chapter 12

3 3 0
                                    


___________Happy Reading Gais__________

POV PAPA TEDDY DAN MAMA KAMILIA

Papa Teddy yang melihat mama Kamilia berlari dari rumah Anasera, segera menghampirinya.

"Mama kenapa nangis?" Tanya papa Teddy
"Mama baru aja melihat Anasera bersama ibunya, terlihat Anasera begitu sayang dan tulus pada ibu Sarah." Jelas mama Kamilia
"Itu wajar ma, karena Anasera udah nggak mendapatkan kasih sayang lagi dari kita." Ujar papa Teddy.

Tangis Kamilia pun semakin pecah.

"Apakah Anasera akan melakukan hal yang sama, seandainya mama sakit."
"Anasera itu anak yang baik, pasti ketika orang tuanya sakit, dia akan merawatnya." Papa Teddy mencoba menenangkan.

Papa Teddy pun mengajak mama Kamilia untuk sarapan.

Sagara pun masuk dan memastikan orang tua Anasera.

"Oh kalian kalia sarapan, maaf ya saya ganggu."
"Enggak kok nak, mari sini ikut sarapan?" Mama Kamilia.
"Nggak usah tante, saya udah sarapan tadi di rumahnya Sera."

Sagara yang menyela sarapan orang tua Anasera memberi tahu, kalau Sagara akan berangkat sore ini.

"Om, nanti kita berangkat sore sekitar jam 4."
"Baik, pak."
"Jangan bapak, ini kan di rumah, panggil nama aja."
"Baik, nak, sekali lagi terima kasih."

Sagara hanya mengangguk dan tersenyum, sembari keluar dari rumahnya itu.

________________🐻🐻🐻______________

POV SAGARA DAN ERINA.

"Loh mas, pagi-pagi kok udah di sini, nggak jadi berangkat?" Tanya Erina.
"Emang kenapa sayang, kalau mas pagi-pagi ke sini, mas berangkat sore, jadi mau pengen ketemu kamu dulu."
"Yaudah, yuk masuk mas."

Mereka berdua pun masuk ke ruang Erina.

"Sayang, maafin mas ya, kalau fokus mas masih terbagi ke Anasera."

Dengan senyum lembutnya Erina menggenggam tangan Sagara.

"Mas, Anasera bukan cuma adek-nya mas, melainkan sahabat aku juga, aku bener-bener nggak keberatan mas, selama ini, mas juga sudah melakukan apa yang harus mas lakuin ke aku, dan itu udah lebih dari cukup."

Sagara memeluk Erina dengan bahagia.

"Mas dan Anasera beruntung banget punya kamu."
"Aku yang harusnya beruntung punya kalian, kalau nggak Anasera nggak ngasih aku kepercayaan untuk mengelola cafe ini, aku nggak tau nasibku akan seperti apa, setelah orang tuaku usahanya mengalami pailit." Jelas Erina.

Mereka pun menghabiskan waktu bersama sebelum Sagara pergi ke luar kota untuk beberapa hari.

"Sayang.."
"Iya mas, kenapa?"
"Kan nanti mas mau berangkat, kamu nggak mau gitu nganter mas?"
"Ih tumben banget, lagi kambuh ini manjanya."

Sagara cuma bisa nyengir.

"Anterin mas, ya?"
"Anasera ikut?"
"Kayaknya enggak, soalnya ibu lagi sakit." Jawab Sagara.
"Loh, sakit apa mas?" Tanya Erina.

Sagara pun menjelaskan tentang kejadian semalam. Dimana Sagara menyuruh orang tua Anasera untuk datang ke Bandung. Karena Anasera beberapa hari ini terlihat murung.

"Kasian ibu, yaudah deh aku nanti ke rumah kamu, tapi aku nggak ikut ya mas, aku mau jenguk ibu."
"Kok gitu sih sayang."
"Mas, ibu lagi butuh dukungan dari kita, kalau kamu pergi ya udah jadi tugas aku, buat dukung ibu."
"Makasih ya sayang, memang, mas nggak salah pilih "
"Ih gombal kamu mas."

Sekitar jam satu siang Sagara dan Erina pun pulang ke rumah Anasera. Dan sesampainya di sana terlihat Anasera masih berada di samping ibu Sarah.

"Loh, adek masih di sini?"
"Adek nggak tega lihat ibu sakit mas."
"Terus mama papa kamu gimana?" Tanya Sagara.

Anasera hanya menaikkan kedua pundaknya dan sedikit menggelengkan kepalanya.

