GALAU

52 17 0
                                    

"Suara kamu mirip Raya," cetus Divio, membuat mata Raya membelalak seketika. Kecurigaan Divio seketika membuatnya takut. Takut sandiwaranya terbongkar saat itu juga. Dan Raya belum siap menghadapi kemarahan pemuda itu.

"Serius Ta. Waktu kamu nyanyi, suara kamu benar-benar mirip sama suaranya Raya. Apa jangan-jangan.." Divio menggantungkan ucapannya.

Jantung Raya berdebar hebat. Begitu pun dengan wajahnya yang mendadak pucat pasi.

"Kamu sebenarnya Raya yah?" tanya Divio dengan wajah serius. Ingin rasanya ia melirik, melihat wajah Raya yang pastinya sangat panik.

Raya sendiri tampak kelabakan dan bingung harus menjawab apa. Saat ia membuka mulut hendak menyangkal, tiba-tiba Divio terbahak.

"Haha! Sorry Ta, aku bercanda. Mana mungkin kamu Raya. Orang jelas-jelas kamu adalah Cinta. "

Raya menarik nafas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Divio memang paling jago membuatnya senam jantung.

Cowok itu kemudian meraba-raba, seolah mencari sesuatu. Saat ia menemukan tangan Raya, pemuda itu langsung menggenggamnya dengan erat.

"Janji yah Ta, jangan pernah bohongin aku dalam keadaan apapun. Karena satu hal yang paling aku benci di dunia ini adalah, dibohongi."

"Apa yang akan terjadi kalau suatu hari aku bohongin kamu?" tanya Raya, takut-takut.

Wajah Divio mengeras. "Maka aku akan sangat marah. Dan mungkin nggak ada kata maaf bagi kamu."

Raya terhenyak. Lalu bagaimana jika suatu hari Divio mengetahui kebohongan yang selama ini ia lakukan?

Se-murka apa ia nantinya? Sungguh membayangkannya saja sudah membuat gadis itu menelan ludah ngeri. 

Padahal tanpa sepengetahuan Raya, Divio memang sudah mengetahui semuanya.

***

Pagi itu, Keyla ada jadwal kuliah. Setelah semuanya siap, ia segera keluar dari kamar. Tak lupa, ia sarapan nasi goreng buatan Mbok Sumi terlebih dahulu.

Mbok Sumi meletakkan segelas air putih ke hadapan Keyla yang tampak makan dengan lahap. "Makan yang banyak Non, biar kenyang."

Keyla tersenyum. Dengan mulut yang dipenuhi makanan ia bertanya, "Mamah kemana? Aku belum lihat."

"Nyonya sedang ke rumah tetangga. Katanya ada urusan."

"Sama Kalif?"

"Sendiri. Kalif lagi sama Den Abi diluar."

Keyla melongo. Abi? Di luar bersama Calief? 

Seketika gadis itu menghentikan makannya, minum sejenak, dan langsung bangkit berdiri dengan tergesa-gesa.

"Mbok aku berangkat dulu yah?"

"Kok buru-buru sekali Non?"

Keyla tidak menjawab dan hanya tersenyum, kemudian segera pergi. Meski kejadian kemarin masih membuatnya gondok , namun ia tidak bisa membenci pemuda itu. Yang ada Keyla justeru ingin selalu bersamanya setiap waktu.

Saat pintu terbuka, ia mendapati Abi yang sedang mendorong Calief di atas sepeda. Pemuda itu langsung melempar senyum ketika melihat sosoknya.

Merekapun saling mendekat dan berhenti di hadapan masing-masing. 

"Lo mau kuliah?" tanya Abi saat melihat penampilan Keyla yang rapi.

Keyla mengangguk pelan. "Lo sendiri kapan mulai sekolah paket C?"

"Besok."

Keyla mengerti. Kemudian tatapannya tertuju pada lutut Abi yang cedera akibat insiden kemarin. "Kaki lo masih sakit?"

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang