Chapter.2

524 61 8
                                    

'Happiness for Kamelia' novel bergenre romansa yang paling diminati oleh para kalangan remaja. Bercerita tentang seorang perempuan bernama Kamelia Neira Vanngela, anak dari salah satu Baron dan Baroness yang berkuasa di Kekaisaran Eenheid. Sayangnya seluruh keluarga Kamelia terbunuh dalam satu malam karena dibunuh oleh seorang penghianat keluarga tersebut, menyisakan Kamelia yang berhasil kabur dari kediamannya. Kamelia menjadi gelandangan sejak semua keluarganya tiada, padahal Kamelia baru berumur 8 tahun waktu itu, hidup kesana kemari, mencari makan dengan cara mencuri, dirinya lakukan sampai berusia 10 tahun. Saat umur Kamelia mencapai 10 tahun, dirinya tak sengaja menolong seorang laki-laki dewasa yang terluka karena diserang oleh musuh saat berkunjung ke kawasan kumuh tempat tinggal Kamelia, karena kebaikan hati Kamelia serta sifatnya yang polos serta lugu, pria yang berpangkat Marquess tersebut pun mengangkat Kamelia menjadi putri bungsunya, kini nama Kamelia berubah jadi Kamelia Neira Adrana. Kamelia menjadi kesayangan keluarga tersebut. 

Novel juga berfokus pada kisah percintaan Kamelia dengan seorang putra Kaisar bernama Zeen Leorand Aldebaran, berawal dari keberanian Kamelia mendekati sosok dingin seperti Zeen membuat hati keras Zeen luluh dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Jika ada protagonis pasti ada antagonis kan? Antagonisnya adalah dua kembar bersaudara dari keluarga Duke dan Duchess yang juga berkuasa di bawah kekuasaan Kekaisaran Eenheid. Mereka berdua adalah Dilan Daksa Hendrya dan Diana Diksi Hendrya yang sama-sama menaruh hati pada sang putra mahkota Kekaisaran, yaitu Zeen. Jangan heran jika laki-laki menyukai laki-laki, karena genre novel ini bisa disebut campur romansa straight dan romansa boyslove, dengan tema dunia Omegaverse. Seperti kebanyakan novel pada umumnya, antagonis mati dan protagonis yang hidup bahagia. 

Tapi kenapa peran bahkan karakter yang tubuhnya dimasuki oleh jiwa Aidan tak tersebut, ada alasannya nanti, akan Author jelaskan. Karakter Aidan memang tak pernah disebutkan, tapi keluarga Aidan pernah disebutkan dalam novel, makanya Aidan terkejut mendengar nama kedua orang tua barunya.

.

.

.

.

'Jadi aku masuk novel itu? Novel b*ngs*t sih, alur ceritanya pasaran, yang unik ya yang genre campuran itu, peminat straight bisa membaca, peminat BL juga bisa, mirisnya gue malah masuk ke tubuh yang karakternya bahkan gak pernah disebutkan, haahh... nasib anak ganteng.' batin Aidan nista. 

Setelah tertidur karena pelukan nyaman dari sang ibu, Rian. Aidan terbangun pada malam harinya karena lapar, tapi entah kemana kedua orang tuanya, masa bayi setampan Aidan ditinggal sendiri.  

Cklek 

Bunyi pintu terbuka dapat Aidan dengar beserta derap langkah kaki yang berjalan dengan cepat ke arah dirinya. Rian yang kini berada di depan ranjang bayi Aidan pun dengan cepat menggendong sang putra. 

"Idan lapar ya... sayang, maaf mama lama." Rian menggesekkan hidung mancungnya ke hidung kecil Aidan membuat Aidan terkikik geli. 

Rian menimang tubuh kecil Aidan sambil berjalan kearah kasurnya, sedangkan Aidan merasakan perasaan nyaman dan hangat dari dekapan sang ibu, dekapan yang begitu Aidan damba sejak di kehidupan pertamanya. 

Rian duduk di kasur miliknya bersama sang suami. Menyamankan posisi Aidan agar bisa menyusu dengan mudah. Rian mulai membuka kancing bajunya, memperlihatkan dada putih mulus, beserta puting pink kesukaan bapak Rey, ekhem!

