Di HOTEL PART 1

198 0 0
                                    

Begitu sampai lokasi tujuan, mobil gua matiin. Yazumi gua rangkul lagi, jalan menuju ke room nya, setelah sebelumnya gua nanya ke resepsionis hotel.

Pas sampai room nya, nih cewek gua dudukin, kepalanya gua sandarin bantal dengan menumpuk dua bantal sekaligus. Hal ini sengaja gua lakuin, takutnya kalo gua tidurin, entar perutnya naik malah muntah jadinya. Sementara kedua kakinya, gua selonjorin. Kemudian gua baluri perutnya dengan minyak kayu putih yang gua ambil di kotak P3K yang terpasang di samping lemari. Persis seperti yang emak praktekin ke anaknya biar gak masuk angin. Pas gua sibak baju panjangnya dengan maksud melumuri perutnya dengan minyak kayu putih, gila! Itu kulit apa kain sutra ya? Halus bener, Batin gua.

Untuk sementara gua biarin aja gitu. Dalam hati gak henti²nya gua muji karya agung yang tuhan ciptakan.

"Kalau dia mau gua kawin, mo minta pesta 7 hari, 7 malam gua jabanin dah hehehe" Hayalan gua ngeracu.

Sedang asik gua nikmatin karyaNYA, dia buka mata sebentar lalu gua deketin sedotan dari buah kelapa muda yang tadi gua beli di jalan. Gua berharap air kelapa bisa menetralisir alkohol yang di konsumsinya. Setelah meneguk beberapa kali sedotan, dia tidur lagi.

"Kalau ada dukun ampuh yang mampu menjadikan dia jadi permaisuri gua, biar di ujung dunia gua samperin" Hayalan gua mulai rusak.

Kira² 30 menit kemudian, yazumi terlihat mulai sadar, matanya yang bening terbuka perlahan. Kemudian gua sodorin roti yang gua beli di minimart waktu di perjalanan tadi, dia makan beberapa gigitan dengan meminum sisa air kelapa tadi. Gua sih lega walaupun cuman kemasukan roti beberapa gigitan, yang penting gua mikir perutnya ada isinya.

Setelah gua rasa kesadarannya mulai pulih, gua tanya,

"Are you oke?"

Mingkem aja dia, kemudian gua lanjutin,

"If you feel fine, I want to go home, it's late at night.

Gua ngomong begitu, masih aja diem. Gua mikir kayaknya nih cewek gak ngerti bahasa inggris.

Akhirnya gua ulang dengan ucapan yang sama sambil nunjuk ke jam tangan sembari telapak tangan gua tempelin ke telinga. Bahasa tubuh gua mengatakan,

"Ini udah malam, gua mo pulang, mo istirahat"

Kemudian dia ngomong sesuatu yang gua nggak ngerti. Dia ngomong sambil membungkukan badan dengan kedua telapak tangannya di rapatkan. Dan kalau di lihat dari bahasa tubuhnya, sepertinya dia ngucapin terima kasih.

"Ok no problem" Gua jawab aja bener apa salah.

Kemudian gua lanjutin,

"This is the cost during the journey from pick up to here, I want go home" Gua menjentikkan jari telunjuk beradu dengan jari jempol sambil nunjukin argo perjalanan di aplikasi HP.

Entah dia ngerti apa nggak, dia cuma manggut² aja. Kemudian dia bicara bahasa jepang yang sama sekali gua gak ngerti.

"I don't know" Gua jawab sambil kedua tangan, gua lambaikan.

Kemudian tangannya merogoh HP di tas kecilnya. Setelah dia bicara di HP nya, lalu dia nunjukin ke gua. Ternyata, apa yang dia omongin di HP nya, di translate otomatis ke bahasa Indonesia. Pas gua lihat di layarnya,

"Kamu jangan pergi, temani saya"

"It's already 01.00 at night, I have to go home to rest" Gua nunjuk jam ke angka 1, sambil gua tempelin lagi telapak tangan gua ke telinga.

Bales lagi dia dengan nunjukin HP nya,

"Nanti saya bayar lebih, saya harap kamu jangan pergi"

Sumpah dah! Sampai sini serba salah gua. Mau gua tinggal gak dapet duit, gua jagain entar gua yang repot. Sampai akhirnya, dia nunjukin lagi hapenya,

CINTA SATU MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang