chapter 8

10 3 2
                                    

Hari ini sangat melelahkan untuk Anasera, hari ini Anasera begitu sibuk di kantor. Bahkan untuk makan siang pun tak sempat. Sepulang kantor Anasera berinisiatif untuk mengajak Baskara untuk makan di cafe, karena Anasera benar-benar lapar.

Ketika melihat Baskara, Anasera segera menghampirinya. Dan menawarkan untuk makan malam bersama Anasera. Dan Baskara pun menyetujui permintaan Anasera.

Anasera mengamati sekitar parkiran, namun tidak ada mobil Sagara. Dalam hati Anasera bersorak, karena bisa pulang bersama Baskara. Anasera mengira Sagara hanya di rumah. Dan ternyata Anasera melihat mobilnya terparkir di depan cafe, itu berarti Sagara benar-benar berada di cafe, seperti apa yang di katakan tadi pagi. Anasera sedikit cemas, karena Anasera sedang bersama Baskara. Namun Anasera mencoba tenang dan masuk ke dalam cafe.

Anasera menuju ruangannya, dan menelfon koki dari dalam ruangan. Karena kalau Anasera meminta tolong Erina, pasti di ruangan Erina ada Sagara di sana.

"Mas, boleh ga sih kalo aku marah lama-lama sama mas Sagara?" Anasera masih dengan berwajah masam ketika menyebut nama Sagara.
"Ser, ingat-ingat lagi apa yang sudah mas Sagara lakuin buat kamu, pengorbanannya untuk membahagiakan kamu, kamu boleh marah, tapi jangan sampai kamu berlarut-larut."

Beberapa saat kemudian koki, mengantarkan makanan ke ruangan Anasera. Setelah koki meletakkan makanan dan minuman, koki itu segera pergi, dan Anasera mempersilakan mas Sagara untuk memakan, makanan yang sudah koki siapkan.

"Laper banget ya ser?" Tanya Baskara dengan sedikit nyengir.
"Iya nih mas, tadi siang aku nggak sempet makan."
"Lah iya, kamu tadi siang kemana, aku lihat di ruangan kamu nggak ada."
"Tadi, aku di panggil sama CEO kita, nggak tau tuh mood nya legi jelek, makanya tadi aku di ruangannya lama banget, tanya aja sama mbak lisa, tadi aku berdua sama mbak lisa hampir nyerah ngadepin bapak CEO itu."

Baskara terkekeh, mendengat cerita Anasera, yang begitu antusias, bercampur kesal. Baskara tidak melepaskan pandangannya dari Anasera.

"Haduh, apaan sih kamu Bas, ingat kamu nggak pantes buat Anasera." Baskara bergumam dalam hatinya.

"Gimana mas, enak nggak makanannya?" Tanya Anasera dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Selalu enak, Ser."

Selesai makan mereka berdua masih saja ngobrol, sampai lupa waktu. Baskara pun segera mengajak Anasera pulang, agar Anasera tidak memiliki masalah lagi dengan Sagara.

Ketika keluar dari ruangan Anasera, betapa terkejutnya Anasera dan Baskara, ketika Sagara sudah berada di depan pintu. Baskara pun mencoba tersenyum ke arah Sagara dan Erina. Namun Sagara membalasnya dengan tatapan sinis.

"Udah mau pulang, dek?" Tanya Sagara dengan wajah yang masih datar.
"Iya ini mau pulang, mas." Jawab Anasera dengan kesal.
"Mau pulang sama mas, atau sama Baskara."

Sebelum Anasera menjawab, Baskara pun menjawab pertanyaan Sagara.

"Anasera biar pulang sama mas Sagara aja nggak papa."

Anasera sontak menatap Baskara. Sedangkan Baskara hanya menganggukkan kepala, untuk memberi isyarat, agar tidak memperpanjang masalah. Setelah berpamitan dengan Baskara, Anasera mengikuti langkah Sagara dengan malas.

🐻🐻🐻

Di dalam mobil hanya mereka berdua diam tanpa kata. Seolah kata-kata di dunia ini sudah di hapuskan. Namun setelah beberapa saat Sagara pun membuka percakapan.

"Masih sama Baskara?"
"Jangan bikin gara-gara ya mas, adek bari ini lagi capek banget."
"Adek itu tinggal nurut aja susah." Ucap Sagara dengan dingin.
"Mas yang nggak lernah ngerti, perasaan adek gimana?"

Baskara untuk Anasera [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang