Suasana pasar itu cukup ramai, berbagai pertunjukan di adakan, mengundang perkumpulan para rakyat yang ikut menikmati pertunjukan topeng di tengah lapangan hingga mengundang sorak ramai.
baekhyun ada di sana bersama sang adik, ia baru selesai menjual tanaman ginseng dengan harga tinggi untuk kebutuhan sehari hari, hari ini adalah hari keneruntungan nya karna mendapatkan tanaman itu walaupun harus berebut dengan orang lain.
uang yang di dapat tentu untuk biaya pengobatan sang ibu, sang ibu mengalami sakit parah dan harus membutuhkan obat tabib setiap harinya, maka dari itu baekhyun harus bekerja keras.
ia menundukan kepala nya melihat sesuatu di genggaman nya, ia menyisihkan beberapa uang koin untuk membeli bubuk racun yang ia beli dari tabib ternama.
mungkin keinginan nya adalah hal mustahil, tapi ia tak akan pernah lelah berusaha mendapatkan keadilan ayah nya, ia harus melakukan nya.
ia menuruh banyak kebencian pada orang istana, banyak rakyat menderita karna nya, pajak makin mininggi setiap harinya, banyak terjadinya korupsi karna ulah pejabat negri hal seperti ini sudah umum terjadi, rakyat di peras demi kesejahteraan istana.
"hyung lihat di sana." ujar sang adik yang menunjuk pada lembar kertas lukisan dua orang laki laki bandit yang di pasang di papan pengumuman.
"siapa mereka." tanya baekhyun pada seorang lelaki remaja seusianya.
"mereka adalah para bandit yang kabur saat hendak mencelakai putra mahkota, mereka adalah buronan yang sedang di cari oleh orang istana untuk di beri hukuman setimpal." ujar nya menatap baekhyun dan pergi dari sana.
bekhyun berdecih pelan. "putra mahkota memang pantas mati, untuk apa menghukum para bandit." ujar nya sembari menghentak kan kaki kesal, tanpa di sadari seorang lelaki tinggi berdiri di samping nya yang sedang menatap lurus pada kedua lukisan wajah itu.
hanya diam tak mengeluarkan suara, pria itu mengenakan pakaian serba hitam dengan satu tangan nya yang menggenggam pedang panjang membuat baekhyun bergidik.
"siapa dia." tanya pada si adik yang ikut menggelengkan kepala. "tidak tau, aku tidak pernah lihat sebelum nya." ujar nya.
"jangan jangan dia itu ketua dari para buronan bandit itu." ujar baekhyun menerka nerka.
"hust jangan asal bicara, bagaimana kalau bukan? kita bisa mati kalau bicara sembarangan." ujar kyungsoo menimpali.
"sudah lah tidak apa apa, lagipula dia bukan orang istana, lihat pakaian nya, dia separti bandit kau tau." ujar nya sedikit keras hingga seseorang itu tak sengaja mendengar.
baekhyun berjalan mendekati lelaki itu dan memiringkan kepala. "kau siapa?" tanya nya penasaran.
tak ada jawaban, lelaki itu hanya melirik tak minat lalu beranjak dari sana.
"hei aku berbicara padamu." ujar baekhyun yang kini berlari menghadang pria tersebut.
Lelaki itu hanya mendengus dan berdecak. "minggir." ucap nya tak suka.
"kau pasti ketua para bandit ya?" ucap nya dengan melangkah kan kaki nya mendekat. "kau seperti tidak asing...." Ujar nya menatap wajah tegas tersebut.
"minggir." ucap nya sembari mendorong baekhyun hingga hampir terjungkal kebelakang. "hei berani berani nya kau bandit sialan, kau tidak tahu ya aku siapa?" ujar nya dengan nada sombong.
lelaki itu kembali berjalan menjauh, tapi baekhyun tak ingin berhenti, ia penasaran siapa lelaki itu sebenarnya.
pasar adalah kunjungan setiap harinya, tak pernah sekali pun ia melihat lelaki tersebut. ia yakin bahwa pria kasar itu adalah ketua dari para bandit.
"tunggu! kau pasti ketua bandit itu kan? dengar kan aku. apa kau berencana akan membunuh putra mahkota?" tanya nya penasaran.
"apa maksutmu?" tanya nya sembari mengerutkan dahi, mata tajam nya mampu menghunus mata baekhyun yang kini berdiri kikuk di hadapan nya.
"maksut ku apa kau kau berencana membunuh putra mahkota? aku bertanya karna ini penting."
"apa yang ku katakan?"
"kenapa kau tidak mengerti maksut ku! mengesalkan sekali." ujar nya jengkel.
"jangan halangi jalan ku, minggir."
"tidak tidak dengar kan aku du-"
baekhyun membolakan mata nya ketika pedang panjang itu sudah siap menghorok lehernya. "aku tidak suka di ganggu apalagi dengan tikus kecil seperti mu, minggir atau ku penggal kepala mu." ujar nya dengan mendorong tubuh baekhyun agar tak menghalangi jalan nya.
"ah bandit sialan! ku bunuh kau di kemudian hari."ujar bekhyun mengaduh sakit saat telapak tangan nya tergesek ketikil tajam.
"ah ibu sakit sekali..." ujar nya sembari meniup niup tangan nya sendiri.
aku update nya belum bisa panjang panjang yaa, aku mau lihat dulu kalian masih tetap mau lanjut baca atau tidak, karna mungkin tema kolosal itu cukup membosan kan. semoga masih ada yang mau membaca karya acak acakan ku ya haha see you!
@Serphicldy
YOU ARE READING
THE KING 🔞
Fanfictionbaekhyun mendengar desas desus bahwa pembunuh ayah nya adalah orang penting yang tinggal di istana, ia nekat mengambil keputusan besar menjadi pelayan istana hanya untuk mencari tahu siapa orang penting tersebut yang telah mengambil nyawa sang ayah.