Hallo.... sehat para reader's.
Selamat datang di cerita ke duaku,
jangan lupa tinggalin jejak dan bintang (σ≧▽≦)σ🌟Selamat membaca
————* 🦋 * ————Keheingan terjadi di antara mereka.
Rian menatap tajam pria tua itu.
"Aku tidak mau mengulangi pertanyaan ku lagi." Ucap Rian dengan nada dingin.Pria tua itu tertegun, dia sedikit merasa tertekan oleh aura mencengkam yang di berikan Rian, tidak seperti tuan yang dia kenal. Tapi tidak mungkinkan. "Nama Saya Khan Liam Tuan muda, kepala pelayan di masion ini. Apa anda benar-benar lupa, bahkan nama anda sendiri." Balas pria bernama Khan itu.
Rian terdiam, nama nya?
Saat memikirkan itu, kepalanya berdenyut sakit. Rian menyetuh kepalanya dengan tangan kanannya berharap bisa menghilangkan rasa sakit. Kepingan ingatan-ingatan lain tiba-tiba saja membanjiri kepalanya.
Dan perlahan ingatan itu mulai menyatu dengan ingatannya yang lain.Dari ingatan itu Rian menyadari bahwa dia telah bertransmigrasi kedunia lain, tidak lebih tepatnya kedalam novel kerajaan yang pernah dia baca, novel yang berjudul
'Sword of Destruction'. Pada hal
dulu dia membacanya untuk sekedar menghilangkan beban pikirannya.'Sialan, yang benar saja, hal seperti
ini hanya bisa di novel-novel fiksi.' Umpatnya dalam hati.Rain terus menyumpah serapah dalam hati. Kerena ternyata dia bertransmigrasi menjadi ...
'Hidde Matthijs Thedore.' Putra bungsu dari Duke Matthijs Thedore, seorang pria pecundang yang menjadi salah satu antagonis ada di cerita ini. Antagonis yang hanya muncul di awal cerita dan di takdirkan mati di tangan sang kakak pertamanya."Anda sudah ingat Tuan Muda." Suara datar Khan membuat Rian atau sekarang kita panggil Hidde, tersadar kembali dari lamunannya, dia lupa jika masih ada orang ini.
Khan menatap Hidde dengan
tatapan aneh dan meremehkan."Jika ada sudah ingat, silakan bersihkan diri anda dan bersiap.
Tuan Duke memanggil anda ke ruangan nya." Ujar Khan yang
setelah itu berbalik dan berjalan
pergi begitu saja.Dia tidak menubungkuk hormat atau meminta izin pada Hidde untuk pergi, tidak melakukan etika yang biasanya di lakukan oleh seorang pelayan. Sebenarnya dia tidak gila hormat,
tapi orang itu memandangnya remeh.
Bahkan di dunianya tidak ada yang berani bersikap seperti itu.'Berani sekali pak tua bau tanah ini bersikap tidak hormat padaku sejak tadi.' Batin nya melihat cara bicara dan sikap Khan padanya. Hidde adalah seorang pecundang tapi dia tetaplah anak seorang duke.
Hidde menatap Khan yang sudah menghilang dibalik pintu dengan tatapan dingin.
"Aku akan mengurusnya nanti." Gumam Hidde.
Hidde menyibak selimutnya dan turun dari tempat tidur. Dia berjalan menuju cermin. Di cermin terlihat wajah seorang anak laki-laki umur sepuluh tahun, berwajah tampan, dengan mata biru langit dan rambut yang aneh. Ya, aneh baginya kerena rambut Hidde yang setengah putih dan setengah lagi hitam. Apa lagi seingatnya rambut seluruh keluarga nya full hitam, tidak seperti Hidde.
Dia binggu harus berkata apa, dia ingin menyangkalnya tapi ini terlalu sangat nyata baginya. Dia sebelumnya adalah Rian Laiv Patria, seorang ketua mafia berusia 30 tahun yang paling di takuti di italia, dan sekarang malah bertransmigrasi kedalam novel yang pernah ia baca dulu. Tapi apa yang terjadi pada tubuh aslinya, ia yakin dia belum mati,... mungkin.
Tok ... tok ...
Hidde menoleh mendengar suara ketukan pintu. 'Apa pria itu lagi ?'
"Tuan muda, ini Hans. Boleh saya masuk." Ucap seorang pria dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Become a Villain's [HIATUS]
Fantasy"Siapa kau? " Rian mengulangi kembali pertanya nya tadi dengan lebih tegas. Pria tua itu sedikit tertegun dengan intonasi Rian dan tatapan tajam yang dilayangkannya. Belum sempat ia menjawab pertanyaan itu, Rian berkata lagi dengan nada dingin...