01.

7 0 0
                                    

Libur tengah semester selesai saatnya masuk sekolah seperti biasa. Selama aku berjalan di koridor masih ada beberapa anak yang menatapku tidak senang. Sungguh aneh, padahal rumor jelek itu sudah lama hilang mereka masih menatap ku begitu.

"Eva!!!"

Aku menoleh, Samantha berlari di koridor menghampiri ku. Senyumku terukir. Meski masih ada yang membenciku aku tidak perduli yang penting aku tidak sendiri di sini.

"Pagi sam!" Sapa ku.

"Pagi juga!" Sapanya riang. "Hari libur berlalu begitu cepat ya."

Aku mengangguk.

"Jadi, liburan ini kamu kemana aja?" Tanyanya sambil berjalan bersamaku.

Aku tersenyum sedih. "Aku di rumah saja, karena ibu repot belakangan ini."

Selama liburan Miss Andrea dan Mr Bernard harus pergi karena urusan pekerjaan. Sementara aku tinggal dirumah bersama Monica. Aku niatnya mengajak Samantha main ke rumah, atau jalan-jalan, tapi ternyata dia diajak ke New York sama orang tuanya.

"Oh ya, gimana jalan-jalanmu di New York?" tanyaku.

Senyum Samantha langsung menghilang. "Tidak seru. Aku cuma mampir ke rumah saudara saja."

Aku mendelik. "Hah? selama liburan itu? Masa tidak sempat jalan-jalan di sana?"

Samantha menggeleng. "Jadwal ku padat sekali, tiap hari harus ikut acara, belum lagi acaranya membosankan pula. Tahu begini lebih baik aku di rumah dan kita bisa jalan-jalan tiap hari." Sungutnya.

Aku terkekeh. "Iya, mungkin itu yang terbaik ya."

Selama liburan yang bisa aku lakukan hanya membaca buku dan menonton televisi. Biasanya aku bisa menghibur diri dengan itu tapi kali ini tidak bisa, karena ada pikiran baru yang mengangguku, yaitu laki-laki itu. 

Sejak pertemuan itu, wajahnya terngingang terus di kepalaku, bahakan sampai terbawa mimpi.

Siapa dia? Kenapa wajahnya mirip dengan Damien? Apakah dia salah satu murid di sini? Atau hanya pengunjung yang berkunjung di sana?

Aku meremas tanganku. Kalau aku tidak takut sama gadis waktu itu, sudah pasti aku mengejarnya. Sekarang jejaknya hilang, tidak ada yang bisa kulakukan lagi.

Saat tiba di lantai dua, aku melihat Juliet tengah berjalan sambil membawa tas cokelat di tanganya, dan tidak lama ia berpaling pada kita. "Sam kebetulan sekali kamu sudah datang."

"Juliet hai, ada apa?" tanya Samantha.

"Mau bagikan foto polaroid waktu acara kemarin," Ujar Juliet sambil mengeluarkan amplop dari tas yang ia bawa, lalu memberikan padanya.

"Makasih," Jawab Samantha seraya menerima amplop itu.

Juliet tersenyum balik. "Ngomong-ngomong gimana kabar cafe mu sekarang?"

"Lumayan rame beberapa minggu ini, cuma kita kekurangan pekerja saja," Balas Samantha sedih.

Sekarang Cat Diner sudah berubah menjadi Cat Cafe yang menjual aneka roti dan teh. Waktu pembukaan Miss Catherine mengundang aku, Oliver, Miss Andrea dan Mr Henry sebagai pelanggan pertama untuk uji coba makananya. Setelah makanan di setujui barulah cafenya dibuka untuk umum.

"Oh, kalau kurang pekerja aku bisa bantu," usul Juliet.

Mata Samantha berbinar. "Eh, sungguhan nih?"

Juliet tersenyum. "Iya, aku dengar salah satu temanku ada yang butuh, nanti aku kabari kamu lagi ya."

Samantha mengangguk cepat. "Makasih banyak!"

Eva MissionWhere stories live. Discover now