one

216 18 10
                                    

"Gue gak mau dijodohin sama Clara!" Fraza teriak yang membuat Yaza menarik nafas malas.

Keduanya duduk di sebuah cafe kecil di pinggir jalan membicarakan tentang masalah yang menimpa hidup Fraza. Yaza awalnya tidak ingin ikut campur namun temannya itu sungguh dramatis berteriak membuat semua orang menatapnya aneh.

Yaza memalingkan wajah malunya lalu menutup mulut Fraza yang berisik tiada habisnya. Setelah pertimbangan takut jika Fraza bunuh diri Yaza memutuskan untuk membantu walaupun sedikit.

"Gini aja lo nyewa orang buat jadi pacar lo." Yaza memberikan saran yang membuat Fraza kebingungan.

Mereka berhenti bicara selama beberapa saat sampai Fraza menatap temannya itu dengan wajah kaget. "Professional cuddler?"

"Nah itu,"

"Bukannya itu cuma meluk terus menenin pas kesepian?" tanya Fraza merasa agak aneh.

"Yakan tinggal lo sewa sebulan biar Clara jera, gitu aja gak sampe ngapa-ngapain."

"Uhm, ide bagus sih. Yaudah ntar gue cari gue kudu pulang nih,"

Mereka akhirnya berpisah, Fraza pulang dan langsung pergi ke kamar menyalakan laptop di meja kerjanya. Membuka salah satu website di situs pencarian lalu menemukan banyak sekali orang yang berprofesi sebagai professional cuddler.

Fraza melihat satu persatu profil mereka mencari yang menurutnya cocok. Mulai dari laki-laki sampai perempuan ia telusuri hingga tidak ingat waktu.

"Gak ada yang pas, muka mereka gak ada yang menarik," gumam Fraza frustasi dan mulai mencari lebih dalam lagi.

Dia menemukan salah satu profil yang menurutnya menarik. Seorang perempuan berambut pirang dengan username Nora, cukup baik dalam kriteria Fraza akan tetapi bayaran yang di minta sangatlah besar. Bayangkan saja sekali jalan harus mengeluarkan dua lembar uang bernilai tinggi.

"Arghh padahal Nora cantik tapi duit gue ilang ntar, sekali jalan udah ngabisin duit jajan sehari gue gimana ntar kalau sebulan,"

"Fraza!"

"Iya Pa?" Fraza bergegas keluar dari kamar menghampiri ayahnya yang kini duduk di sofa ruang tengah.

Di samping ayahnya ada seorang gadis cantik dan bertubuh kecil memandang Fraza dengan senyum malu. Setelah duduk Fraza langsung teringat jika perempuan di sisi ayahnya ada Clara, yang akan dijodohkan dengannya.

"Lihat Clara malu, gimana Fraza? Dia cantik kan?"

"Emang cantik sih Pa tapi kan Fraza udah punya pacar," balas Fraza yang berbohong.

"Kapan kamu punya pacar orang papa aja gak pernah lihat."

"Eh kan Papa gak nanya," sahut Fraza.

"Yaudah putusin pacar Fraza terus nikah sama Clara, selesai."

"Gak bisa gitu dong Pa, lihat si Clara aja bukan tipenya Fraza kok maksa!"

Fraza kesal. Hanya karena teman masa kecil ayahnya langsung membuat perjanjian jika Fraza akan menikah dengan anak sahabatnya. Tentu saja Fraza kesal.

Lagian memang benar Clara bukan tipe ideal Fraza, dia terlalu kecil dan kurus seperti tidak diberi makan oleh orang tuanya.

"Eh gapapa kok kalau Fraza gak mau, Clara gapapa. Clara bisa pulang," ucap Clara gak enak lihat pertengkaran antara Fraza dengan ayahnya.

"Bagus pulang sana jangan ngarep dianterin."

"Fraza! Clara paman pastiin kamu bakalan nikah sama Fraza, paman janji sekarang pulang biar Fraza yang anterin." Ayah Fraza bersimpati pada Clara melihat Clara bersedih.

Akhrinya di perjalanan mengantarkan Clara pulang Fraza tetap diam. Ayahnya terlalu memaksa dengan Fraza sendiri tidak menyukai Clara yang terlihat seperti gadis tidak normal. Ukuran tubuh dan berat badannya di bawah rata-rata.

Tepat di depan rumah Clara, Fraza menghentikan mobil dan menurunkan Clara.

"Thanks Fraza lo baik banget,"

"Dih, bilangin bapak lo kalau gue gak mau dijodohin sama ranting pohon." Kata Fraza melirik Clara.

"Yah gak tau Fraza kayaknya mereka keras kepala lagian kita juga bisa kan deket? Siapa tau kita cocok."

"Bilang aja lo suka gue makanya gak mau bantu," sinis Fraza lalu melajukan mobil melewati jalan raya.

Dia berhenti untuk membeli beberapa perkakas yang kemarin diminta oleh pamannya yang kemudian berangkat pergi menuju rumah pamannya. Perjalanan menghabiskan waktu 40 menit hingga sampai di rumah kayu yang cukup besar.

Saat Fraza keluar dari mobil dia disambut oleh tiga pelayan yang membantu membuat Fraza berterimakasih dan masuk ke dalam rumah pamannya. Sedangkan para pelayan membawa perkakas ke gudang untuk digunakan nanti sore. Di dalam sana Fraza di sambut hangat oleh paman tercintanya.

Mereka berpelukan lalu menyuruh Fraza untuk duduk dan tidak lama seorang lelaki datang membawakan minuman dingin. Fraza kaget karena tidak pernah melihat lelaki itu di rumah pamannya, lelaki itu terlihat diam dan menundukkan kepala.

Baru saat orang asing itu pergi Fraza mendekat pada pamannya dan bertanya. "Siapa itu? Fraza gak pernah lihat."

"Oh dia Giona, anaknya mbak nilam itu loh."

Fraza terus ber-oh ria yang sebenarnya dia tidak ingat mbak nilam siapa dan Giona siapa. Yang Fraza tau Mbak Nilam tetangga pamannya dan rumahnya tidak jauh.

"Terus ngapain tuh anak di sini?"

"Mbak Nilam meninggal dua minggu lalu terus si Giona gak ada yang urus yaudah bibimu ambil dia dijadiin pelayan. Biar punya hidup lah daripada nangis mulu," terang pamannya panjang lebar.

Karena sudah malam paman menyuruh Fraza untuk menginap dan berhubung Fraza masih marah pada ayahnya ia hanya mengangguk setuju. Paman meminta Giona untuk ke kamar tamu di ruang belakang karena yang di depan masih di renovasi.

"Eh nama lo Giona kan?"

"Yak, kenapa?"

"Lo udah gak punya keluarga nih?"

Giona cuma diam dan pas sampai ke depan kamar Giona langsung pamitan pergi. Awalnya Fraza gak kepikiran tapi lama-lama dia ngerasa bersalah karena udah ngomong yang gak gak. Fraza merasa kalau dirinya bikin Giona sedih.

Akhrinya pas matahari udah muncul Fraza keliling rumah pamannya nyari Giona buat minta maaf. Ke dapur, ruang tamu, taman, kamar pamannya dan kamar mandi tamu tapi Giona tidak terlihat. Fraza ketemu pamannya dan bertanya keberadaan Giona yang dijawab kalau Giona lagi jalan-jalan sambil beli sayur-sayuran.

PACAR SEWAAN || FourthGeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang