My rules

1.2K 84 10
                                    

Pagi ini Jihan susah payah membuka matanya yang masih terasa berat. Belum lagi, rasa pusing yang langsung menyerangnya setelah mulai terbangun.

Gadis itu berusaha untuk menahan rasa sakit itu. Jihan pun perlahan bangun dan duduk di atas kasurnya. Ia mulai menerka dan mengingat apa yang terjadi. Jihan memejamkan mata dan berdecak setelah meningat dirinya yang meminum wine semalam.

Jihan pun berdiri dan berjalan menuju dapur untuk meminum air putih. Belum sampai di dapur, Jihan terlebih dahulu melihat Haruto yang memasuki apartemen mereka. Lelaki itu terlihat baru selesai berolahraga.

Mereka sempat saling melirik sekilas, namun Jihan berusaha mengalihkan pandangannya dan melakukan tujuan awalnya di dapur. Jihan sedikit terkejut melihat Haruto yang juga melakukan hal yang sama dengannya.

"Haruto," panggil Jihan lirih pada lelaki yang ada di sampingnya sekarang. Haruto pun hanya menoleh dengan raut datarnya.

"Gue-"

"Kalau lo merasa terbebani, gak usah lakuin perjanjian itu." Ucap Haruto menyela perkataan Jihan.

"Gak bisa, gue udah janji sama nyokap lo."

Ucapan Jihan pun membuat Haruto menghadap gadis itu sepenuhnya. Haruto menghela napas sejenak sebelum kembali berkata.

"Am I look easy for you?" Tanya Haruto dengan raut dinginnya.

"Lo selalu salah paham sama gue-"

"Lee Jihan!" Ucap Haruto yang sedikit menaikkan nada suaranya, membuat Jihan terdiam.

"Gue risih sama sikap lo. Dan sekali lagi lo bertingkah, gue gak akan segan-segan untuk buat lo sengsara selama hidup sama gue." Tegas Haruto dengan penuh penekanan.

Setelah itu, ia berlalu meninggalkan Jihan. Namun, langkahnya terhenti karena ucapan Jihan.

"Oke, fine! Ayo saling bikin hidup ini sengsara. Gimana?" Ucap Jihan. Haruto pun berbalik menatap gadis itu lagi. Jihan juga melangkah mendekat pada Haruto. Hingga mereka kembali berhadapan.

"Jihan-"

"Why? Lo gak berani? Lo takut lebih sengsara dari gue?" Tantang Jihan yang berhasil membuat Haruto mengepalkan tangannya menahan amarah. Jika bukan perempuan, sudah dipastikan Haruto akan memukul Jihan sekarang juga.

Namun sedetik kemudian, senyum penuh keangkuhan itu muncul pada paras tampan seorang Haruto. Cukup membuat Jihan merasa semakin kesal.

"Lo yakin?" Tanya Haruto dengan menaikkan satu alisnya, menantang Jihan balik.

"Why not?"

"You can take all the risk, hm?" Ejek Haruto.

"Of course, I can endure it."

"Ok. Welcome to Haruto's hell, then." Ucap Haruto penuh percaya diri.

Melihat wajah kesal Jihan, Haruto malah melangkah maju. Semakin dekat dengan keberadaan Jihan.

"Ah! Gue inget something." Ucap Haruto, membuat Jihan mengernyitkan dahinya menerka maksud lelaki itu.

"Lo deket sama Sunghoon?" Tanya Haruto yang langsung membuat Jihan memutar bola matanya malas.

"Bukan urusan lo-"

"Urusan gue. Gue suami lo." Ucap Haruto yang membuat Jihan berdecak.

"Waktu kayak gini lo baru ngaku-ngaku jadi suami gue?!" Sentak Jihan.

"Sure! Dan gue larang lo deket sama dia " ucap Haruto sembari melangkah maju lagi. Membuat Jihan mau tidak mau melangkah mundur menghindari lelaki itu.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang