04.

2 0 0
                                    

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Aku kini tengah menaiki tangga menuju kelas tiga. Sebelum pergi tadi aku sempat tanya sama Samantha dimana ruang kelas Daniel dan dia bilang kelas 3C.

Setiba di kelasnya, aku mengintip dari bilik pintu untuk melihat ke dalam. Aku berharap bisa menemukannya tapi sayangnya tidak, yang aku lihat hanya kakak kelas lainya.

"Permisi, apakah kamu melihat Daniel?" Tanyaku pada seorang gadis yang berdiri tidak jauh dari pintu.

Gadis itu sangat tinggi, rambutnya pendek warna ungu pucat dan matanya sipit. Melihat penampilanya membuat ku teringat akan Nadia.

"Daniel, baru saja keluar." Jawab gadis itu.

"Oh, apa kamu tahu kemana Daniel pergi?" Tanyaku.

Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak, ada apa?"

Aku tersenyum kecil. "Tidak apa-apa cuma mau ngomong saja sama dia." Aku menghela nafas sedih. Yah, dia tidak ada di sini, harus cari di mana lagi? Sekolah ini besar pula tidak mungkin aku keliling?

Aku melirik ke arah gadis itu. Oh iya dia kan satu kelas dengan Daniel, dan tiap anak baru wajib memperkenalkan diri dan menceritakan dimana mereka berasal, jadi gadis itu pasti tahu asalnya.

"Daniel anak baru ya, apakah dia dari Minnesota?"

"Aku juga tidak tahu, dia tidak pernah cerita tentang masa lalunya."

"Ah, begitu," balasku sedikit kecewa. "Ya sudah makasih," akhirku lalu meninggalkan kelas.

Aku menghela nafas. Aku coba temui nanti pulang deh.

Saat berjalan turun, aku melihat Claire tengah naik ke lantai tiga. "Hai, Claire mau cari Daniel ya?" Tanyaku.

Claire terkejut dengan perkataanku. "Kamu tahu dari mana?"

Aku menggaruk kepala. "Waktu itu kamu mengejar dia, jadi aku menduga saja."

Claire mengangguk. "Memang apa dia ada di sana?"

"Tidak dia keluar, aku baru saja memeriksa kelasnya."

Claire menundukkan kepala. "Haa... kenapa setelah tahu, dia jadi makin susah di temui ya?" Keluhnya lalu berjalan turun.

Melihat Claire jadi ingat kalau dia sudah lama sekali mengejar Daniel, jadi apa mungkin dia tahu sesuatu tentang dia?

"Tunggu, kamu tahu tidak kemana Daniel pergi?" tanyaku seraya menyusulnya turun.

"Biasanya dia suka tidur di kebun sekolah." Balas Claire.

"Wah, bagus kalau gitu ayo kita kesana." Ajakku.

Claire mengangkat tangan. "Percuma, aku barusan periksa tapi dia tidak ada disana."

Aku cemberut. "Ngomong-ngomong kenapa kamu mencari Daniel?" tanyaku.

Claire terdiam sejenak lalu menjawab. "Oh, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan... kalau kamu?"

"Ah, sama aku juga, kalau gitu lain kali kita cari bersama ya?" Usulku.

Claire menundukkan kepala. "Tidak usah, aku cari sendiri saja."

"Kenapa?"

Claire tidak menjawab ia langsung berjalan cepat meninggalkanku.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Hah? kenapa kabur begitu? bukankah lebih enak cari bersama-sama ya?"

***

Istirahat kedua dimulai, karena tadi gagal mencari Daniel, sekarang aku mencoba lagi. Mulai dari memeriksa kelas, kebun sekolah hingga mengelilingi seluruh gedung sekolah, dari lantai tiga hingga lantai satu. Tapi meski begitu aku tetap tidak menemukannya.

Aku menghela nafas. Aduh, dia kemana sih? apa aku coba periksa kelasnya lagi siapa tahu dia sudah kembali.

Aku baru saja mau kembali,  tapi terhenti begitu melihat Daniel keluar dari ruang konseling bersama seorang gadis. Melihat rambut putih itu hanya ada satu nama di benakku. Luna Thorn.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Luna khawatir sambil menatap Daniel.

Daniel memegang kepala. "Ia, baik-baik saja belakangan ini aku lelah saja."

Luna menatap prihatin. "Jangan, dipaksakan ya."

Daniel mengangguk lalu pergi.

Aku baru saja ingin mengikutinya tapi tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.

"Eva.. Kenapa kamu melamun saja?"

Aku berpaling dengan terkejut. "Hah! Mr Wilfred, Kok ada di sini tidak di dalam?"

Mr Wilfred tersenyum. "Oh tadi saya keluar sebentar."

"Ah gitu ya..."

"Kenapa Eva mau curhat lagi?" Tanyanya dengan senyum manis.

Aku menggeleng. "Tidak aku... " Sebelum melanjutkan perkataanku, aku melihat kebelakang, ternyata mereka sudah hilang. Hah cepat amat kemana mereka?

Kring....

"Oh, bel kelas bunyi... Aku balik dulu Mr." Ujarku.

"Iya... " Balas Mr Wilfred.

Saat tiba di kelas aku kaget, masih ada beberapa anak yang ngobrol dan bermain di luar kelas.

"Bel kelas sudah bunyi loh, kenapa tidak ada yang masuk?" tanyaku pada Samantha yang sedang asik melihat ponselnya.

Samantha mempause videonya lalu berpaling padaku dengan heran. "Bel? aku tidak dengar apa-apa."

Alisku melengkung. "Hah? tapi barusan aku dengar suara."

"Kalau ada suara, pasti mereka sudah pada masuk, kamu salah dengar saja." Balas Samantha santai.

Aku terdiam. Salah dengar? masa sih? padahal tadi terdengar jelas. Aku melihat ke jam dinding ternyata jam istirahat belum selesai. Aneh, kenapa bisa salah dengar ya aku?

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Samantha khawatir sambil menepuk pundakku.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil. "Iya aku baik-baik saja."

Ada apa denganku? Masa aku imajinasi semua itu?

Eva MissionWhere stories live. Discover now