15

16 1 0
                                    




     "dimana anak perempuan mu itu bram? " nyonya besar arumi ______ibu dari bram / nenek ayana

      "dia belum pulang dari sekolahan nya" jawab bram

     Salsa datang membawa nampan berisi teh untuk mertuanya yang baru datang dari italia

      "silahkan bu... Diminum dulu tehnya" ujar salsa dengan lembut lalu duduk di sebelah suaminya

     Nenek arumi tersenyum pada menantu nya itu

    "terima kasih salsa... Kau memang menantuku yang paling pengertian " ucapnya lalu meminum teh itu

    "ASSALAMUALAIKUM!! " teriak jayan baru pulang dari kampus

    Semua yang berada disana langsung menggelengkan kepalanya mendengar teriakan putra sulung bramasta itu

    "yaampun.... Siapa nih cantik banget" celetuk jayan melihat nenek arumi kemudian menghampiri nya

    "mulaikan goda-goda neneknya... " ucap nenek arumi sambil mencubit pipi jayan dengan gemas

     Jayan menyengir lalu memeluk nenek arumi "kenapa tidak ngabarin jayan kalo nenek mau datang?" tanya jayan

     "sengaja... Biar jadi surprise " jawab nenek arumi

     "ck, pipi kamu kenapa kurusan hm? Pasti kamu selalu telat makan kan? " tebak nenek arumi mengusap pipi jayan

     "biasa nek.... Mikirin tugas dari dosen hampir bikin kepala jayan meledak" cerocos jayan menggebu-gebu

    Bram dan salsa hanya tersenyum melihat interaksi keduanya nenek dan cucunya itu

    "assalamualaikum... " ucap aya dengan nada pelan

    "aya.... Sini sayang... Liat nenek baru aja dateng nih" ucap salsa

    Nenek arumi menatap tak suka pada aya,  begitu pun aya juga menatap tak suka wanita paruh baya itu

     Bram mengerti jika putrinya dan ibunya selama ini tidak pernah akur,  sebuah fakta jika aya sakit hati dengan perkataan neneknya, aya sendiri langsung kabur ke rumah maminya, dan nenek arumi juga menjadi alasan mengapa aya tidak mau menerima nama marga bramasta pada namanya, karna aya sudah berniat akan keluar dari keluarga ini hidup bahagia di luar sana tanpa papinya

    "aya... " panggil bram dengan lembut  membuat aya tersentak lalu terpaksa menghampiri mereka

    "anak perempuan jam segini kenapa baru pulang sekolah?  Pasti langsung keluruyuran tak jelas" sindir nenek arumi menatap julid ke arah aya

    Aya hanya memutar bola mata dengan malas "huffhhtt.... Apalagi ini yaalloh!! " Keluhnya dalam hati, seperti masalah akan selalu datang pada hidup aya tanpa rasa bersalah

  "kayak ada suara nenek gayung deh "balas aya pedas sambil melipat tangannya di dada dengan tubuh masih berdiri

     "liat bram.... Buah memang tak akan jatuh jauh dari pohonnya... Begitu pun anak ini, sama seperti wanita itu" ucap nenek arumi kesal

    Bram hanya bisa menghela nafas dengan kasar, salsa yang berada di sebelah nya mengusap pelan lengan bram

    "seperti nya penyakit pikun anda kumat deh nyonya besar.....jelas saya dan mami saya sama.... Karna mami sayalah yang melahirkan saya" balas aya dengan santai

     "dasar nenek peyot.... Mau lawan gue? Ya gak bakal bisa... " batin aya tersenyum miring pada nenek arumi yang menatap tajam dirinya

   "lihat bram lama-lama anak ini kurang aj—"

AYANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang