Melihat adiknya demamnya yang begitu tinggi, Sagara pun membawa adiknya ke rumah sakit terdekat, terlihat raut wajah ayah dan ibu Sagara begitu panik, dan melihat itu Sagara pun juga khawatir.
"Gimana dengan adek kamu mas?"
Ucap ibu cemas.
"Kita tunggu kabar dari dokter ya, bu." Ucap sagara sembari memeluk ibunya.Tak selang beberapa lama, dokter pun selesai memeriksa Anasera. Dan menjelaskan bahwa Anasera terlalu kelelahan, dan imun dalma tubuhnya melemah, oleh karena itu untuk beberapa hari Anasera harus rawat inap di rumah sakit.
Semuanya semakin cemas mendengar penjelasan dari dokter, dan setelah mendapat izin untuk melihat kondisi Anasera, mereka semua masuk le dalam ruang perawatan.
Mereka melihat putri dan adik nya itu terbaring lemah, dan terpasang infus di tangan kanannya. Ibu Sarah tak kuasa menahan tangisnya. Ibu sarah yang begitu menyayangi Anasera itu merasakan sakit, melihat putrinya terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit.
Perlahan ibu mengusap kepala Anasera, dan mencium tangannya itu, namun belum ada tanda-tanda Anasera membuka matanya.
"Mas Bas..." Ucap Anasera lirih dengan begitu lemah, dan masih menutup mata.
Mereka pun mendengar itu, semua saling menatap, dan berfikir sudah seberapa dekat Anasera dengan Baskara, bahkan dalam alam bawah sadarnya, Baskara yang di sebutnya.
Ibu Sarah pun semakin khawatir dengan kondisi Anasera.
"Mas, coba kamu hubungi Baskara, siapa tau nanti adek bisa sadar." Pinta ibu.
"Tapi bu, Baskara itu orang lain."
"Orang lain bagi kita, tapi mungkin berharga buat adek, sekali ini turinkan ego kamu mas, buat adek."Sagara pun menghubungi Baskara, untuk memberi tahu kalau Anasera sedang di rawat di rumah sakit. Dan Baskara pun bergegas menuju rumah sakit.
Mereka semua menunggu Baskara, beberapa menit kemudian Baskara pun datang, dan segera menemui Anasera, Sagara pun menghadang Baskara untuk tidak terlalu dekat dengan Anasera.
"Mas kali ini aja" ucap ayah Adi.
Sagara pun dengan berat hati membiarkan Baskara mendekat ke arah adiknya itu. Dengan perlahan Baskara memegang tangan Anasera yang begitu lemah.
"Hai, ibu manager, kamu harus sembuh ya, harus ceria lagi, aku udah di sini mau nemenin kamu." Bisik Baskara pada Anasera.
Melihat itu Sagara pun geram. Ayah pun memahami apa yang di rasakan Sagara. Namun ayah masih bisa menghalau Sagara agar ia tidak emosi. Karena masih di lingkungan rumah sakit, takut mengganggu pasie lain juga.
Seelah 30 menit Baskara berada di samping Anasera, akhirnya Anasera pun sadar, perlahan ia membuka matanya. Dan melihat di sekelilingnya. Terlihat mata Anasera yang awalnya sayup berubah menjadi binar ketika melihat Baskara. Tapi Anasera tidak mau melihat Sagara emosi ketika melihatnya dekat dengan Baskara. Setelah melempar senyum ke arah Baskara, Anasera pun memanggil Sagara yang sedang duduk di kursi dekat tempat tidurnya.
"Mas, sini peluk adek."
Mas Sagara dengan cekatan memeluk adeknya itu, seraya meneteskan air mata.
"Mas, kok nangis, adek nggak papa loh."
"Nggak papa apanya, orang di tangan adek ada infus, tau nggak, adek udah bikin kita semua yang ada di sini panik tau."Sagara pun memeluk kembali Anasera. Ibu yang sedari tadi mengelus punggung Sagara, sudah merasa tenang, karena Anasera sudah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara untuk Anasera [HIATUS]
RomanceBaskara adalah sosok laki-laki yang Anasera temui di tempat kerja, berperawakan tinggi, tidak terlalu gemuk, dan berkulit sawo matang, membuat Anasera diam-diam menaruh hati padanya. Baskara sendiri menduduki posisi staf accounting sedangkan Anaser...