Bruk!
"Aduh, syalan. Apaan itu?" Lia mengelus kepalanya, setelah merasa ada suatu benda yang menjatuhinya. Ia melihat ke lantai, terdapat sebuah buku bertuliskan, GOLD HAIR.
"Gold Hair? Rapunzel, kah? Lawak ini, masa ada Rapunzel di zaman kuno? Jangan jangan, yang buat buku ini orang modern?! Nggak ah, ngaco."
"Li Yen! Ini buku apa, ya?!" Teriak Lia, mengira bahwa Li Yen masih bersamanya. Lia menoleh ke kanan dan kirinya. Dan, boom!
"Anjing, kaget!"
Lia mengelus dadanya, usai dibuat terkejut oleh suami menyebalkannya. "Anda mengatakan bahwa saya seekor anjing?"
Ingin rasanya ia menggorok leher suami tercintanya itu. Tapi ia masih ingat kedudukannya sekarang adalah sebagai Putri Mahkota. "Tidak. Tadi aku hanya terkejut, jadi asal berbicara."
"Gold hair? Anda berpikir, bahwa Anda adalah gold hair? hah! Mimpi." Zen berlalu lalang meninggalkan Lia yang masih berdiri ditempat.
"Eh! Memang gold hair itu apa?"
Zen seketika berhenti, lalu berbalik. "Anda tidak tahu gold hair?" Lia hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Gold hair, adalah keturunan dewa atau dewi murni. Selama ini, sang gold hair belum pernah memunculkan diri. Konon katanya, seorang gold hair pernah melakukan perjalanan waktu ke masa depan. Maka dari itu, gold hair sangatlah dinantikan. Karena para rakyat juga anggota kerajaan ingin tahu, apa saja hal yang dapat merusak masa depan. Kami ingin masa depan manusia itu cerah."
Lia mengangguk paham, "Maksudnya keturunan dewa atau dewi murni?"
"Silver hair, hanya titisan dewa atau dewi. Sedangkan gold hair adalah keturunan dewa atau dewi, yang berarti mereka memang berasal dari dewa atau dewi yang diturunkan ke bumi ini."
"Lalu, apa yang dilakukan keluarga kerajaan untuk mengetahui siapa yang silver hair dan siapa yang gold hair?" Ucap Lia penuh tanya.
"Dari rambut, juga pengalaman. Silver hair memiliki rambut keperakan, dan mereka biasanya dapat bertemu dengan dewa atau dewi. Jika gold hair, mereka memiliki rambut keemasan, dan mereka pernah melakukan perjalanan waktu. Juga, gold hair cenderung sering sekali bertemu dengan dewa atau dewi. Lebih sering dibandingkan silver hair."
"Uhm.. Oke oke, paham. Terimakasih, suami." Zen hanya mengangguk, lalu melanjutkan langkah kakinya. "Jika masih penasaran, tanyakan saja pada saya. Tidak usah repot repot membaca buku yang setebal itu."
"Lah, siapa juga yang mau baca buku setebel dosa gue selama ini?" Gumam Lia. Gadis itu lalu keluar dari perpustakaan, karena sudah terlalu muak dengan banyaknya buku yang bertumpuk tumpuk disana.
"Hm, nona Fang? Maksudmu calon selir Yang Mulia Putra Mahkota Zen?"
Lia berhenti melangkah begitu mendengar nama nona Fang dan Zen. Ia tak mendekat, karena suara beberapa pelayan itu cukup terdengar olehnya, yang memang memiliki pendengaran tajam. Itu salah satu syarat untuk menjadi pembunuh bayaran, haha!
"Jadi, mereka akan menikah minggu depan?! Wah, aku kasihan kepada Putri Lin. Padahal Putri sangatlah cantik!"
"Ya, bahkan lebih cantik berkali kali lipat dibandingkan dengan nona Fang!"
"What the f––?!"
Lia langsung pergi dari sana. Tujuannya sekarang adalah Zen, suaminya yang terhormat. Sampai didepan ruang kerjanya, ia menatap tajam para pengawal itu. "Aku ada perlu dengan Zen."
"Maaf, Putri. Yang Mulia Putra Mahkota Zen tengah bersama dengan tamunya." Ujar salah satu pengawal.
"Siapa?" Tajam Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Evil Queen in Another World
FanfictionBagaimana jadinya, jika seorang pembunuh bayaran menjadi seorang Putri Mahkota? Itulah yang dialami oleh Aurelia Maheswara. Seorang gadis pembunuh bayaran yang mengalami kecelakaan, berakhir terlempar jauh ke dunia kuno sebagai Putri Mahkota. Diteng...