'Bentar, ini ceritanya gue mau disusuin?' batin Aidan melongo melihat dada putih sang ibu. 

"Makan yang banyak ya, sayang. Biar gembul lagi, mama gak suka Aidan kurus begini," kata Rian lembut sembari mengusap kepala Aidan yang ditumbuhi rambut hitam yang cukup lebat, lalu dirinya pun mendekatkan putingnya ke mulut kecil Aidan. 

Aidan yang baru dalam hal ini, pun memberontak, dirinya terlalu malu menyesap benda yang menjadi penopang hidupnya sampai umurnya legal untuk berhenti menyusu.  

Aidan menjauhkan kepalanya, mengangkat tangannya mendorong dada Rian agar menjauh. Melihat reaksi pemberontakan Aidan, Rian seketika panik, tak biasanya putranya begini. 

"S—sayang, kenapa berontak, Idan gak lapar? Gak mau nyusu?" Rian berusaha menahan tubuh Aidan agar tak jatuh dari gendongan.  

Aidan terus memberontak dan Rian pun cukup kewalahan, dan memilih meletakkan tubuh kecil Aidan di kasur. Rian mengusap pipi tirus Aidan yang sudah basah akan air mata. 

"Idan kenapa, sayang? Idan gak mau nyusu sama mama? Idan gak lapar?" Rian bertanya dengan panik, matanya ikut berkaca-kaca melihat sang anak yang menolak makan dari ASI-nya.  

"Engh... hiks... hiks..." Mata Aidan terus mengeluarkan air mata, dirinya terlalu malu menyesap puting sang ibu.

'Aku malu, tapi aku lapar hiks...' batin Aidan, bahkan gaya bahasanya sampai berubah karena saking malunya. 

"Idan sayang hiks... Idan gak lapar? Kemarin-kemarin pas Idan demam, Idan juga jarang makan, makan ya sayang, mama khawatir, tubuh mu kurus sekali sayang." Rian membelai kepala serta pipi Aidan dengan lembut, matanya yang berkaca-kaca akhirnya meloloskan cairan beningnya juga, dirinya terlampau khawatir dengan putra kecilnya yang menolak makan, padahal tubuhnya terlihat sangat kurus. 

'Eh? Kenapa aku harus malu, aku kan bayi! Hantam aja dah! Udah lapar ini!' batin Aidan. 

Aidan mengangkat tangannya memberi kode pada sang ibu bahwa dirinya ingin disusui, tubuhnya juga ikut bergerak-gerak. Rian yang melihat pergerakan Aidan pun paham, mengangkat tubuh kecil sang putra, mendekapnya lalu mendekatkan kembali putingnya dengan mulut kecil Aidan. 

Aidan dengan ragu-ragu memasukkan puting milik sang ibu. Setelah masuk, Aidan menyesapnya dengan pelan sampai dirinya bisa merasakan air membasahi kerongkongannya, dan rasa air itu entah kenapa terasa sangat nikmat untuknya. Karena merasa nyaman, Aidan pun menyesap kuat puting sang ibu, menyusu dengan kuat, seolah bayi yang tak diberi makan selama berhari-hari. Emang bener sih, selama tubuh Aidan demam, tubuh itu menolak makan, dan karena demam tinggi yang tak turun-turun jiwa bayi Aidan yang sebenarnya pun dipanggil Tuhan, tapi raga bayinya tak dibiarkan kosong, dan jiwa Aidan dewasa lah sebagai penggantinya. 

Rian sedikit meringis kecil karena putingnya yang disesap kuat oleh sang putra. Senyum manisnya mengembang karena akhirnya putra kecilnya ini mau meminum ASI-nya. 

"Minum yang banyak, sayang. Mama rindu tubuh gembul Aidan," kata Rian sambil menepuk pelan pantat bayi Aidan. 

'Oh! Nama ku sama dengan nama bayi ini, tak ku sangka.' batin Aidan yang kini menikmati acara makannya.  

Cklek 

"MAMA!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut?
___________________________________

Up gak menentu! Jadi harap sabar menunggu dan moga alurnya gak ambrudul peringatan Omega menyusui!

Antah berantah, 26-Juni-2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Being the Youngest Son of the Cruel Duke [Aidan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang