Ⅱ. Selamat datang.

801 109 6
                                    

Setelah merapikan tanaman yang ada di lantai satu, Yuki membawa dirinya ke lantai dua untuk menyirami tanaman yang ada di atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merapikan tanaman yang ada di lantai satu, Yuki membawa dirinya ke lantai dua untuk menyirami tanaman yang ada di atas. Tangannya membawa gembor atau alat untuk menyiram tanaman.

Di lantai dua, Yuki segera mengisi gembornya dengan air dan campuran larutan untuk menyuburkan tanamannya.

Sejak kecil Yuki memang suka sekali dengan tanaman hias, terutama bunga. Dirinya memulai dari membaca informasi tentang bunga dibuku ensiklopedia lalu merambat ke berbagai buku lainnya. Entah itu buku cara merawat bunga dan tanaman dengan baik, membuat taman sendiri di rumah dan lainnya.

Karena itu, saat Kotoha membuka Photos Cafe, Yuki lah yang mengurus semua tanaman hias untuk mengisi kekosongan di cafe. 

Pemuda itu juga sangat berspesialisasi dalam membuat berbagai jenis teh. Dan teh-teh yang dia buat selalu diracik dari bunga yang dia tanam sendiri. Menurut Yuki, ini sama saja dengan membunuh dua burung dengan satu batu.


Setelah selesai mengisi gembornya, Yuki melangkah ke jendela. Ketika dirinya membuka jendela, Yuki mendengar suara ribut perkelahian dari jalanan dan disusul suara bel cafe.

'Hah...? Kotoha?'

Gembornya dia letakkan di lantai dan pemuda itu membuka jendela lebar-lebar. Tubuhnya menjorok ke depan untuk melihat pemandangan dari jalanan.

'Sakura-kun?'

"Apa yang kau lakukan?!" suara teriakan Kotoha membuat Yuki hampir tergelincir, mata fuschia-biru itu terbelalak melihat Kotoha di tahan oleh salah satu berandal dengan pisau di lehernya.

"Oi, bocah! Berhenti! Kalian anak Fuurin tidak akan bisa apa-apa kalau warga kota disandera 'kan?" 

Yuki menggertakan giginya, matanya berkilat berbahaya menatap pisau yang ada di depan leher Kotoha. "Beraninya..."

"Beraninya kau mengancam adikku, dasar brengsek!" Yuki berteriak marah sambil melompat dari jendela di lantai dua. Kakinya yang mengenakan sepatu putih dengan tambahan heels itu segera menghantam wajah berandal tersebut. Sebelum tubuh berandal itu jatuh ke tanah, Yuki segera memutar badan dan menendang pinggang pria itu hingga menabrak toko.

"Yuki! Terima kasih!"

"Kotoha, kembali ke dalam sekarang! Untuk apa kau keluar?! Apa kau tidak lihat betapa berbahayanya itu? Mereka membawa pisau!"

Kotoha tersentak mendengar nada kasar dari pemuda yang biasanya lembut ini, bibirnya mengulas senyum dan tangannya menggenggam tangan Yuki yang gemetar. "Maaf, Yuki-kun..."


Brak!

"Berhentilah bicara dan kembali ke dalam," Sakura menatap berandal yang baru saja ditendangnya. 

"Aku sudah hafal gerakanmu! Seperti yang diharapkan dari sampah seperti kalian!"

Sakura menatap kelompok berandalan yang mengepung dan berdecih kesal. Sayangnya Kotoha dan Yuki sama sekali tidak bisa kembali ke dalam karena mereka sudah terkepung dari segala arah. Sakura benar-benar kebingungan, dia sama sekali tidak terbiasa berkelahi sambil melindungi orang lain!

FEARLESS  [Wind Breaker x m! oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang