Terima kasih sudah mau menunggu dengan posisi di ambang batas kesabaran. Happy reading deh pokoknya☺
___⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___Kilatan petir menyambar di kaki pegunungan. Pemandangan menyeramkan, sekaligus langka baru dia jumpai. Langkah yang seharusnya berlanjut mulai ragu, firasat akan adanya kekuatan besar dirasakan begitu sangat kental di daratan yang dia pijak. Bahkan, napasnya terasa sesak, meski tujuannya belum tuntas.
Leon memandang hamparan rerumputan luas, di sana sebuah rumah tua tampak di pengelihatan. Dengan tekad di dalam dirinya muncul kembali, tatkala mengingat keselamatan Jemma juga Zale teramat penting.
Dia terus memaksa tubuhnya yang selalu mengeluarkan sinyal bahaya, agar dirinya menjauh dari lokasi tersebut. Apa lagi ini bukanlah gelombang jahat, namun kuatnya kekuatan seseorang mampu membuat dirinya meringis kesakitan.
Sebisa mungkin Leon masuk ke sana. Dan menjumpai sosok Jemma melayang di tengah ruangan sambil beberapa kilat cahaya berkeluaran liar. Di samping itu, Leon melihat Dimitri terdiam mematung, seolah memang tidak bisa bergerak bebas.
"Jemma, turunlah!" seru Leon meminta.
Suara Leon tak terdengar oleh gadis itu. Justru, Dimitri seakan tersadar setelah mendengar suara seseorang, tiada lain ialah Leon sendiri.
"Berhenti, jangan dekati dia!" cegah Dimitri.
Leon menoleh, lalu menggeram marah. "Kau apakan Jemma!"
Dimitri kian terpojok, dadanya semakin sesak saat Leon dengan amarah meluap mendekatinya. "Mengapa kau diam saja, Rikkard!" bentak Leon. Yang berhasil menjangkau Dimitri.
Tangannya mencengkram kuat kerah baju pria yang pernah menjadi teman baiknya itu. Leon dengan sengaja menahan gejolak kekuatan aneh di dalam tubuhnya, sampai Dimitri turut merasakan.
"Arghh ... menjauhlah, dasar iblis!" maki Dimitri mencoba melawan.
"Kau lupa, jika kau juga iblisnya, Rikkard. M—mari kita rasakan bersama, hasil penolakan yang aku tahan ini!" desis Leon tersenyum miring.
Brak!
"Ughh ...." Leon melenguh setelah ditarik paksa.
Dia melirik Jemma, ternyata gadis itu sudah tersadar. Jemma terlihat kelelahan, lalu tangan kanannya terbuka mengarah pada Dimitri yang di kondisi sangat mengenaskan.
Dimitri terbatuk mengeluarkan darah. Susah payah pria itu menyeret tubuhnya menghampiri Leon untuk mengatakan sesuatu, sayangnya, tubuh lemah tersebut terpental. Mata berkaca-kaca miliknya tampak menyuarakan kesedihan, atau mungkin penyesalan mendalam dari Dimitri sendiri.
Gerakan mulut tak terbaca Leon lihat. Kata 'maaf' tergerak dan pada akhirnya Jemma seperti meremukkan Dimitri melelaui gerakan tangannya tanpa menyentuh langsung objek di depan mata. Muncratan darah seperti hujan jatuh di dalam sana menetes. Seketika pemandangan sadis itu Leon lihat dan kembali memandang Jemma sedikit gentar.
"Aku ingin kita hidup damai di dunia ini, Leon." Suara bergetar Jemma menyuarakan segalanya. "Hidup atau mati, aku menginginkan akhir bahagia untuk aku, kau, dan juga Zale."
"Nerida ...," lirih Leon memanggil.
Pria itu bangun dan menghampiri si gadis. Tangannya hendak meraih serta memeluk tubuh Jemma—yang bagai tembus pandang. "T—tidak, tidak mungkin!" racaunya sambil menatap kedua tangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/350598183-288-k16949.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [End]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...