3

493 46 2
                                    

Dear Diary,
Pada tanggal 23 Agustus 2023, pacarku mengalamkan cedera di kaki kirinya Lutut Kathrin ditusuk pisau tajam oleh orang gila, mungkin ia hatersnya yang sangat membencinya. Tetapi, mengapa ia harus melukainya? Oleh karena itu, Kathrina tak bisa lagi kembali kerja. Luka di kakinya terlalu severe dan bahaya, maka dari itu-itu adalah saftey risk.

Sekarang, saya sedang menulis kisah ini dalam buku catatan journal milikku walaupun peristiwa itu sudah terjadi setahun yang lalu-menunggu Kathrina untuk segera pulang dan berlari dalam dekapan hangatku. Saya baru saja memutuskan hubungan tanpa status saya dengan keponakanku, Greesella. Greesella terlalu obsesi denganku, walaupun ia tau ia hanya selingkuhanku saat masa terburuk saya.

Setelah kejadian itu, Kathrina terlihat seperti putus asa. Hari-hari berturut, ia tak pernah muncul sama sekali. Saya mencoba menghubunginya, tetapi, ia tidak membalas. Saya khawatir. Kemana kah kamu, cintaku?

Sudah tiga hari kamu tak balas panggilan dari ponselku, pas saya mencoba menghubungi Ella, ia hanya menaikkan kedua bahunya bingung-"Gak tau, tante Zee. Mungkin dia lagi sakit." katanya berturut-turut. Apakah mereka mencoba untuk menutupkan apa yang beneran terjadi padamu? Tak mungkin, kan?

Tak mungkin keluargamu sekejam itu. Saya khawatir denganmu, Kathrina. Saya benar-benar khawatir.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk melakukan search. Aku memikirkan semua tempat yang kau biasanya kunjungi: taman, mall, cafe, villa. Tetapi, aku tidak mengingat suatu tempat yang sangat berharga bagimu-atap sekolah SMA kita. Saya beranjak pergi dari kasurku, saat itu matahari sudah lama terbenam. 00:37 A.M. Aku bergegas pada atap sekolah itu, menghela nafas panjang saat membuka pintu masuknya-lalu, melihat sosok dirimu membuat hatiku tenang.

Kamu selamat.

Tak lama lagi saya memeluk kamu erat; matamu kosong. Kamu benar-benar beda, Kathrina. Tetapi, aku tetap mencintaimu. Saya kekasihmu, apa adanya. Sedikit demi sedikit, saya mendengarkan tetesan air mata jatuh pada pundak kananku-setelah menoleh pada arah suara itu, aku hanya melihat dirimu yang sedang menangis.

Sakitnya.

Mengelus kepalamu pelan, aku membisikan rayuan padamu; "Jangan nahan tangisanmu, aku rela mendengarkan semuanya." bisikku lembut. "Kenapa kamu selamatkan aku?" Tanyanya dengan suara gemetar. "Kenapa tidak? Sekarang belom waktumu, Kathrina." Balasku, menatap mata kosongnya. Kathrina hanya menahan tangisan terpendamnya, ia tidak mau menangis!

Sedikit demi sedikit, rayuanku berhasil meluluhkan hati Kathrina-ia mulai mengeluarkan air mata terpendamnya, namun menangis dalam dekapanku. Saya membuang nafas lega, menatap bintang pada malam hari-cantik, cantik seperti Kathrina. "Aku selalu berada di sisimu, Kathrina." ujarku.
"Aku terlalu kotor menjadi manusia, maafkanlah aku Azizi." tangisnya padaku. "Aku tau kamu tidak mau itu terjadi, itu bukan salah kamu. Itu salah Gianno." saya menenangkan hati beratnya.

Kathrina hanya menangis, menangis, dan menangis. Rasa terpendamnya sedang dikeluarkan, sampah emosinya sedang dibuang, ia menangiskan semua isi hatinya yang berat. Aku bersedia mendengarkan segala hal yang ia menangiskan.

Setelah beberapa saat, ia tertidur dalam dekapanku. Capek mengeluarkan semua frustasinya. Saya hanya mengelus dan memeluknya; menatap sekitarku yang sepi dan hening. Jadi inikah rasanya? Menjadi tempat ternyaman seseorang? Apapun itu, aku senang menjadi pacar seorang Kathrina Alexandra Irenaputri, walaupun aku tak bisa menjadi yang paling sempurna untuknya.

February 15th, 2024

"Zoy!" seru Kathrina saat membangunkan diriku yang sangat capek dengan peristiwa semalam, menindih tubuhku dari atas. Kedua kelopak mataku mulai membuka pelan-pelan, aku disambut wajah Kathrina yang tengil sekali. Yang membuatku terkejut adalah, ia memakai pakaian yang minim sekali! Gila! Aku melupakan kejadian sebelum kita tidur.

"Kath! Pake baju yang bener dulu deh!" perintahku heran, menejamkan mataku cepat setelah melihat tubuhnya-malu, saya malu. "Aelah, bukannya kamu suka?" ledeknya padaku, memakai sebuah kaos putih oversized, lalu memelukku dari sebelah. Aku membuka mataku, melihat bahwa ia sudah di samping kiriku. Tanpa lama lagi, aku mendekatkan bibirku padanya, menciumnya pelan dan lembut. Tak sadar, Kathrina menjambak rambutku, lalu mengecupku kasar, kasar sekali!

Saya terkejut, entah kenapa Kathrina mulai mendominasikan ciuman ini! Apa kepala dia kejeduk?! Ini bukan Kathrina yang saya kenal! Ia menatap mataku tajam, membuat wajahku memerah. Sial. Sial sekali! Mengapa saya ada di posisi ini! Saya kelihatan terlalu lemah! "Kath, ini aneh banget." bisikku lembut di dalam dekapan erat Kathrina, ia hanya tersenyum licik. "Aneh? Bukannya ini normal, Zee? Kamu selalu giniin aku, jadi kenapa kalau kita gantian? Lagian, tadi kamu kelihatan enjoy." balasan Kathrina hanya membuatku memerah lagi, ia terlalu pintar!

Aku hanya terdiam dalam pelukan Kathrin, ia mengelus tubuhku pelan. Malu, malu sekali. Saya didominasikan seorang cewek! Yang lebih memalukan lagi, saya didominasikan oleh pacarku yang feminin, centil, dan biasanya "lemah". Apalah! Apa yang aku sedang nulis di diary aku?! Menejamkan mata, Kathrin mengecupku sekali lagi, tetapi di bagian yang beda. "ISH! GILA LU KATH! KEPALA KAU KU TEBAS KALO MAU!" bentakku padanya; itu hanya membuatku lebih mati!

"Kamu beruntung aku sayang kamu." kekehnya, menyelipkan kedua tanganya pada bajuku-saya panik, takut dengan apa yang ia akan lakukan. Tetapi, ia hanya memegang perutku. Aneh. Entahlah, asalkan ia tidak melakukan hal yang terlalh aneh, aku tidak apa-apa. Lagian, mungkin ini cuman mimpi buruk. Tapi kenapa aku mimpiin pacarku sendiri seperti ini? Aku tidak mengerti ini sama sekali! Mungkin saya mulai menjadi gila!

Pacarku tidak cabul, ia polos! Saya yang merusakkannya, ini salahku! Ini salahku! Sial! Mengapa aku menjadi marah-marah tidak jelas?! Emosiku tak teratur, mungkin aku harus menenangkan diriku. Aku menyenderkan kepalaku pada pundak Kathrina, lalu memikirkan, apa yang aku harus lakukan saat ini? Emosiku kacau, dan saya tidak ingin meracuninya pada Kathrin. Tiba-tiba, saya mengingat sahabatku yang bisa disebut seorang psychologist, Ashelia.

Tetapi, aku tidak mau jalan dengan wanita selain Kathrin! Aku takut ketahuan berkonsultasi dengan Ashelia, saya takut Kathrina merasa cemburu. Dan kalau dia cemburu... Dia serem. Serem kayak kejadian pagi itu. "Melamunin siapa? Kok gak ngomong sama pacarmu aja? Aku disini loh. Kalau kamu melamun, berarti kamu mikirin cewek lain?" Kathrin merusak lamunanku, menarik daguku keras agar menatap matanya. Fuck. Aku salah tingkah!

"Sorry, Kath. Aku gak mikirin siapa-siapa." bohong saya padanya-ia menaikkan kedua alisnya. "Yakin? Kalau kamu gak bohong, kenapa takut natap mata aku? Ayolah, jangan jadi penakut." ia mengelus pahaku, itu hanya membuatku lebih terbungkam! "KATH! KNOW YOUR LIMITS!" tegurku padanya, aku merasa tidak nyaman! Apa yang terjadi pada Kathrinaku?! Mengapa dia menjadi beda?! Dia berani memegang bagianku yang saya tidak merasa nyaman dengan! Argh! Mengapa kamu berubah?! When will the Kathrina I know come back?

Siapapun kamu yang membuat Kathrina seperti ini, kamu jahat. Jahat sekali.

The Perfect Pair | ZEEKATH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang