Eighteen

539 39 16
                                    

Kedua kalinya Nolan terbangun, ia mendapatkan dua omega yang dikenalnya berada dalam ruangan yang sama dengannya. 

Keduanya langsung mendekat saat Nolan tidak sengaja mengerang, nyeri di tubuhnya tidak hilang meski sudah sehari terlewati. 

"Jangan banyak bergerak. Tulang pinggulmu retak, jadi akan sakit kalau bergerak."

Mengerti sumber rasa sakitnya, Nolan mengangguk. 

Setidaknya ia bisa menggerakkan tangan dan area kepalanya, meski masih sedikit terasa kaku. 

Salah satu omega, yang Nolan kenal sebagai kak Owen sebelumnya, berjalan ke samping ranjang yang ada meja nakas lalu menuangkan air dari teko ke dalam gelas. Memberikan sedotan di sana dan mendekatkannya. Lalu di arahkan sedotan ke bibir Nolan yang begitu kering agar bisa meminumnya.

Nolan mengisap sedotan sampai air dapat diminumnya. Setelah cukup menggeser sedotan menggunakan bibir yang disadari oleh Owen dan langsung menariknya menjauh.

Banyak pertanyaan yang sekarang memenuhi kepala Nolan. Alasan ia di tempat ini, siapa yang membawanya, sampai apa yang terjadi pada Ren. Karena tidak mungkin Ren yang membawanya di tempat ini, terlihat Owen dan Caine yang kini berada di tempat yang sama dengannya.

Seolah mengetahui pertanyaan di benak Nolan, Caine menarik kursi besi untuk duduk di samping ranjang. Mulai berbicara menjelaskan dengan tepat apa yang sedang dipikirkan olehnya.

"Kamu disini dibawa sama kakak ipar kakak." Mulai Caine. Menyentuh pelan tangan kiri Nolan yang tertancap jarum infus dan mengusapnya. "Keadaan kamu begitu buruk jadi harus di rawat."

Kemudian Caine sejenak menatap Owen seperti meminta persetujuan. Begitu Owen mengangguk, Caine mngarahkan kembali pandangannya pada Caine. "Kamu tenang saja, kakak sialan kamu itu sudah masuk ke penjara. Mungkin akan mati membusuk di sana."

Kok bisa?

Nolan berkedip tidak percaya. Yang Nolan ketahui adalah keluarganya  memiliki pengaruh yang besar. Bahkan jika Nolan berkoar-koar sekalipun pada seseorang, tidak akan ada yang menindaklanjuti karena sang kakak akan langsung menutup mulut mereka.

Tetapi sekarang ia mendengar Ren masuk penjara, seperti mimpi yang selama ini hanya bisa ia angan-angankan, akhirnya terjadi juga.

"Kamu bisa tahan perlakuannya yang bejat itu, luar biasa."

Di lain sisi Owen sudah meletakkan gelas. Tangannya terulur mengusap kening turun ke rambut yang lepek karena keringat. "Mulai sekarang kamu tanggung jawab kami. Saya sudah mengurus semuanya sampai sekarang nama Lewis lepas dari nama mu."

Mungkin sudah lama Nolan tidak merasakan kehangatan ini. Karena sekarang air matanya mengalir, terisak pelan di temani dua omega disampingya. Tidak berhenti memberikan kata penenang sampai Nolan merasa puas.

"Terima kasih."

---

Caine dengan gemetar duduk di ruang tunggu. Tangannya terkepal satu sama lain, memberi kekuatan untuk dirinya sendiri agar tangisnya tidak pecah.

Sudah sejam berlalu sejak ia duduk terdiam, menunggu sesuatu di dalam dua pintu yang sedang tertutup itu. Tidak sendiri, ada Brent menemani dirinya sedari tadi. Tidak seperti Caine, Brent lebih tegar karena bisa mengulurkan tangan untuk mengusap pundak Caine. Membantu Caine agar tidak lebih panik, walaupun ia tahu sang kembaran sama khawatirnya seperti dirinya sekarang.

Meski pintu tertutup, Caine masih dapat mendengarkan suara-suara barang yang bertemu. Padahal di dalam ruangan itu ada tiga orang tambahan, tetapi tidak bisa menenangkan satu orang yang baru saja mengetahui gender keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beyond the Beyond: After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang