three

218 14 7
                                    

Giona cemberut di dalam mobil mengalihkan pandangan pada kaca yang menampilkan jalanan yang padat penduduk. Suara motor ribut di tengah kemacetan membuat Giona pusing.

"Gue benci lo!" ucapnya memberi jari tengah pada Fraza yang sibuk menyetir. Kesal karena Fraza dengan mudah mempengaruhi paman.

Pada akhrinya mereka sampai di rumah dan beruntung sekali ayah sedang tidak berada di rumah. Fraza turun kemudian membuka pintu untuk Giona. Mengajaknya masuk ke dalam.

Dengan enggan Giona masuk menatap ragu-ragu pada rumah besar tersebut. Diam-diam Giona merasa kagum.

"Dengar lo tunggu di sini gue mau cari sesuatu bentar." Kata Fraza langsung pergi terus menghilang dari balik pintu.

Giona dengan patuh berdiri selama 5 menit lamanya sampai seorang lelaki tua masuk melewati ruang tamu. Melihat aneh ke arah Giona yang merasa tidak nyaman.

"Masuk ke rumah orang tanpa ijin itu gak baik apa orang tuamu tidak mengajari tata krama?" Ayah Fraza berbicara pada Giona.

"Maaf tapi saya dibawa ke sini," balas Giona merasa sakit hati saat orang tuanya di bawa-bawa.

Terjadi keributan kecil yang membuat Giona merasa dipermalukan. Giona sudah mengeluarkan semua alasan yang memang benar adanya tapi orang tua di depannya tidak mempercayai. Padahal anaknya lah yang membawanya ke sini secara paksa.

Giona sedari awal juga tidak berniat ikut. Dan sekarang dirinya terkena masalah di rumah orang lain tapi beruntungnya Fraza datang di waktu yang tepat saat mendengar suara ribut. Fraza menarik Giona ke sampingnya.

"Papa orang Fraza yang baca dia ke sini," sahut Fraza.

"Fraza kamu tidak bercanda kan? Kamu bawa orang asing ke rumah?"

"Papa dia itu bukan orang asing dia pacar Fraza kok, benerkan Giona?" Fraza bertanya mengedipkan matanya juga mencubit lengan Giona agar Giona menjawab.

Pada akhirnya Giona mengangguk kesal.

"Dia itu laki-laki! Sudah ada Clara kenapa pacaran sama laki-laki? Pokoknya papa minta kamu putusin dia!"

"Laki-laki kayak dia apa yang bisa di dapetin? Laki-laki gak bisa ngasilin anak!"

"Papa ngomong apasih? lagian Clara itu bukan type Fraza. Apa badannya kaya ranting pohon begitu apa enaknya?" balas Fraza mendesah pelan mengusap pelipisnya membawa Giona ke kamar.

Mereka mengabaikan ayah yang berteriak marah. Fraza segera meminta maaf karena keributan yang dibuat oleh ayahnya kemudian dirinya mendapatkan pukulan kuat di wajah. Ia meringis merasakan nyeri menyerang sedangkan sang pelaku menatap kesal seraya melipat kedua tangan di depan dada.

Fraza tidak tau apa masalahnya tiba-tiba dipukul jadi dirinya bertanya dengan nada kasar.

"BISA-BISANYA LO NYERET GUE KE DALAM MASALAH LO PADAHAL KITA GAK SALING KENAL!" bentak Giona yang marah lalu duduk di pinggir ranjang.

"Yaelah cuma sebulan loh."

"Cuma? Gue gak tahan sama bapak lo yang begitu," balas Giona.

"Iya ya gue minta maaf."

"Masa dia ngomongin gue di depan gue langsung." ujar Giona yang hampir menangis. "Gue juga sakit hati,"

"Nana gue minta maaf gue gak tau kalau papa bakalan ngomong begitu, lagian juga kita gak bikin anak. Emang lo mau bikin anak sama gue?"

Lagi, Giona meninju Fraza untuk kesekian kalinya. Fourth bukannya kesal malah sibuk menahan tawa melihat telinga Giona mulai memerah.

Mereka berada di kamar sepanjang waktu agar Fraza bisa memberikan informasi tentang apapun. Takutnya jika ada yang mencurigai.

Fraza juga menahan Giona agar tidur satu kamar dengannya menghindari sesuatu yang tidak diinginkan dari ayah juga Clara.

"Lo tidurnya di sisi sana gue di sini, gak boleh lewatin batas." Kata Giona menyiapkan guling di antara mereka sebagai pembatas.

Di pagi selanjutnya Fraza mengajak Giona mengambil beberapa pakaian yang lebih layak di rumah temannya. Itu memang pakaian Fraza yang kebesaran. Fraza menitipkan pada Marka, takut sewaktu-waktu berguna. Lagipula jika dibuang sayang.

Jadi setelah pulang membawa tas berukuran sedang mereka berdua bertemu Clara di ruang tamu sedang duduk bersama papa. Giona diam berusaha mencari perlindungan di balik Fraza sedangkan Fraza sendiri memberikan ekspresi menatang. Seakan mengajak bergulat.

Namun, kejadian tidak disangka-sangka terjadi. Clara mendekat kemudian mengajak Giona berkenalan. Walaupun menaruh rasa curiga Giona mengangguk memperkenalkan dirinya.

"Lo pacarnya Fraza ya?"

Giona cuma mengangguk bingung. Tidak tau harus menjawab bagaimana.

"Gue yang bakalan nikah sama Fraza," Clara tersenyum kecil.

"Lihat Fraza, Clara baik loh masih mau ngajak kenalan sama laki-laki yang kamu bawa pulang itu." Ayah menambahkan saat melihat Clara bersikap ramah.

"Terus?" Alis Fraza terangkat sempurna.

"Na ayo ke kamar," Ajak Fraza menarik lengan Giona.

"Fraza lo gak ngajak gue?" Clara berteriak.

"Dih gak ada niatan ngajak!" Fraza menujukan jari tengahnya pada Clara.

"Fraza!"

"Belain terus sana, Fraza tetep gak sama ranting pohon."

PACAR SEWAAN || FourthGeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang