•24•

164 21 7
                                    

" wihh, seriusan kamu main peran? " tanya Yui.

kamu mengangguk kecil sebagai tanggapan, " iya, padahal aku ga jago acting. eh, ini malah jadi peran utama"

" gausah murung kek gitu, dicoba dulu aja. dah latihan kan ama sae? " tanya Yui Kembali.

" udah si. . . dikit-dikit " ujar mu.

pasalnya besok hari pelulusan kelas tiga, dirimu terlalu gugup saat membayangkan tampil di depan panggung acara dengan membawakan sebuah drama.

" bagus dong, udah ah, jangan mikirin itu, mending kita ke kantin yu?!! " ajak Yui.

kamu meng-iyakan ajakan Yui, kebetulan emang belum makan juga, maka dari itu kalian berdua berjalan beriringan menuju kantin.

———

" kamu mau beli apa? " ujar Yui.

" sama in ama kamu ya, aku nungguin aja disini, kamu gak keberatan kan? " dirimu mendudukkan diri di kursi paling ujung.

" engga kok tenang, jagain kursi aku ya!! " serunya, selepas itu dirinya berjalan meninggalkan mu yang tertunduk frustasi.

" HEYOOOWW BEB!! " sebelum ada nya gangguan kecil yang menganggu mu.

kepala terangkat, menatap malas ke arah kaiser biadap yang nyengir tanpa dosa.

" apa? " tanya mu.

" lesu bener ntu muka, kenapa?? btw, kangen gua ga?? " ujarnya.

memang benar si kalian jarang bertemu Minggu Minggu ini, antara kamu yang sibuk osis atau kaiser yang sibuk dengan eskul futsalnya.

" gapapa, udah ah sana. kamu berisik" ujar mu sebelum menenggelamkan wajah kepada lipatan tangan yang ada di atas meja.

kaiser sebenarnya aneh dengan perubahan sifatmu, perasaan kemaren kemaren gak kek gini.

lantas dirinya mendudukkan diri pada suatu kursi tepat di sebelah sang gadis, itu tempat Yui.

merasa pergerakan di sebelah, kamu kembali mengangkat kepala.

" ngapain? udah sana " dirimu menyeret kursi agar menjauhi kaiser.

namun kaiser menahan pergerakannya lebih cepat dari yang kamu kira.

" engga. lu kenapa si? ga biasanya kayak gini " ujar kaiser.

" ya abisnya—" belum selesai perkataan mu terucap.

" jelasin yang bener (name), gua bukan Roy kiyosi yang bisa nebak nebak!!! " ujar nya sambil menumpu wajah nya dengan tangan.

dirimu terdiam, ah benar juga kaiser kan tidak salah apa apa, lalu kenapa malah jadi sasaran amarahmu?.

" jadi. . ."

tiba tiba—" hallo. . . ekhem, aku ganggu? " Yui datang sambil membawa beberapa makanan dan minuman botol di tangan nya.

entah dengan kekuatan apa hingga dia bisa membawa semuanya.

" banget " ujar kaiser sambil melepaskan tangannya pada pipimu.

kamu menoleh ke arah Yui, " ah, makasih Yui, kamu cari bangku lagi aja ya? bangku ini udah didudukin ama setan " ujar mu pedas.

kaiser mengerucutkan bibirnya, dirinya tak ada niatan untuk pergi meninggalkan kedua gadis di depannya ini.

walau sebagian, gadis gadis di kantin menaruh perhatian mereka pada tempat di mana dirinya berada.

kamu dan Yui pun tak melontarkan pembicaraan sama sekali, lantaran suasana yang canggung ini.

" mending kamu pergi deh, aku males jadi pusat perhatian tau ga? " ujar mu malas.

𝙲𝚘𝚐𝚒𝚕 - 𝙼𝚒𝚌𝚑𝚊𝚎𝚕 𝙺𝚊𝚒𝚜𝚎𝚛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang