5

21 0 0
                                    

Sudah 2 minggu setelah kejadian tersebut bubi mencoba damai dengan dirinya sendiri agar tidak terus di hantui rasa takut, ia mencoba sekuat mungkin untuk melupakan kejadian tersebut dan mencoba lebih berhati-hati lagi. saat ini bubi telah mengundurkan diri dari pekerjaan mengantarkan botol susu ia hanya takut suatu saat bertemu dengan pria tersebut, walau kerja di resto juga tidak menutup kemungkinan bisa bertemu, namun tidak ada salahnya harus waspada. bubi hari ini benar-benar full bekerja di resto dari pagi hingga sore hari tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya ia merasa sering cape, mual-mual bahkan sampai sakit kepala, ia berfikir mungkin hanya kecapean karena ia bekerja mulai dari pagi hingga sore.

"bub... kamu gapapa ko pucet banget sih".

"gapapa ko ran ini cuma tadi aku telat makan siangnya". balas bubi kepada teman kerja restonya.

"kamu yakin? mending kamu periksa ke dokter biar tau sakit apa, soalnya aku perhatiin dari kemarin kamu kaya gini".

"iya ran makasih ya atas sarannya, nanti pulang dari resto aku coba cek ke dokter".

"okeyy dehh".

jam menunjukkan pukul 23:30 waktunya resto tutup. bubi dan teman kerja lainnya pun akhirnya pulang. saat akan menggunakan sepedanya bubi teringkat apa yang dibilang sama rani patutnya ia periksa ke dokter siapa tau dia bukan hanya kecapean tapi punya penyakit yang serius. akhirnya bubi dengan sepedanya pergi menuju klinik terdekat. begitu dia sampai ternyata lumayan sepi karena mungkin sudah malam. akhirnya tak berselang lama menunggu bubi memasuki ruangan tersebut. 

"silahkan ada keluhan apa?".

"begini dok akhir-akhir ini badan saya terasa pegal-pegal dan mudah lelah".

"baik kalo begitu silahkan berbaring terlebih dulu, saya akan periksa".

saat dokter tersebut memeriksa bagian perut bubi raut wajahnya merasa heran, bubi yang memperhatikan ekspresi itu. bubi se akan dia merasa bahwa ada yang tidak beres pada tubuhnya.

"apa kamu sering mual-mual dan sedikit pening"

"iya dok"

"baiklah saya akan jelaskan, selamat yah anda sekarang sedang mengandung usianya baru 2 minggu".

seperti terkena sambaran petir bagaimana bisa ini terjadi padanya.

"tolong di jaga baik-baik kandungannya karena umur segitu masih rentan terhadap kehamilan pada seorang pria, ini saya resepkan obat serta vitaminnya".

bubi hanya bisa bilang iyah sambil entah kemana pikirannya saat ini, setelah ia menebus obatnya. ia mampir ke sebuah taman kota disana dia hanya terduduk diam sambil melayangkan tatapan kosong ia bingung harus bagaimana. ia tahu bahwa ini pasti akan terjadi namun siapa sangka akan secepat ini. bagaimana ia bisa tahu karena ibunya pernah memberitahunya dan berpesan agar dapat jaga diri makanya bubi ingin mnikah dengan wanita agar ia tidak perlu merasakan ini. bubi menangis disana ia tak tau harus bagaimana. 

sudah ada 15 menit dia disana sambil menangis akhirnya bubi pulang ke gedung kosong tersebut. dan ia pun mulai mengistirahatkan tubuhnya karena dia sudah lelah dengan semuanya. biarlah bagaimana esok saja bubi sedang tidak ingin memikirkanya karena ia sudah lelah.


sudah 2 bulan ia menanggung semuanya sendiri, ia juga akhirnya memberitahu pada bosnya tentang kejadian ini namun bubi tidak bilang siapa yang memperkosanya, tak disangka bosnya malah kasihan dan iba melihat bubi. bosnya pun akhirnya membiarkan bubi tetap bekerja. selama bubi mampu menghandlenya bosnya pun tak jadi masalah. teman kerjanya pun tau akan hal ini namun mereka juga tidak menjauh dari bubi bahkan mereka lebih perhatian kepada bubi. bubi adalah tipikal anak yang jujur.


di tempat lain tepatnya di sebuah gedung kantoran yang menjulang tinggi dan sangat mewah dimana seorang pria akhir-akhir ini uring-uringan mencari seseorang dan selalu marah-marah jika tidak menemukan orang tersebut, bahkan sampai melampiaskannya pada karyawannya.

"aku tidak mau tau kau cari sampai dapat, jangan pulang sebelum kau mendapatkannya. paham!".

"baik tuan".

"pergi sana!"

"huuff.. dimana kamu kenapa juga harus lari, aku harus mencari kamu kemana lagi di tempat kerja kamu. kamu sudah keluar bahkan si tua itu tidak memberi ku alamatmu bahkan nama pun kau tak sebutkan sama si tua itu."

yahh ryanza akhir-akhir ini uring-uringan karena sedang mencari bubi. karena ia tahu ia merasa bersalah dan juga entah kenapa sudah 2 bulan ini dia terus saja memikirkan bubi. bahkan ia mencoba melupakannya namun tak bisa sampai-sampai ia sudah tidak bergairah kepada wanita-wanita yang dikirim sahabatnya itu. yang ia inginkan sekrang hanyalah bubi.







maaf kalo typo

terima kasih

jangan pergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang