16-Hubungan

227 30 2
                                    

Kereta kuda yang dikemudikan masing-masing dua ekor kuda mulai diberangkatkan, pangeran Norawit mengumumkan perjalanan sang omega dan selirnya sebagai perjalanan untuk mengistirahatkan diri dari rutinitas kerajaan. Sang pangeran omega akan pergi ke Aquatopia bersama selir Rapeepong. Tak hanya itu, Luna dan ibu suri pun turut serta dalam perjalanan ini.

"Aku akan merindukan kalian," Ujar Norawit pada Nattawat dan Rapeepong.

Kedua omega itu mengangguk, "Kami juga akan merindukanmu, yang mulia," Ujar Rapeepong, "Aku berjanji akan selalu menjaga pangeran omega dan calon bayinya,"

Rapeepong terlalu lugu, mendengar penuturannya, Norawit lalu mengusap kepala omega belia itu dengan lembut, "Jangan lupakan kandunganmu yang telah mendekati waktu kelahiranmu itu, omega! Kalian pasti bisa saling menjaga satu sama lain," Tutur sang pangeran mahkota dengan suara yang lembut, membuat Rapeepong menunduk tersipu, "Izinkan aku naik ke keretaku, yang mulia," Pamitnya seraya melangkah mundur.

Kini giliran Nattawat yang berpamitan dengan alphanya, "Rapeepong memang lugu, ya?" Komentarnya, lalu memandang alpha di depannya, "Aku berangkat dulu, semoga dewi melindungi kita semua," Nadanya terdengar gelisah, "Aku tak tahu ini kapan akan berakhir, tapi aku berharap tak ada yang bisa menyentuh para keturunan kita,"

Keduanya berpelukan erat, menghidu aroma masing-masing dan menyimpannya dalam memori, seraya berdoa pada Yang Kuasa meminta perlindungan.

"Alpha, aku baru saja merasakan jatuh cinta denganmu, tapi kenapa rasanya berat sekali?" Gumam Nattawat sendu, ia lalu menghela nafas, "Apakah semua omegamu begini?"

Norawit melepas pelukkannya pada Nattawat, memandang lekat yang lebih muda, "Aku tidak meninggalkan feromon ku di kamar putri Benyapa," Jawabnya yang sukses membuat Nattawat menunduk tersipu.

Rona pipi itu nampak indah di wajah Nattawat, memang benar kata orang, keturunan Dewi memang selalu indah, termasuk omega di depannya ini, "Alpha, aku dan selir Rapeepong akan segera berangkat, pastikan dirimu aman di sini,"

Kuda di pecut, roda-roda kereta lekas berputar membawa kereta terakhir yang berisikan dua omega Norawit yang tengah mengandung itu untuk pergi ke tempat yang aman. Sedangkan di depan sana, jauh sudah berjalan, kereta kuda berisikan Luna dan ibu suri memimpin, lalu di belakang kereta Luna, putri Benyapa dan anaknya menyusul.

Norawit menghela nafas berat, anak-anaknya sebentar lagi akan lahir, tetapi ia justru mengirim kedua omeganya pergi ke tempat lain dan tidak bisa menyambut kelahiran kedua anaknya nanti. Tugasnya sebagai pangeran mahkota lebih penting, ia harus menyelamatkan kerajaannya dari pada pengkudeta.

***

"Selir Rapeepong, kelahiran anakmu sudah dekat, dan kau ada di bawah pengawasanku, jadi jika kau merasakan tanda-tanda akan melahirkan, aku mohon beritahu aku, ya?"

Rapeepong tersenyum lembut, "Aku akan pergi mengikutimu kemanapun sepanjang waktu, agar kau tidak perlu khawatir," Ujarnya lembut pada Nattawat.

Kedua omega itu telah akrab sebagai kakak dan adik, usia Nattawat yang lebih tua itu membuat rasa tanggungjawab untuk melindungi Rapeepong. Dan sang selir yang masih lugu pun tidak keberatan dan justru senang akan kehadiran Nattawat sebagai sosok kakak yang menyayanginya.

"Pangeran omega, terima kasih banyak," Ujar Rapeepong kemudian.

"Untuk apa?"

Yang lebih tua tersenyum, meraih tangan Nattawat dan menuntunnya untuk mengusap perut besarnya, "Karena melindungiku anakku, kau sangat baik! Tidak menganggapku sebagai saingan seperti selir yang lain, kau membuatku merasakan bagaimana rasanya disayangi dan dilindungi oleh kakak," Rapeepong menjeda, "Satu-satunya orang yang membuatku nyaman untuk bercerita dan mengadu adalah dirimu, walaupun kita belum lama bertemu dan dekat, tapi aku bisa merasakan ketulusanmu,"

Nattawat mengangguk haru, "Aku tahu, kau adalah orang yang baik, makanya aku mau berbuat baik padamu juga," Balasnya, kini tangannya menggenggam tangan Rapeepong, "Selama ada aku, kau tak perlu khawatir, aku kakakmu,"

Tiba-tiba Rapeepong menangis, memeluk Nattawat dengan segera meskipun kesulitan karena perutnya yang mengganjal keduanya. Perut Nattawat juga semakin nampak buncit sekarang, "Terima kasih banyak, pangeran! Hanya kau yang mau menganggapku sebagai keluarga!"

Nattawat tersenyum seraya mengusap surai yang lebih muda, menenangkan omega tersebut. Dalam hatinya ia berandai, andaikan semua orang memiliki hati yang bersih seperti Rapeepong, dunia akan damai dan tak akan ada pengkudetaan yang direncanakan.

Keduanya tiba di Serenith, daerah terpencil Aquatopia yang berada di pesisir, tempat yang tidak terlalu ramai namun tidak terlalu sepi. Banyak masyarakat dari berbagai sudut Aquatopia yang datang untuk bermeditasi demi mendapatkan keturunan. Tempat kesukaan pangeran Nattawat saat ia kecil.

Dua buah kereta kuda berhenti di salah satu rumah kecil yang terawat rapi, meskipun nampak luarnya seperti rumah berusia puluhan tahun. Nattawat turun terlebih dahulu untuk membantu Rapeepong turun dari kereta kuda.

"Sementara ibu Suri, Luna, dan Putri Benyapa akan tinggal di istana Aquatopia, kita berdua akan tinggal di sini sampai kau dan aku melahirkan, atau sampai alpha menjemput kita di sini," Ujar Nattawat pada Rapeepong, "Apa kau tidak keberatan tinggal di rumah sederhana seperti ini?" Tanyanya kemudian.

Rapeepong menggeleng pelan, "Aku dilahirkan di rumah sederhana, aku tak akan kesulitan jika harus kembali hidup di sini. Asalkan bersamamu, maka aku akan baik-baik saja," Jawabnya.

Tapi rumah itu tidak sesederhana seperti apa kata Nattawat, rumah ini cukup besar jika hanya ditinggali kurang dari lima orang. Namun Rapeepong tidak mengeluh, ia telah berjanji akan setia kepada mereka yang telah melindunginya, bahkan jika ia harus menyerahkan nyawanya sendiri.


















Bersambung! Sudah berapa lama ya Vee tinggal ini book? Ada yang kangen tidak yaaaa?

The Aquatopia [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang