Pukul 06.15 pagi, Dyren bangun dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Dyren adalah anak tunggal yg tinggal bersama ibunya. Ia anak yang berprestasi hingga mendapatkan beasiswa dan bersekolah di sekolahan elite. Ia juga anak yang sedikit keras kepala. Ayah Dyren bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang. Dyren pandai dalam pelajaran Fisika dengan rata² nilai 98.
Saat sedang mandi, terdengar suara handphone Dyren berdering namun ia tak mendengarnya selagi mandi menggunakan shower.
"Apa nihh, yesa??" Dyren terheran melihat log panggilan tak terjawab dari Yesa karena tidak biasanya ia menghubungi Dyren.
"Woy, napa??" Tanya Dyren yg menelfon balik Yesa.
"Mobil gwe di pake bokap, gwe nebeng lu ya" Ucap Yesa, seorang anak yg tidak kalah pintar dari Dyren. Ia sering menduduki peringkat 3 besar, ia memiliki tubuh yang tinggi agak kurus, rambut agak keriting dan berkacamata. Keahliannya mempelajari bahasa membuat dirinya mahir menggunakan bahasa asing.
"Ribet banget sih hidup lu, yaudah tungguin gwe di tempat biasa" Ucap Dyren meninggalkan telepon genggamnya.
"Oke"
Setelah mengenakan pakaiannya, Dyren bergegas turun ke bawah menghampiri ibunya.
"Maa, aku berangkat ya" Ucap Dyren sambil menggendong tasnya.
"Sarapan dulu ini udah mama siapin" Ucap bu Rosa sambil menyiapkan makanan di meja
"Aku sarapan di sana aja ma, dahh" Jawab Dyren Sambil menyalakan mesin motornya
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut!!" Seru bu Rosa berlari kecil keluar rumah.
"Iya maaa!!" Jawab Dyren menarik gas motornya.
15 menit berlalu, akhirnya Dyren sampai di tempat Yesa menunggu.
"Sa!!" Panggil Dyren yg berhenti di pinggir jalan.
"Ganti lagi?" Tanya Yesa menunjuk motor Dyren.
"Nggak, ini yg waktu awal sekolah gwe pake.. Emang jarang gwe bawa aja" Jawab Dyren sambil memberikan helm kepada Yesa
Butuh waktu sekitar 30 menit untuk menuju ke sekolah. Dengan kecepatan tinggi, Dyren membuat Yesa mencengkram jaketnya dengan erat.
Sesampainya di sekolah, Dyren menuju ke kantin meninggalkan Yesa di parkiran sekolah.
"Woyy!! Tunggu lah" Yesa berlari menyusul Dyren
"Prediksi lu semester ini siapa yg ada di peringkat pertama?" Pertanyaan yg selalu Yesa berikan kepada Dyren setiap mendekati ujian semester. Dyren tidak menjawab, pandangan nya fokus ke depan.
"Renn, Saa!!" Tampak seorang anak bernama kio sedang bersama Clara memanggil dari kejauhan yg membuat Dyren dan Yesa menghentikan langkahnya.
Kio, anak yg cool dan lebih pendek daripada Dyren. Ia ketua kelas di kelas 12C. Ia suka mempelajari pelajaran biologi, ingatannya yg kuat membuat dia bisa mengimbangi Dyren dan Yesa.
Sedangkan Clara, mukanya cantik, imut dan memiliki tubuh yg lebih pendek daripada yg lain. ia pintar dalam bahasa Inggris. Tidak seperti Yesa, Clara hanya fokus ke satu bahasa saja.
"Gwe mau cerita" Ucap Clara excited
"Ntar aja di kantin, gwe laper" Jawab Dyren meninggalkan mereka bertiga.
"Emang cerita apa??" Tanya Yesa penasaran.
Dengan bersemangat Clara mulai menceritakan sesuatu kepada Yesa.
"Gini, lu kenal vivi anak kelas 12 E?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody riddles
Mystery / ThrillerSebuah konflik di suatu sekolah membuat beberapa anak² pintar menjadi penasaran yg pada akhirnya mereka membuat suatu perkumpulan untuk menyelesaikan masalah tersebut