"Kamu temuin orang tua kamu Ser, biar ibu sarah aku yang jagain." Ucap Erina.
"Tapi Rin...."
"Udah, nggak pakek tapi, mumpung ibu masih tidur, orang bersebelahan juga kan?"
"Makasih ya, Rin?" Erina mengangguk dan tersenyum ke arah Anasera.
"Semangat ya dek." Sambung Sagara.

Anasera pun bergegas menuju rumah Sagara, untuk menemui kedua orang tuanya. Sedangkan Sagara dan Erina menemani ibu Sarah.

"Mas, apa nggak sebaiknya ibu di bawa ke rumah sakit aja?"
"Tadinya gitu, tapi ibu nggak mau, akhirnya ya gini terpaksa kita ambil satu perawat dari rumah sakit."

Satu jam mereka menunggu ibu Sarah yang sedang tidur akhirnya ibu Sarah bangun, dengan memanggil nama Anasera.

"Anasera..." Ucap ibu lirih.
"Ibu, ini Sagara, adek lagi nemuin orang tuanya, tadi mas yang suruh, Erina juga ada di sini nemenin ibu."
"Ibu harua kuat ya, percaya sma aku, Sera nggak akan ninggalin kita."

Ibu sarah hanya bisa meneteskan air matanya, dan perlahan Sagara menghapus air mata ibu Sarah.

"Apa mas cansel aja ya kerjaan mas?"
"Jangan mas, itu kerjaan penting."
"Tapi gimana mas bisa tenang lihat ibu kayak gini?"
"Ibu nggak papa mas, ibu cuma kepikiran aja sama adekmu."

Sagara menggenggam tangan ibunya. Dan mengusapnya dengan lembut.

"Ibu tenangin pikiran dulu ya, jangan mikir yang macam-macam." Pinta Sagara.

Ibu sarah hanya mengangguk.

_______________🐻🐻🐻______________

POV ANASERA DAN MAMA KAMILIA

"mama sama papa udah makan?"
"Udah kok Ser." Jawab mama kamilia.

Anasera hanya mengangguk.

"Boleh, mama bicara sama kamu?"
"Boleh ma, ngomong aja."

Mama mengembuskan nafas dengan perlahan.

"Kamu sayang banget ya Ser, sama ibu Sarah?"
"Sayang banget ma, karena tanpa ibu sarah, aku juga nggak akan pernah bisa sampai di titik sekarang ini."
"Apa kamu masih marah sama mama?"

Anasera hanya menggelengkan kepalanya.

"Ma, memaafkan itu mudah, tapi untuk lupa, rasanya sampai kapanpun akan selalu ingat."
"Maafin mama ya, Ser?"
"Sera udah maafin kalian, tapi luka itu masih belum kering ma."

Mama pun meneteskan air matanya.

"Apakah kamu akan memperlakukan sama seperti memperlakukan ibu sarah, ketika mama sakit?" Tanya mama.

Anasera hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Entahlah." Jawab Anasera singkat.
"Mama yang melahirkan kamu, Ser?"
"Tapi mama jangan pernah lupa, ibu sarah membuatku terlahir kembali menjadi manusia yang baru dengan versi yang paling baik."

Anasera menatap tajam mama Kamilia.

"Kamu mau jadi anak durhaka?" Mama Kamilia muli meninggikan suaranya.

"Pasti semua orang tua yang anaknya membangkang kata durhaka di jadikan kedok, lantas gimana dengan orang tua yang jelas-jelas mengusir anaknya, mengeluarkan anaknya dari kartu keluarga, menganggap anaknya sebagai beban, apa boleh seorang anak menyebutnya dengan orang tua durhaka, memang dengan apapun aku nggak bisa membalas jasa mama sama papa, dan itu yang sekarang aku lakuin ke ibu, selama ini ibu udah merawat ku dengan baik, bahkan menyayangiku lebih dari mas Sagara, terus aku mama suruh ngebiarin ibu gitu aja, nggak mungkin ma."

"Bukan gitu maksud mama, Ser?"

"Mama iri kan sama ibu Sarah, mama iri kan ketika aku memperlakukan ibu Sarah dengan baik, asal mama tahu, seperti itulah ibu Sarah memperlakukanku." Anasera kesal.

Setelah berbicara dengan Mama Kamilia, Anasera pun segera kembali ke rumahnya, dengan membawa emosi yang sudah menguasai dirinya...

___________________________________

Apakah hubungan Antara Anasera dan orang tua kandungnya, akan renggang kembali?

Stay tune terus ya gais✨

Jangan lupa dukung karyaku dengan tinggalkan vote✨

Yang belum follow boleh follow dulu ya gais✨

See you gais♥️

____________________________________

Baskara untuk Anasera [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang