Awal Bencana

12 0 0
                                    

Dor!

Arghhh, sial!

Seorang gadis yang berpakaian serba hitam itu memperlambat langkah kakinya, setelah mendapatkan tembakan di punggungnya. Tubuhnya mulai terhuyung ke depan, lalu berakhir jatuh berlutut ditanah.

"Menyerahlah!"

Gadis itu sedikit menoleh ke belakang, menunggu beberapa saat. Hingga akhirnya sebuah motor melesat, menarik sang gadis. Semua polisi langsung bergegas untuk mengejar dua orang yang disangka sebagai penjahat kelas kakap.

"Cepetan bego!"

"Lo kira gampang, hah?! Diem aja!"

"Polisi pake mobil!! Jelas kalah kita!"

Sang pemuda melihat kaca spion, langsung terkejut begitu melihat bahwa mobil polisi sudah tepat berada dibelakangnya. Karena panik, ia membelokkan sepeda motornya, hingga jatuh keluar dari pembatas jembatan.

Byur!

Sang gadis membuka matanya, mencari keberadaan pemuda rekannya yang juga tercebur di air sungai yang cukup dalam. Warna air yang kotor membuatnya sedikit kesulitan melihat sekeliling.

Hesa!

Batinnya, saat melihat tubuh seorang pemuda yang tak sadarkan diri. Ia langsung berenang menghampiri rekannya itu, lalu berusaha menariknya ke atas permukaan. Tapi apalah daya, tubuhnya mulai lemas. Hingga akhirnya kehilangan kesadaran, disaat tangannya menggenggam tangan Hesa.

...

Uhuk! Uhuk!

"Puji Dewi keselamatan!! Sang Bintang sudah sadar!! Seribu kebaikan untuk kerajaan!!"

Lia terus terbatuk, hingga akhirnya seseorang memberikan air minum untuknya. Ia mencoba menetralkan nafas, hingga sadar bahwa dirinya berasa di tempat asing.

"Putri baik baik saja? Apakah Putri membutuhkan sesuatu?"

Tak menghiraukan perkataan gadis disebelahnya, ia mengacak kasar rambutnya. "Asem!! Gue di mana?!"

"Lo, siapa?!" Pandangan Lia beralih kepada gadis disebelahnya yang membawa nampan berisi obat obatan herbal.

Gadis itu langsung meletakkan nampannya, dan berlutut kepada Lia. "Maafkan hamba yang rendah ini, Putri! Hamba memang memiliki banyak kesalahan kepada Putri! Maafkan hamba yang rendah ini!"

Lia hanya melongo menatap pemandangan aneh didepan nya. Sedangkan gadis itu tetap berlutut sembari menangis memohon ampun kepada Lia.

"Jatuhkan lah hukuman kepada hamba yang rendah ini, Putri! Hambat tidak pantas menjadi pelayan pribadi Putri!"

Lia hanya menatap gadis itu datar. Ia berpikir ini sangatlah aneh. Apakah gadis didepan nya memiliki kesalahan padanya, hingga berlutut seperti itu?

Gadis aneh.

"Maksudnya Putri? Gue seorang Putri, hah? Sejak kapan?! Perasaan gue cuma.." Lia menggantung kalimatnya. Karena ia hampir saja mengatakan, bahwa dirinya adalah seorang pembunuh bayaran.

Lia berdeham, lalu menarik gadis itu untuk berdiri. Apakah ia harus berpura pura menjadi Putri? Tapi ia tidak tahu apapun! Ataukah, ia harus berpura pura hilang ingatan? Ck, konyol.

"Em.. Sebenarnya––"

Gue?
Aku?
Saya?
Putri?

"––Aku kehilangan ingatanku. Setelah mengalami, em.. Kecelakaan itu?"

Lia bodoh!

"Maafkan hamba yang rendah ini, Putri. Jika mengizinkan, hamba yang rendah ini akan menjelaskan semua yang mungkin anda lupakan––"

Become an Evil Queen in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang