MS 01

591 32 4
                                    

"Kamu membuatku semakin gila, Shin (Name)."
.
.
.
[^π^]

Don't you want me like i want you, baby
Don't you need me like i need you now
Sleep tomorrow but tonight go crazy,
All you gotta do is just meet me at the

"APETEU APETEU APETEU APETEU APETEU APETEU"-(Name)

"UH, UH HUH UH HUH"-Asa

BRAKK

(Name) dan Asa terpenjat kaget akibat Ryujin mendobrak kamar (Name) yang tidak di kunci itu.

"Kecilin volumenya woy! Di depan lagi ada tamu"

(Name) mendengus sebal, "Bisa nggak sih satu hari aja bunda ngga nerima tamu, aish jinjia shibal"

Bagaimana tidak sebal? Setiap hari pasti selalu ada saja tamu yang datang ke rumahnya. Entah itu pagi, siang, sore ataupun malam. Ck, (Name) sangat heran mengapa orang-orang sangat gemar berkunjung ke rumahnya.

"Perasaan emak lo setiap hari ada aja tamunya"-Asa

(Name) membuang nafas pelan, "Nggak tau tuh, bunda mah kayanya hobinya nerima tamu"

Tangan Asa menepuk nepuk punggung (Name) dramatis, "Yang sabar ya, (Name)" Ucapnya dengan nada melas

Bukan Asa namanya kalau nggak dramatis, wkwk.

****

"Gue berangkat ke Paris besok pagi, gue harap lo bisa jagain dia dengan baik. Tolong awasi dia, jangan sampai dia berdekatan dengan lelaki lain."

Junkyu mengangguk setuju, "Baik, saya mengerti."

"Bagus, lo memang nggak bisa di raguin lagi, Jun"

Junkyu tersenyum malu atas pujian dari tuannya itu, "Terimakasih tuan. Besok jika ada kabar yang menyangkut nona (Name) saya akan langsung lapor ke tuan muda"

"Oke" Jawabnya singkat

****

"WOY SOSIS GUE! MAIN AMBIL AJA LO, BOCAH TAI"-(Name)

"Yeuu, santai aja kali. Sosis doang juga" Remeh Junghwan

(Name) berdecak sebal, "MASALAHNYA GUE BELINYA PAKAI UANG TERAKHIR GUE, SO JUNGHWAN!"

Asa memijat pelipisnya, pusing sekali jika dua maut ini sedang adu bacot.

"Heh udah! Sosis doang juga, nih lo beli pake uang gue." Asa menyerahkan dua lembaran uang sepuluh ribu.

(Name) cengegesan sembari menerima uang di tangan Asa, "Hehehe, gitu dong. Makasih ya Asa cantik paling imut"

"Heleh, nyengir lo" Sinis Junghwan

"Ya iyalah! Masa kalo di kasih uang cemberut mulu" Sahut (Name) tak bersahabat

Asa gedek gedek kepala dibuatnya, "Jangan ribut mulu bisa nggak?! Pusing nih gue dengernya"

"Salah siapa denger" Sewot (Name)

"Orang deket, gimana nggak denger. Argh, sialan lo"-Asa

"Cie ngambek" Ledek Junghwan

"Siapa juga yang ngambek, udah ah gue mau ke kelas"

"Yaudah sono, pergi aja hus hus hus"-Junghwan

Plak!

(Name) meneplak punggung Junghwan, "Si anying malah di usir"

"Lah gue nggak ngusir anjir, orang dia sendiri yang mau pergi"

(Name) mendengus, "Ah taulah, gue mau ke kelas aja" (Name) beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Junghwan.

Junghwan mengedipkan matanya berulang kali tak percaya kalau dirinya di tinggal oleh dua sahabatnya, "Seriusan ini anak seganteng gue di tinggalin? Jahat banget dah.. "

Dari kejauhan lelaki memakai hoodie hitam menatap tajam Junghwan dari kejauhan. Lelaki hoodie hitam itu mengambil benda pipih dari dalam sakunya lalu menghidupkannya dan mengeklik aplikasi WhatsApp.

"Lapor tuan, nona (Name) sangat dekat dengan seseorang yang bernama So junghwan"

"Cari tahu Informasi tentang cowo bajingan yang berani deketin milik gue, sekarang!" Disebrang Paris sana lelaki yang sedari tadi sedang bersantai dengan raut wajah yang tenang kini wajahnya berubah drastis menjadi merah akan amarah. Tentang gadisnya, ia tidak akan pernah bisa diam.

"Baik tuan"

****

Don't forget to voment 💋

My Stalker [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang