🎯 6 : Strange Game 🎯

86 24 8
                                    

Surprise, wkwk:D
Hari ini, aku update lagii. Selamat membacaa, tolong tinggalin jejak berupa vote dan/atau comment yaa sebagai bentuk support untuk cerita ini

***

Letta
Udh tau

Letta
Shaka Airlangga namanya, bae anaknya

3! x 3
Shaka? Yg bener lo?

Letta
Iyalah, org td dia sempet nolongin gue

3! x 3
Wait

3! x 3

3! x 3Ini orangnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3! x 3
Ini orangnya?

Letta langsung mengunduh foto tersebut. Kedua matanya membulat ketika melihat potret Shaka.

Letta
Ehhh iya yang itu, kok lo ada foto dia sih?

3! x 3
Gak usah banyak tanya. Tugas lo skrg, awasin dia

Letta
No. Dia kelas A, gue kelas B. Beda gedung juga

3! x 3
You did it, Letta. Gue percaya lo

Ponsel berlogo apel itu ditaruh di atas permukaan meja. Letta bangkit dari kursinya, kemudian merebahkan dirinya di atas kasur.

Memang, ciri khas dari orang yang baru saja bertukar pesan dengannya adalah tukang memerintah. Mengatakan jika mengawasi sosok Shaka itu mudah adalah omong kosong belaka, pasti akan cukup sulit baginya mendekat ke lingkungan kelas XII, terutama kelas A.

Letta mendecih. Ia mengubah posisinya menjadi duduk. Sial, ia tak bisa membayangkan betapa ganasnya beberapa manusia di tipe A. Sebab, beberapa manusia di kelas X tipe A saja sudah cukup ganas baginya.

Mereka—siswa kelas A—meski tak seluruhnya—selalu merasa lebih tinggi dari kelas B sehingga cenderung merendahkan kelas B, bahkan menindas murid-murid kelas B.

Sialnya, jika ada yang mencoba melapor kasus kekerasan tersebut pada pihak sekolah, para pelaku akan berdalih semua itu hanya candaan belaka.

***

Permainan mencari teman.

Aneh. Benar-benar aneh. Shaka tak habis pikir apa tujuan guru Sosiologi mengadakan permainan ini. Jika hanya untuk senang-senang sejenak, Shaka tak akan mempermasalahkannya. Namun, permainan ini memiliki konsekuensi yang mengerikan.

Apabila seseorang kalah lebih dari dua kali, maka skor ulangan harian bersangkutan akan dikurangi 50 poin selama dua kali berturut-turut.

Shaka mengedarkan pandangannya pada wajah-wajah asing di sekitarnya, terkecuali Dante—teman sebangkunya yang baru berkenalan dengannya sebelum bel berbunyi. Saat ini, seisi kelas membentuk sebuah lingkaran setelah semua meja dimundurkan ke belakang. Bu Dini, guru Sosiologi berada di tengah-tengah lingkaran.

Hierarchy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang