Dari arah gazebo, Nevan masih setia memperhatikan Allula yang terlihat sedang berjalan-jalan di taman bersama beberapa pelayan.
Sepertinya keadaan gadis itu semakin membaik. Terbukti dengan perban yang melilit kepalanya sudah di lepas dan langkahnya terlihat cukup stabil. Allula tidak lagi menyeret kakinya jika berjalan.
Awalnya ia sedang menikmati secangkir teh hangat bersama Lionel, tapi saat gerombolan yang dipimpin oleh Allula berjalan melewati jembatan, minuman berwarna coklat muda itu terlupakan. Bahkan Nevan sama sekali tidak mempedulikan Lionel yang sedang bercerita.
"Pangeran," panggil Lionel saat menyadari jika laki-laki yang berdiri membelakanginya itu tidak menghiraukannya. "Pangeran?" ulangnya lagi yang masih belum mendapat respon dari Nevan.
Lionel akhirnya mengintip, menyipitkan kedua mata meyakinkan penglihatannya jika yang ia lihat di depan sana itu benar Allula.
"Pangeran!" serunya begitu Nevan mulai melangkahkan kakinya. Berakhir menggeleng tidak habis pikir karena laki-laki itu kini meninggalkan dirinya seorang diri. Meski setelah itu dia berlari untuk menyusul laki-laki itu.
Nevan, Lionel dan Allula sudah berteman sejak kecil. Di berbagai kesempatan, mereka sering terlihat bersama. Namun, karena keluarga Lionel berasal dari kaum rakyat biasa sehingga membuatnya sedikit menjaga jarak dengan Nevan dan Allula.
Akan tetapi Nevan tidak pernah membeda-bedakan kasta dari teman-temannya, termasuk Lionel.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya seseorang yang membuat Allula berbalik, mendapati Nevan dan Lionel sudah berdiri di belakangnya.
Setelah kejadian itu, mereka tidak pernah lagi bertemu dan bertegur sapa padahal mereka tinggal di kastil yang sama. Entah Allula yang menghindarinya atau justru Nevan yang sibuk berburu.
"Bukan urusanmu," balas Allula sembari menatap langsung ke manik Nevan. Akan tetapi tidak berselang lama gadis itu membuang tatapannya ke samping.
Nevan melirik ke pelayan yang berdiri di samping Allula, Anna. Tanpa bersuara pun, perempuan itu langsung mengerti maksud dari tatapan pangerannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears in Heaven
FantasyGadis adalah perempuan miskin yang terlahir cacat, buruk rupa dan juga dianggap pembawa sial oleh keluarganya sendiri. Setiap hari dia selalu dipukul dan disiksa oleh Ibu dan kakak perempuannya. Hingga suatu hari Gadis membuat satu kesalahan yang me...