001

278 38 5
                                    

Guys aku bawah mereka nih!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guys aku bawah mereka nih!!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!!!

Beberapa Tahun yang lalu///

Arumi membiarkan heelsnya mengetuk lantai dengan suara nyaring. Tak peduli jika saat ini ia berada di sebuah tempat yang kebanyakan tengah mengalami sebuah musibah.

Rumah sakit, itu adalah tempat yang selama ini membuat Arumi menghabiskan banyak waktu. Setidaknya, beberapa tahun terakhir.

Dia melangkah, menarik sudut bibirnya saat beberapa kali orang berpakaian sama sepertinya menyapanya. Atau suster yang menunduk sopan dan tampak begitu ramah.

Lalu, langkahnya melambat saat menemukan beberapa orang berpakaian sama dengannya, tampak berbincang di depan sana. Di depan sebuah ruang rawat inap.

Arumi mempercepat langkahnya, namun tidak begitu terburu. Dia hanya sedikit melebarkan langkahnya hingga tiba di kerumunan para dokter juga suster yang hendak melakukan kunjungan di rumah sakit. Seperti biasa, yang hendak melakukan pengecekan rutin di setiap ruangan.

Dia tersenyum, lagi. Menarik sudut bibirnya lebih lebar dan menyapa beberapa seniornya. Tidak lupa, wajah ramah yang terpancar di wajahnya itu. Dibuat seramah mungkin.

Arumi sudah mulai terbiasa. Terbiasa jika dia, harus bersikap lebih ramah. Lebih sopan di depan para orang-orang yang mungkin statusnya lebih tinggi darinya?

Sejak ia tinggal bersama neneknya, Arumi mulai terbiasa. Melatih dirinya menjadi seseorang yang harus bisa menempatkan dirinya di mana dia bisa dihargai. Setidaknya, sejauh ini. Segalanya sesuai dengan apa yang Arumi harapkan.

"Bagaimana keadaan pasien di ruang rawat kosong sebelas?" Suara itu mulai terdengar, beberapa kali mendapatkan jawaban sedang Arumi sibuk membaca hasil pemeriksaan pasien yang ia terima dari suster yang bertugas.

Langkahnya melambat. Mengikuti beberapa dokter yang terlibat percakapan serius. Sesekali, Arumi harus mendongak demi mendengar hasil dari para seniornya. Lalu, tampak berpikir, menimbang.

Sampai langkahnya terhenti di depan sebuah ruangan.

"Ini adalah ruangan salah satu pasien VVIP. Usahakan, setiap keluhan segera sampai pada kami." Ucapan itu, dari dokter senior. Hal yang lumrah ia dengar setiap kali ada beberapa orang kaya masuk ke dalam rumah sakit.

Lalu, mereka masuk. Sibuk menyapa dan berbasa-basi. Bertanya tentang banyak hal yang menjerumus pada keadaan pasien.

Sampai suara ribut, berisik dari luar membuat perhatian Arumi teralihkan. Dia yang berada sedikit lebih dekat dengan pintu keluar tidak bisa menahan diri lebih lama untuk tidak penasaran. Terutama saat suara ribut kian terdengar nyaring.

Kakinya bergerak, heelsnya kembali berketuk dengan lantai sampai perhatiannya tertuju pada seorang pria yang kini terlibat cekcok.

"Ada apa ini?!" Tanya Arumi pada salah seorang suster yang ia tahu pasti mengerti awal kegaduhan itu.

Bukan Sang CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang