Balqis masuk ke dalam toilet, ia menemukan Clara yg sedang menangis di pojokan.
"Ra, lu kenapa?? Ada apa?" Tanya Balqis
Clara diam sambil menutup mukanya karena melihat Vivi yg tergeletak dan berlumuran darah di dalam toilet. Dengan suara yg serak ia mengatakan sesuatu
"Vivi di dalam" Ucap Clara mengusap air matanya sambil menunjuk ke arah wc
"Astaga!! Vivi!!??, nggak... Ngga mungkin!! Vii bangun Vii. Clara ikut gwe" Balqis terkejut, ia menggoyang-goyangkan tubuh Vivi. Karena tidak ada respon, ia langsung menarik tangan Clara untuk segera keluar dari dalam toilet.
Balqis berlari sambil menggandeng Clara yg masih syok setelah melihat Vivi di dalam wc.
"Pak, pakk!! Pakk andre!!" Teriak Balqis memanggil pak Andre di depan ruangan guru. Air matanya bercucuran, mukanya panik sambil tetap menguatkan diri.
"Apa?? Ada apa? Ini Clara kenapa?? " Ucap pak Andre kebingungan menatap Balqis dan langsung memeluk Clara.
"Anu, itu pak, apa ya, itu siapa"
Pak Andre kebingungan, ia tak mampu memahami apa yg di bicarakan oleh Balqis karena bicaranya terbata bata"Hah?? Kamu ngomong apaa?? Tenang dulu!!" Ucap pak andre seraya memegang pundak Balqis.
"Vivi meninggal pak di dalam wc!!" Teriak Clara di dalam pelukan pak andre sambil terus-menerus mengeluarkan air mata.
"Hahh?? Apaa??"
Ucapan Clara membuat satu ruang guru heboh, pak Andre yg panik langsung mengajak mrs Diana dan pak romi untuk mengecek langsung ke tempat kejadian. Sedangkan Balqis dan Clara langsung menemui Dyren untuk menyampaikan berita ini.Sementara di kelas 12B Dyren dan yg lain sedang berkumpul sambil membuka materi yg nanti akan keluar di dalam perlombaan tingkat nasional.
"Nanti kita kumpul aja di lab fisika buat nentuin tugas masing-masing" Ucap Arhan menatap Dyren agar ia setuju dengan ucapannya.
Arhan, anak yang tingginya sekitar 160 an dan rambut bergelombang. Ia memiliki komunikasi yang bagus sehingga membuatnya memenangkan lomba debat 3 kali berturut-turut saat kelas 11.
"Nah setujuu, jadinya adil semuanya ngerjain. Tap..."
"Woyy kalian harus dengar ini!!" Teriakan Balqis memotong pembicaraan Yesa. Semuanya menatap ke arah Balqis yg berlari terengah-engah di ikuti oleh Clara.
Tanpa basa basi, Balqis menjelaskan apa yg ia liat barusan. Air matanya yg terus keluar membuat ia sulit menjelaskan sesuatu yg sudah terjadi.
"Hah??!!" Semuaa terkejut saat mendengar kabar bahwa Vivi meninggal di dalam toilet sampai semua siswa yg kebetulan sedang lewat juga mendengarnya.
Dyren, Yesa dan yg lain langsung lari mengikuti Balqis ke toilet khusus cw yg ternyata sudah ramai oleh para siswa yg penasaran. Semua tak menyangka akan apa yg terjadi di sekolah terkenal ini.
Saat hendak menuju ke sana, tiba-tiba terdengar jeritan dari beberapa kelas yg dekat dengan lorong sekolah. Suasana menjadi kacau saat banyak siswa yg kesurupan masal.
"Dyren, Clara, tolong bantuin temen-temen yg kesurupan. Yang lain juga ikut bantuin... Sekarang ayoo!" Ucap bu mega sambil berlari kecil.
Saat hendak mengikuti bu mega, entah kenapa Clara mencengkram tangan Balqis dengan kuat.
"Balqis...." Ucap Clara dengan lirihh. Matanya memerah, pandangnya tajam yg tertuju pada Balqis.
"Raa lu kenapa??" Tanya Balqis ketakutan. Ia mencoba melepaskan genggaman tangan Clara yg susah untuk di lepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody riddles
Mystère / ThrillerSebuah konflik di suatu sekolah membuat beberapa anak² pintar menjadi penasaran yg pada akhirnya mereka membuat suatu perkumpulan untuk menyelesaikan masalah tersebut