04

41 10 0
                                    

(Name) POV

Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa bosan kalau hanya di asrama saja. Memang sih aku bisa mengisi waktuku dengan belajar ataupun bermain game, tapi aku bosan kalau setiap hari melakukan itu terus.

Apa aku harus coba untuk masuk ekskul saja ya? Ingin sih, tapi aku bingung harus masuk ekskul apa. Aku hanya merasa tidak punya bakat dalam bidang apapun.

Tidak adakah ekskul bersantai dan bermalas-malasan...

3rd POV

(Name) tidak sadar, bahwa gerutunya tersebut ternyata diperhatikan oleh Goshiki. Goshiki sedari tadi melihat kearah (Name) karena merasa lucu? Dengan (Name) yang terlihat sedang berpikir keras dan mengerucutkan bibirnya.

'Imut...'

Goshiki langsung tersadar dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat sehingga menarik atensi (Name).

'Apa yang aku pikirkan sih!' panik Goshiki dalam batinnya.

Goshiki pun kembali fokus ke depan dimana seorang guru tengah membekali pelajaran kepada dia dan anak sekelasnya.

Beberapa waktu berlalu, bel istirahat telah berbunyi. Sebagian siswa berbondong-bondong keluar kelas untuk menikmati makan siang mereka masing-masing. Tetapi tidak dengan Goshiki dan juga (Name).

Mereka masih terduduk di kursi masing-masing dan asyik dengan dunia mereka sendiri.

Goshiki yang sedang mencatat materi, dan (Name) yang memelototi daftar klub yang ada di Shiratorizawa.

Terus begitu hingga hampir 5 menit kemudian, Goshiki selesai mencatat. Ia menyadari bahwa dikelas ini hanya tersisa dirinya dan (Name) saja, lalu ia menoleh kearah (Name).

Terlihat gadis itu sedang berpikir keras sambil melihat pamflet dari beberapa klub dan juga menggumamkan kata yang tak bisa Goshiki dengar dan mengerti.

Goshiki hanya termenung melihat sikap (Name) yang menurutnya sedikit.. ukhh aneh? Entahlah, Goshiki tak berani mengatakannya setelah tau betapa garangnya (Name).

Flashback

Saat ini sedang jam istirahat, (Name) sedang bersiap memakan makan siang nya di kantin. Ini kejadian langka karena sebelumnya (Name) entah kenapa selalu menghindari kantin.

(Name) satu meja bersama beberapa teman kelasnya yang sejujurnya tidak terlalu dekat dengan mereka. Saat hendak menyuap makanannya, sebuah suara datang lebih dulu mengacak-acak pendengarannya.

"(SURNAME)-SAN!!!!!"

(Name) tentu tersentak kaget. Hampir saja makanan yang ada di sendoknya itu terjatuh dan mengotori lantai.

(Name) dengan wajah kesal menoleh kebelakang. Dia jelas sangat mengetahui siapa pemilik suara melengking itu. Dan benar saja tebakannya itu.

Alis (Name) berkerut tanda tak suka. (Name) kembali berfokus pada makanannya dan pura-pura tak mendengar apapun yang orang itu katakan.

"(Surname)-san (Surname)-san, ini aku ada susu coklat untukmu, tolong bergabunglah ke klub basket!!!"

Yahh siapa lagi kalau bukan anak kelas (Name) yang terus menerus meributkannya untuk masuk ke klub basket.

Sejujurnya dia adalah salah satu alasan (Name) malas ke tempat yang berada dalam jangkauannya. Karena itu (Name) lebih sering menghabiskan waktu istirahat di rooftop atau di taman dekat lapangan baseball Shiratorizawa.

Tapi orang ini memang pada dasarnya pantang menyerah. Ia mencolek pundak dan pipi (Name) sambil terus menawarkan susu coklat yang ia bawa.

"Nee nee (Surname)-san ayo dong."

Ethereal (Shiratorizawa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang