribuan pasang mata memandang sekitar tanpa arah bersama hentakan kaki yang mulai berlari seiring dengan jeritan yang bersahutan.

"APA KALIAN SEMUA MAU MATI HUH! SEMUA CEPAT MASUK!"

Terjebak di antara siswa Seinna sulit mengambil langkah tubuhnya terhuyung seiring tabrakan yang menyasar padanya, retina mata gadis itu tak mampu lagi menjangkau keberadaan Lucia dan Ellen yang tenggelam di tengah kerumunan bahkan ia tak lagi menemukan teman sekelas berada di sekitarnya.

Tetap tak memiliki kuasa untuk bergerak Seinna mengulurkan tangan berharap ada yang meraihnya akan tetapi harapan itu lenyap ketika ia tersungkur hingga terjatuh ke dasar. Sepasang kaki bersepatu hanya melaluinya tanpa perduli, beberapa kali jari jemarinya harus merasakan sakit karena menjadi alas pijakan bagi mereka yang berlari, erangan kesakitan beradu dengan ketakutan yang datang dari suara tembakan tanpa titik usai, ritmenya kian cepat dalam indera pendengaran.

Seinna berusaha bangkit untuk mengejar ketertinggalan ia beranjak seraya menahan sakit di bagian lengan dan kakinya. Sempat hampir berdiri tegak tetapi sekali lagi tubuhnya terhuyung hingga membentur loker cukup, langkahnya terseok-seok sembari meraba sisi lemari penyimpanan. Gemuruh teriakan memperoloknya untuk bergegas menuju auditorium karena hanya tersisa dirinya seorang.

Belum satu langkah sempurna ia buat niatnya harus terhenti ketika telapak bersarung tangan hitam membungkam mulutnya sekuat tenaga yang membuat Seinna sontak menjerit dalam dekapan seraya memberontak. Walaupun begitu tubuh gadis itu tak dibiarkan lepas oleh manusia berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng berwarna senada yang memiliki lingkar lima mata dadu. Seinna ditarik paksa hingga menghilang di balik dinding lorong.

***

Amarah dan ketakutan seolah beradu memenuhi auditorium di antara belahan siswa yang tengah mengatur sirkulasi pernafasannya usai berlarian, mereka tak diberi kesempatan untuk menghirup udara segar sedikitpun dikala derit tanpa wujud menyita perhatian. Seperti halnya kumpulan siswa yang mengedarkan pandangan kesegala arah Juna pun tersadar dari tatapannya pada Thea yang kehilangan pelukan Ilona karena turut terusik dengan datangnya suara.

Bahkan Loly seketika menghentikan jemarinya untuk mengacak-acak rambut seraya berbalik menatap tirai merah panggung sebagai arah yang ia tuju, gadis itu memandangnya lekat beberapa detik ketika sunyi mengambil alih ruangan seakan kehilangan derit roda besi berkarat yang sedari tadi terngiang, hingga tanpa aba-aba tirai terbuka yang seketika mendapatkan ribuan sorot pasang mata.

Tak sepenuhnya memiliki kuasa atas tubuhnya Thea bangkit dengan bantuan Ilona sembari menyimpan botol obat itu di dalam saku rompinya, serupa Lucia yang mampu menggenggam tangan Ellen, Atta dan Chio beringsut dikala tirai kian terbuka lebar. Sampai penantian panjang Geo, Brian, serta Juan yang terbungkam akhirnya terbayarkan ketika dua belah kain merah yang terbentang di kedua sisi menghilang sempurna di balik panggung.

Keterkejutan hebat merayap di setiap jiwa para siswa saat mendapati sosok berjubah hitam lengkap dengan sarung tangannya tengah bersanding bersama tiang besi beroda empat yang berdiri di dalam kain putih yang menjuntai menutupi. Hampir bersamaan seluruh remaja berseragam beringsut untuk menjauhi pusat panggung begitu pula Loly dan Juna yang memaksa sepasang kakinya mundur.

Manusia dengan topeng hitam berhiaskan dua lingkar putih itu hanya diam seolah manekin yang berdiri di etalase toko pakaian pinggir jalan, wajah-wajah penuh kecemasan menjadi ekspresi yang dipilih untuk menggambarkan situasi yang terjadi. Tertegun tanpa kata seisi ruangan hanya menatap ia yang berdiri di atas panggung mempersilahkan sunyi untuk sekali lagi hadir di tengah ketakutan.

Night Of Happiness (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang