Disclaimer: kalian masih pada inget Daehoon kan? Yang sering ajak Haruto tanding balap itu lhooo
☁️Happy Reading☁️
Pagi ini, Jihan perlahan membuka matanya yang masih terasa berat. Rasa pusing seketika menghampiri gadis itu. Ia melihat jam di dinding, menunjukkan pukul 8 pagi.
"Eh! Telat berangkat sekolah?!" Pekik Jihan yang langsung duduk dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Hingga akhirnya ia menghela napas setelah mengingat sesuatu.
"Ah, ini hari minggu." Gumam Jihan. Gadis itu pun kembali diserang oleh rasa pusing. Ia memutuskan untuk berbaring lagi di atas kasurnya.
Saat ia menyampingkan tubuhnya, seketika matanya terbelalak saat melihat seorang Haruto tertidur di sampingnya.
"KYAAA!!" Pekik Jihan lebih kencang kali ini. Bahkan Haruto pun mengernyitkan dahinya dengan matanya yang masih terpejam. Perlahan lelaki itu terbangun dari tidurnya.
Haruto mengikuti posisi Jihan yang sudah terduduk di atas kasur.
"Kenapa?" Tanya Haruto dengan muka bantalnya dan suara deep khas orang baru bangun tidur.
"Ya lo yang kenapa bisa ada di sini??!" Ucap Jihan panik.
"Tidur," jawab Haruto dengan entengnya, lalu hendak berbaring lagi namun di cegah oleh tarikan Jihan.
"Tidur di kamar lo sana!" Usir Jihan yang mendapat tatapan malas dari Haruto.
"Dasar labil," ejek Haruto.
"Eh?? Siapa yang labil?"
"Lo,"
"Ih, kok gue?"
"Semalem lo larang gue pergi, sekarang lo usir gue." Ucap Haruto datar.
"Idih?! Gue gak mungkin-" Jihan menghentikan perkataannya saat menyadari sesuatu di leher Haruto.
"Itu... lo kenapa?" Tanya Jihan dengan hati-hati. Sebab ia merasa familiar dengan bercak ungu kebiruan di leher lelaki itu. Ah, ia pernah memiliki bercak itu juga!
"Ulah lo," ucap Haruto cuek.
"Gue? Gue ngapain??"
Bukannya menjawab, Haruto malah menyondongkan tubuhnya pada Jihan dengan senyum miringnya. Jihan pun menatap lelaki itu dengan tanda tanya besar di kepalanya.
"Menurut lo? Lo apain leher gue sampai kayak gini?" Bisik Haruto tepat di telinga Jihan. Gadis itu bergidik ngeri mendengarnya.
"Gue gak inget- Ah!" Ucapan Jihan terhenti saat Haruto tiba-tiba menyium dan menghisap pelan lehernya.
"You did the same to me, last night." Ucap Haruto pelan tepat di depan muka Jihan dengan seringaian puasnya.
"Eh?!! Bohong! Lo pasti ngerjain gue!" Bantah Jihan yang masih mengelak.
"Terus siapa yang lakuin, hm? Cuma ada kita di apartement ini. Gak ada perempuan lain, selain iblis kecil di depan gue ini." Ucap Haruto dengan santainya sembari mencubit gemas hidung Jihan.
"Tapi gak mungkin gue yang-" ucapan Jihan terhenti ketika sekelebat bayangan atas dirinya yang menggila dibawah kendali alkohol kemarin malam. Ia ingat telah melakukan hal memalukan itu pada Haruto. Jihan ingat ia mencium leher Haruto semalam.
"Lo bahkan lakuin sebanyak ini." Ucap Haruto dengan jahilnya sembari memperlihatkan seluruh permukaan lehernya.
"Ada empat? Gue lakuin itu... empat kali?" Gumam Jihan pelan. Ia merasa luar biasa syok, bahkan sampai tidak bisa berkata-kata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.] || END✨️
Novela Juvenil"No, even you can't handle me." ♧A bad boy loves me♧ ●Song playing: Butterfly by J.Una