MS 02

342 27 1
                                    

"Benar kata pepatah, cinta itu buta"
.
.
.
[^π^]

"Permisi, benar dengan saudari Shin (Name)?"

"Hah? Oh iya dengan saya sendiri, ada apa? Perasaan saya tidak memesan paket"

Kurir itu terkekeh pelan, "Tetapi paket ini atas nama anda"

(Name) memandang kotak paket itu dengan teliti, "Perasaan gue nggak pesan paket" Gumamnya lirih

"Siapa nama pengirimnya?"

"Disini tertanda ur mine" Jawab tukang paket itu

"Paling ini dari pacar anda, sudahlah jangan malu malu. Ini diterima, saya masih harus mengantarkan paket paket ini"—Kurir

(Name) tersenyum, "Ah iya kak, terimakasih ya. Semangat kerjanya"

Kurir paket itu menyalakan staternya lalu melaju meninggalkan area rumah Shin family.

"Ini apaan sih sebenernya? Tumben banget ada yang ngasih gue ginian, mana namanya sok misterius lagi"

(Name) mulai membuka kotak itu dengan brutal, jangan kaget (Name) memang nyatanya sangat penasaran dengan isi didalamnya.

(Name) menutup mulutnya dengan kedua tangannya kaget, bagaimana tidak? Banyak sekali foto foto Junghwan yang di coret coret dengan spidol merah, ada juga foto yang di bawahnya bertuliskan 'Sampah, pantas mati'.

Dan disitu pula ada lembar lembaran kertas yang di susun dengan rapih. (Name) mendudukan dirinya sembari membaca kertas kertas itu dengan perlahan.

Selama membaca kertas kertas itu, (Name) tak berhenti bergumam dalam hatinya. Keringat berucuran membasahi pelipis (Name).

Hallo, pretty.
Gimana hadiahnya? Suka? Aku harap sih suka wkwk. Aku kasih kamu peringatan, jangan pernah dekat dengan lelaki lain selain aku kalau kamu nggak mau melihat lelaki itu mati di hadapan kamu, (Name).

"Apaan sih, nggak jelas. Emang masih jaman nakut nakutin orang pake surat surat gajelas ini? Ck otak minus"

(Name) membaca kertas kertas yang lain dengan tangan gemetar, jujur dia sedikit takut dengan ancaman orang yang mengirimkan (Name) semua ini.

Menjauhlah dari So Junghwan, (Name), sebelum ia lenyap di tanganku.

Jika kamu membantah, aku akan kirimkan tangan sahabatmu.
Urmine

(Name) merobek robek kertas itu, "ARGH!! SIALAN! anj.. gila, gila gila!"

"Kenapa teriak teriak woy" Kata Ryujin yang baru saja pulang kerja

"Lo liat ini anjing! Gila banget"—(Name)

Ryujin mendekat, mendudukan dirinya di samping (Name) pula dia mengambil dan membaca satu persatu kertas hitam yang berserakan di meja.

"Siapa yang kirim ini semua?"—Ryujin

"Gue nggak tau! Gue rasa orang yang kirimin gue ini nggak bisa diremehkan deh"—(Name)

Ryujin terkekeh, "Alah paling cuma orang iseng, udahlah nggak usah di pikirin"

"Tapi kan kak—"

"Tapi apa? Ck, jaman sekarang mana ada kaya gituan. Udahlah gue mau mandi, panas nih!"

"Yaudah sana!" (Name) sedikit meninggikan suaranya karena kesal.

































































"Bagaimana?"

"Semua berjalan dengan lancar, tuan. Setelah saya pantau dari cctv, noona (Name) terlihat sangat ketakutan"

"Bagus, buat dia semakin ketakutan dengan ancaman ancaman yang gue berikan"

"Baik, tuan"

My Stalker [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang