PROLOG

184 12 0
                                    

HALLO, cerita 'Varsha' adalah cerita ketiga yang aku publish, aku berharap kalian suka dan selalu suport aku selama aku menulis cerita ini.

Jangan lupa Vote dan Komen di setiap paragraf biar aku makin semangat nulis dan rajin update
[tandain kalau ada typo]

⚠️Cerita ini hanyalah cerita fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian-kejadian yang terjadi di dunia nyata.‼️

*☂️*☂️*








2024, di gudang sekolah (SMP kelas VIII) sebelum   Varsha memilih untuk homeschooling.

Seorang gadis berseragam putih biru meringkuk di sudut ruangan yang gelap, gadis itu Varsha, Varsha Lucelia Maharga yang sedang terkurung di gudang sekolah.

Sejak jam istirahat ia di seret ke dalam gudang ini oleh teman sekelasnya, Varsha memang kerap menjadi korban perundungan di sekolah.

Teman-temannya melakukan itu untuk kesenangan mereka, mereka menganggap Varsha tidak akan bisa melaporkan mereka karena Varsha sendiri tidak memiliki orang tua, ia hanya tinggal bersama kakaknya.

Trinngggg!!

Bel pulang berbunyi nyaring, Varsha segera berdiri dan mendekat kearah pintu. Menggedor-gedor pintu besar itu berharap ada yang mau menolongnya keluar dari sini. "Tolong! buka! bukain pintunya, tolong!"

Varsha mengeluarkan segala sisa energinya untuk berteriak dan menggedor pintu, namun sepertinya tidak ada yang mendengar teriakannya. Bahkan tidak ada tanda-tanda akan ada orang yang datang ke gudang.

Tubuh ringkihnya merosot, Varsha berjongkok dengan tangan yang mulai lemas menggedor pintu. Gadis itu menangis sejadi-jadinya, bagaimana caranya ia keluar dari gudang besar ini?

Saat ia sedang berusaha berfikir keras memikirkan bagaimana cara ia bisa keluar dari gudang, tiba-tiba...

Brak!

Tubuh Varsha yang lemas terdorong begitu saja di saat seseorang membuka pintu, seorang laki-laki.

Bukannya senang ada yang membukakannya pintu, Varsha malah ketakutan kala melihat kedatangan laki-laki itu. Ya, laki-laki itu adalah Liam, kakak kelasnya.

Liam Nathaniel, kakak kelasnya itu sangat nakal bahkan sering membolos sehingga tidak naik kelas dan berakhir menjadi satu angkatan dengan Varsha. Liam lah laki-laki yang selalu membully nya, ia juga yang mempengaruhi teman-teman Varsha yang lain sehingga kini banyak sekali siswa maupun siswi yang sering mengganggunya.

"Gimana rasanya kekunci di gudang berjam-jam? enak?" Liam terkekeh melihat Varsha semakin ketakutan, dengan cepat ia kembali menutup pintu dan menguncinya.

Varsha yang melihat itu langsung panik dan segera berlutut di bawah kaki Liam memohon agar laki-laki itu mau melepaskannya "L–liam, aku mohon.. lepasin aku. Aku mau pulang." pinta Varsha dengan wajah yang berlinang air mata.

"Tolong buka pintunya, aku mohon..." Varsha terus memohon sehingga membuat Liam muak dan malah menendangnya.

Bruk!

Tubuh Varsha terbaring di lantai, gadis itu menangis dan semakin menangis kala Liam berjongkok dan meraba-raba pahanya. Ia memberontak namun Liam malah semakin kuat menginjak kakinya, membuat Varsha kesakitan.

"Bisa diem gak? lo berisik."

Varsha menggeleng-gelengkan kepalanya, berulang kali ia mengucap mohon agar di lepaskan namun tangan Liam tak berhenti meraba-raba rubuhnya.

"Liam lepasin aku."

"Jangan Liam jangan!!"

"Liam aku mohon! jangan!!" pekik Varsha karena Liam membuka satu persatu kancing baju seragamnya.

Karena takut, Varsha berusaha mendorong Liam menggunakan kedua tangannya namun Liam malah mengikat kedua tangan Varsha di atas kepala menggunakan ikat pinggang miliknya. "Hiks.. L–liam jangan.."

Tanpa mempedulikan rengekan Varsha, Liam langsung melanjutkan aksinya untuk membuka kancing baju seragam yang digunakan oleh Varsha "Lo cantik Varsha, gue tertarik sama lo." ucap Liam yang langsu mencium seluruh permukaan wajah Varsha membuat gadis itu berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Liam.

Karena kesal Liam memegangi wajah Varsha kemudian melumat bibirnya dengan rakus sehingga gadis itu kehabisan nafas.

Setelah puas mencicipi bibir Varsha, Liam beralih menarik baju seragam Varsha yang langsung terlepas karena tadi Liam sudah melepaskan kancing baju seragam itu satu persatu.

Varsha berteriak histeris kala melihat Liam membuka baju seragam dan juga dalamannya, bahkan laki-laki itu memainkan kedua payudara Varsha yang lumayan besar itu.

"Liam kamu keterlaluan!! lepasin aku! lepasin!"

"Lepasinhh.." desahan itu keluar begitu saja kala Liam meremas kencang payudaranya.

"Kenyal banget, lo makan apa si Sha?" ujar Liam terkekeh.

cup!

cup!

Liam mengecup payudara Varsha bergantian, kemudian tangannya bergerak melepaskan rok yang dikenakan oleh Varsha. "LIAM LEPASIN AKU!"

"JANGAN! JANGAN LIAM!"

"AKU MOHON!, Liam aku mohon..."

Varsha kembali histeris saat Liam berhasil membuatnya terbaring tanpa sehelai benangpun, tangis gadis itu semakin histeris kala Liam juga membuka satu persatu seragam yang di gunakannya.

Dan gudang itu menjadi saksi jatuhnya mahkota yang di jaga baik-baik oleh Varsha, sore itu kehormatannya sebagai perempuan di renggut oleh Liam.

Kejadian itulah yang menjadi awal mula mental Varsha terguncang sehingga ia menjadi frustasi dan memilih untuk menjalani pendidikan dengan cara homeschooling di masa putih biru.

*☂️*☂️*






OKEII GUYS!! jadi inilah kejadian paling buruk yang di alami Varsha di masa putih birunya, sakali lagi aku ingatkan cerita ini hanyalah karangan fiksi belaka.

Semoga hal seperti ini tidak pernah terjadi di dunia nyata.

Jangan lupa Vote dan banjiri Kolom komentar untuk lanjut, kasih aku support juga biar makin semangat dan rajin-rajin update.

[maaf masih banyak typo]















NEXT ‼️

VARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang