"Unghh...." Lenguhan kecil terdengar dari mulut kecil seorang bayi mungil. Mata kecil tersebut terbuka memperlihatkan netra ungu gelap yang berkilau indah.
"Oh? Baby udah bangun?" kata seseorang pria manis yang kini menatap wajah manis bayinya dari dekat, bahkan saking dekatnya napas manis beraroma strawberry tersebut dapat tercium oleh si bayi.
‘Bentar? Ini gue dimana?’ batin si bayi. Jangan heran kenapa si bayi bisa membatin, tubuhnya memang bayi, sayangnya jiwa adalah jiwa orang dewasa.
"Sayang? Kok diam? Kau sakit?" kata pria manis itu lagi dengan nada cemas. Bayi itu, bayi yang raganya berisi jiwa Aidan masih terdiam dengan tatapan kosong. Masih memproses kejadian yang dia alami sekarang.
‘Aku siapa? Aku dimana? Aku kenapa?’
Cup
Tubuh bayi itu tersentak kecil saat bibir mungilnya mendapatkan kecupan dari pria manis didepannya. Bentar... bentar... Otak Aidan tambah ngeblank. Dirinya seorang laki-laki, dicium oleh seorang laki-laki juga, manis sih seperti perempuan tapi.... DIA LAKI CUYYY... SEUMUR HIDUP AIDAN TIDAK PERNAH BERCIUMAN DENGAN PEREMPUAN. TAPI SEKARANG KOK MALAH LAKI YANG NYIUM DIA, OH NO! BIBIR SUCI AIDAN TERNODAI!!
"HHHEEE...." Aidan yang sadar dari syoknya pun sontak berteriak. Membuat panik sosok pria manis yang ada didepannya.
"Sayang kok teriak? Mama bikin takut ya?" Pria manis tersebut mengambil tubuh kecil Aidan lalu mendekapnya sambil menimang tubuh Aidan.
‘Hah? Mama? Bentar gue keknya dah konek deh, tempat asing, suara mirip bayi, dan pria asing yang ngaku-ngaku mama, GUE TRANSMISI ANJIR!!’ Okeh otak Aidan masih bodoh ternyata. Setelah batin Aidan berteriak heboh, tubuh bayi yang ditempati Aidan seketika melemas, mata indah itu terpejam, karena sang jiwa memilih untuk pindah lagi ke alam lain alias pingsan.
"AIDAANN!!"
.
.
.
.
Beberapa saat kemudan
Beberapa saat berlalu setelah kejadian pingsannya Aidan karena terlalu syok melihat dirinya bukannya dalam surga, malah pindah dunia. Dia kira hal-hal seperti yang dia alami ini mustahil terjadi, eh! Ternyata kejadian sama dia, miwis sekali hidup Aidan ini.
Mata Aidan mulai terbuka, mengerjap pelan mencoba memfokuskan penglihatannya. Saat pandangan Aidan jernih, tubuhnya kembali tersentak kaget karena menyadari dirinya masih berada disebuah kamar mewah yang menjadi tempat pertama kali dirinya bangun setelah mengalami kematian.
'Anjir! Gue masih di sini Cok! Ini gue beneran transportasi?' batin Aidan kembali dengan wajah kebingungan.
'Eh? Salah! Bukan transportasi, transmigrasi yang bener, aelah ni otak!' Aidan mengumpati otaknya sendiri.
Tiba-tiba saja, Aidan mendengar suara orang sesegukan dari arah cukup jauh, membuat tubuh kecil Aidan merinding seketika.
'TAR! BENTAR! MASA BARU BANGUN UDAH KETEMU KUNTI!!' Aidan ketakutan.
"Hiks... Sayang..." Aidan kembali tersentak kaget, saat tubuh kecilnya diangkat dan keningnya dicium lembut oleh seorang pria berparas manis.
'Keknya gue jadi bayi, tapi.... KENAPA MAK GUE LAKI, COK!' batin Aidan tersiksa.
