I. Makan Malam

15 2 3
                                    

.

Setelah bersiap diri, akhirnya Alth sampai di ruang meja makan. Ia melihat para tamu sudah duduk rapih. Walau sedikit gugup, Alth membungkuk untuk memberi salam, lalu berjalan menuju kursi yang disiapkan untuk dirinya.

Acara makan malam ini hanyalah sambutan kecil untuk klan Vyomesh yang bersedia bekerja sama dalam proyek dengan kakeknya, Pragya Kalavita. Proyek tersebut masih dirahasiakan; mungkin hanya orang-orang tertentu yang tahu dan terlibat dalam proyek ini.

Keseluruhannya terdapat sepuluh kursi untuk para tamu. Meja yang dikelilingi oleh para undangan hampir terisi sepenuhnya, hanya tersisa dua kursi yang belum ditempati-satu untuk tamu undangan dan satu untuk tuan rumah. "Lama sekali," bisik Alth.

"Kakekmu sepertinya memang sengaja melakukan itu, Alth," balas seseorang dengan nada rendah. Suara itu berasal dari samping. Pamannya, Tressilian Kalavita, yang duduk di samping Alth, menghela napas.

"Tapi mana mungkin kakek melakukan itu," gumam Alth dengan nada tidak yakin.

"Lihat, tangan kanan beliau saja tidak menemaninya. Apakah mungkin beliau malas menunggu karena sudah lama?'' Tressilian bertanya lagi. Ia tertawa dalam hati saat melihat raut wajah jengkel Alth yang mendengar pertanyaan yang dianggapnya tidak penting.

Alth jadi sedikit penasaran. Ia menoleh ke samping untuk melihat tangan kanan kakeknya sebelum akhirnya Tressilian membalikkan tubuhnya ke depan. "Jangan melihatnya, nanti kita ketahuan kalau sedang membicarakannya," bisik Tressilian.

"... Kamu yang memulainya, paman."

Tanpa mereka berdua sadari, orang yang sedari tadi ditunggu sudah tiba. Ia duduk di kursi paling ujung sebagai tuan rumah. Kemeja yang dikenakannya rapi seperti biasa. Pragya memang selalu memperhatikan kerapihan dalam segala hal. Rambutnya yang mulai memutih dibentuk dengan elegan, mencerminkan keanggunan dan mungkin merasa tampan.

"Maaf telah membuat kalian menunggu," ucap Pragya. Sebelum duduk di kursinya, ia tersenyum tipis dan menganggukkan kepala kepada para tamu. Para tamu berdiri, mengikuti etika yang biasa mereka terapkan.

"Selamat malam. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menghadiri makan malam ini. Kehadiran kalian semua di sini sangat berarti bagi saya dan keluarga," ucap Pragya.

"Malam ini adalah waktu istimewa, dan saya berharap kita semua bisa menikmati hidangan yang telah disiapkan dan juga waktu yang kita habiskan bersama. Mari kita nikmati kebersamaan kita."

Tamu mulai duduk, termasuk Alth. Gadis yang mengenakan gaun merah kecoklatan itu melirik ke arah para pelayan yang mulai menghidangkan makanan. Aroma segar mulai memenuhi ruangan, membawa sentuhan kehangatan dari kacang yang gurih, ditambah dengan aroma herbal dari tumbuhan thýmara, menciptakan suasana yang menggugah selera.

Terlihat ikan salme yang dipanggang dengan irisan tipis citriona yang melapisi permukaannya. Beberapa tangkai thýmara berjajar rapi di sampingnya, bersama dengan kentang panggang yang dibumbui dengan garam segar dari laut. Melihatnya saja sudah membuat perut lapar.

Jarak Alth berdampingan dengan kepala keluarga tamu undangan, Gaghant Vyomesh. Kepala keluarga Vyomesh masih tergolong muda dan merupakan pewaris dari kepala keluarga sebelumnya. Namun, Gaghant masih belum dikaruniai anak, sehingga ia mengangkat seorang anak yang katanya berasal dari klan Calidith, pengendali api.

Alth tersadar dari lamunannya saat Tressilian memanggilnya. "Jangan hanya dilihat saja, itu tidak akan membuat perutmu terisi, Alth," bisiknya.

Ikan salme panggang yang berada di piring Tressilian sudah tersisa setengah, begitu pula yang lain. Dengan cepat, Alth mulai memakan ikan panggang miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Law Beyond BoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang