Time Travel to the Kingdom of Orcs

2. Perjalanan Waktu Itu Penting

Bai Hao terbangun dengan rasa sakit yang hebat di sekujur tubuhnya. Sebelum dia membuka matanya, dia mengerang terlebih dahulu.

Sakit sekali, sakit sekali di sekujur tubuhnya, seolah-olah ada yang mematahkan semua tulang di tubuhnya. Sakit sekali hingga dia ingin mengutuk.

“Saudaraku, saudaraku, apakah kamu merasa lebih baik? Kakak…” Sesuatu yang hangat mengusap wajahnya.

Bai Hao mengerutkan kening: Kakak? Siapa yang kamu telepon? Dia berjuang untuk membuka matanya, dan yang dia lihat adalah sepasang mata besar yang khawatir, langit biru cerah di belakangnya, dan mahkota pohon hitam dan hijau yang lebat...

Mahkota pohon yang begitu besar, hutan yang rimbun, dan semacamnya langit biru ...Bai Hao menghela nafas beberapa patah kata. Tidak, langit biru? Apakah sekarang sudah siang hari??

Tiba-tiba dia duduk, rasa sakit di tubuhnya menyebabkan dia berkeringat tipis. Bai Hao mengabaikan rasa sakitnya, mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling – dan kemudian dia benar-benar terpana.

Di sinilah?

Di sekelilingnya terhampar hamparan hijau yang luas, baik lebat maupun terang. Mahkota yang tinggi dan batang yang tebal tidak terlihat seperti produk Qingtouling, tetapi seperti hutan primitif. Dan dari tempatnya berada, dia dapat dengan jelas melihat burung-burung aneh terbang di langit dan hewan-hewan aneh berlarian di tanah...

Mereka semua aneh... Spesies-spesies ini sepertinya berada di luar kesadarannya. Bai Hao mengobrak-abrik semua yang telah dia pelajari dalam pikirannya, dan kemudian dia merasa frustrasi karena dia benar-benar tidak mengenali makhluk hidup itu.

"Saudaraku..." Ou Jing menatapnya dengan cemas, wajahnya yang kotor sedikit berkerut: "Saudaraku, apakah kamu merasa lebih baik?"

Bai Hao mengangkat tangannya dan menepuk kepala Ou Jing: "Tidak apa-apa, kita ..." Ayo pergi Sebelum saya dapat mengatakannya, saya menemukan ada sesuatu yang aneh dengan keberadaan saya. Sepertinya ini bukan daratan, tapi... Dia berdiri, melihat sekeliling, dan terkejut saat mengetahui bahwa dia berada di puncak pohon besar. Cabang-cabang pohon yang tebal membentuk platform alami, dan dedaunan lebar menahannya dengan kuat.

"Ya Tuhan, tempat apa ini?" Bai Hao, yang selalu menyembunyikan emosinya, tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru.

Bai Hao memeriksa tubuhnya dan tidak menemukan patah tulang. Rasa sakitnya hanya nyeri otot. Dia sudah lama tidak menikmati rasa sakit seperti ini sejak dia keluar dari militer. Walkie-talkie masih ada listriknya, tapi setelah dinyalakan hanya terdengar suara gemerisik. Seharusnya tidak ada sinyal, atau terlalu jauh dari walkie-talkie lain. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihatnya. Benar saja, tidak ada sinyal sama sekali. Itu tidak tercakup oleh China Mobile atau China Unicom. Bai Hao menggerakkan tangan dan kakinya untuk menghilangkan rasa sakit, dan mulai berpikir tentang bagaimana dia jatuh dari tebing di malam hari ke kanopi pohon di siang hari. Sayangnya, dia sakit kepala dan tidak mendapat jawaban apa pun. Sekarang kenyataan yang harus dihadapi Bai Hao adalah bagaimana cara keluar dari hutan besar ini. Dia tidak berpikir dia bisa menjadi orang biadab dan tinggal bersama Ou Jing dari sini selama sisa hidupnya.

Saat dia melepaskan Ou Jing dari tubuhnya, Ou Jing tidak menangis atau rewel, hanya menatap Bai Hao dengan tenang. Jadi Bai Hao menggendong Ou Jing kecil di punggungnya dan mendarat di tanah menggunakan tali penyelamat. Lantai hutan sangat lembut, dengan daun-daun berguguran yang berumur ratusan bahkan ribuan tahun menumpuk membentuk tikar yang tebal, jika diinjak akan menimbulkan bunyi gemerisik, seperti menginjak karpet linen yang tebal.

Bai Hao telah mengalami berkali-kali bertahan hidup di hutan belantara. Untuk misi perdagangan narkoba, Bai Hao dan rekan-rekannya pernah melacak beberapa raja narkoba di hutan perawan selama lebih dari sebulan, dan akhirnya membunuh para raja narkoba dan meninggalkan hutan. Tapi hutan itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan hutan yang ada di hadapanku sekarang. Setidaknya, tidak ada kelinci sebesar babi di hutan!