Pria manis yang melihat sang putra kecil terdiam mematung pun semakin ketakutan, takut anaknya kenapa-napa. Putra kecilnya ini bayi yang sangat aktif, walau umurnya baru memasuki bulan ke-3. Tapi setelah mengalami demam tinggi sampai tak sadarkan diri, putra kecilnya tiba-tiba saja berubah menjadi sangat pendiam.
"Sayang kok diam? Wajah mama bikin takut ya? Kenapa pas liat wajah mama tiba-tiba saja pingsan huumm... apa mama harus pakai topeng?" tanya di pria manis dengan nada lembut, tangannya mengusap pelan pipi tirus sang putra karena sakit.
'Gak kok, mak! Mak manis, saking manisnya pengen gue nikahin,' batin Aidan terpesona.
Tubuh kecil tersebut Aidan gerakkan agar bisa membalas pertanyaan sang ibu, karena Aidan masih belum bisa mengeluarkan suara. Tangan kecilnya Aidan gerakkan ke atas mengusap pipi kemerahan sang ibu yang wajahnya sangat dekat dengan wajah dirinya. Mata ungunya berbinar lucu, membuat sang ibu tersebut lega, anaknya tak kerasukan ternyata.
Cklek
"Bagaimana keadaan Aidan, Rian?" Seorang laki-laki berbadan tegap, berwajah tegas dengan ekspresi dingin masuk kedalam kamar mewah tersebut, berjalan mendekati sang pria manis bersama bayi kecil di dalam gendongannya.
"Aidan gak papa, kayaknya dia hanya terkejut," balas si pria manis yang dipanggil Rian, lebih tepatnya bernama Clarian Darison Amadea.
"Syukurlah kalau begitu." Laki-laki berwajah tegas tersebut mengecup sebentar kening sang istri, lalu mengusap pipi kecil si bayi yang terdiam melihat dirinya dengan mata ungu bulatnya yang bersinar.
'Gila ganteng kali ni orang. Apa bisa gedenya gue seganteng dia?' batin Aidan terpesona part.2.
"Kenapa melihat papa seperti itu, hum?" Laki-laki tegas yang disebut papa tersebut menunduk tubuhnya sedikit mendekatkan wajahnya pada sang putra kecil yang ada digendong sang istri.
'Eh? Papa, bentar laki-laki yang sedang ngegendong gue nyebut dirinya mama, sedangkan laki-laki di depan gue ini nyebut dirinya papa, fiks! Keluarga gue keluarga gay! Tapi... ini lebih baik dari keluarga gue yang dulu, yang bahkan gak pernah ngasih kasih sayang ke gue, sedangkan di sini, gue kayak disayang banget.' Aidan terdiam melihat wajah sang papa, wajah dingin dengan ekspresi datar tapi tatapannya begitu lembut, keluarga seperti inilah yang sangat Aidan impikan sejak dulu.
Sedangkan laki-laki yang menyebut dirinya papa tersebut memandang bingung sang anak yang raut wajahnya seperti ingin menangis.
"Heyy... baby, kenapa kau melamun?" tanyanya khawatir.
"Aku bingung dengan baby, Rey. Setelah sadar dari pingsannya dirinya tiba-tiba saja berubah, aku khawatir," kata Rian dengan nada sedih.
Reynandra Victory Amadea, sebut saja dia Rey. Seorang suami sekaligus ayah yang hangat jika bersama keluarga, dan akan berubah menjadi dingin dan kejam jika bersama orang luar.
'Tunggu! Rey dan Rian, bentar kayak pernah dengar namanya? LAH?!'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut?
___________________________________Maaf kalo gak seru dan gak sesuai ekspektasi kalian.
Antah berantah, 10-Juni-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Being the Youngest Son of the Cruel Duke [Aidan]
FantasiaAidan Leonel Bramasta seorang pekerja kantoran biasa yang hidupnya hanya didedikasikan untung uang, uang, uang, dan uang. Bagi Aidan uang adalah segalanya. Faktor kekurangan uang sedari kecil membuat Aidan ingin menjadi seorang crazy rich. Tapi saya...