Tiba-tiba Jadi Istri Ustadz

14 2 1
                                    

Sebelum baca sebaiknya vote dulu, ya. Nggak susah dan nggak bayar kok, kalian tinggal klik bontang yang ada di sebelah fitur komentar. Terima kasih.

—oOo—

"I-itu ...."

Belum sempat Mirna melanjutkan kalimatnya tiba-tiba ada seseorang yang mengucapkan salam dari arah luar rumah. "Assalamu'alaikum."

Mirna dan Ningsih menoleh ke sumber suara. Mereka kemudian langsung ke ruang tamu, di mana mendengar suara seseorang tadi. "Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab Ningsih dan Mirna bersamaan.

Mirna berjalan menuju pintu. Baru saja ia ingin meraih knop pintu. Namun, pintu itu sudah terbuka lebih dulu.

"Silakan masuk, Tadz," ucap Heru pada seseorang yang ada di sebelahnya.

Baik Mirna dan Ninggsih sedikit terkejut saat melihat orang yang dibawa masuk oleh Heru, ayah Mirna. Ningsih mendekat ke arah suaminya. Sementara Mirna, ia hanya diam di tempatnya sembari menundukkan kepalanya.

"Silakan duduk, Ustadz," ucap Ningsih.

"Terima kasih, Bu," jawab pria yang dipanggil ustadz.

Setelah itu, Heru ikut duduk lalu ia menatap pria yang dipanggil ustadz oleh istrinya. "Kalau boleh tau, ada angin apa ya, Ustadz Fahri ke sini?" tanya Heru dengan sopan.

Pria yang tidak lain adalah Fahri tersenyum dengan ramah, senyum yang terlihat sangat menyejukkan. "Saya ke sini mencari saudari Andin. Saya dengar tadi dia pergi ke sini," jawab Ustadz Fahri mengatakan alasan kenapa ia ke rumah Mirna.

Heru yang tidak tahu sahabat putrinya sedang berada di rumahnya, menatap ke arah sang istri. Setelah itu, Ningsih mengangguk sebagai jawabannya.

Mirna sendiri yang mendengar ustadz muda di depan sana sedang mencari sahabatnya bertanya-tanya di dalam hati, "Ada urusan apa, Ustadz Muda itu mencari Andin? Jangan-jangan dia ...." Mirna melebarkan kedua bola matanya dan langsung menutup mulutnya. "Semoga apa yang aku bayangkan tidak benar, tapi kalau benar gimana ya?"

"Mirna!" Tiba-tiba Ibu Ningsih memanggil putrinya.

Mirna yang sedang terkejut dengan apa yang dia pikirkan langsung mendekat ke arah ibunya. "Iya, Bu," jawab Mirna sembari menundukkan kepalanya.

"Tolong kamu panggilin, Andin. Ustadz Al Fahri mencarinya," ucap Ibu Ningsih pada putrinya.

"Baik, Bu."

Mirna kemudian langsung pergi ke kamarnya. Sampai di kamar, ia langsung masuk ke dalam kamarnya dengan tergesa-gesa.

Andin yang melihat Mirna menatap sahabatnya itu dengan tatapan bingung."Kamu kenapa?" tanya Andin saat Mirna sudah berada di depannya.

"Ada yang nyari kamu, Ndin," jawab Mirna sembari menatap Andin dengan tatapan seperti habis melihat hantu.

Andin beranjak dari duduknya. Dia menatap Mirna was-was. "Hah! Ada yang nyari aku?" tanyanya.

Mirna mengangguk. "Iya, sekarang dia ada di depan?"

Siapa yang nyariin aku, Mir? Jangan bilang yang nyariin aku itu Ayah?"

Mirna menggelengkan kepala. "Terus?" tanya Andin dengan kerutan di keningnya. Pasalnya jika bukan ayahnya siapa lagi yang mencarinya.

Mirna menelan saliva dengan susah. "Yang nyari kamu itu ... Ustadz Fahri."

Andin menautkan kedua alisnya. "Buat apa Ustadz Fahri nyari aku?" tanyanya.

Mirna mengangkat bahunya. "Mana aku tau," jawab Mirna. Sebenarnya Mirna berspekulasi jika Ustadz Fahri mencari Andin karena Ustadz Fahri itu adalah calon suami Andin. Namun, Mirna tidak mengatakan hal itu pada Andin. Mirna takut jika ia mengatakannya pada Andin, Andin tidak akan tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dinikahi Ustadz MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang