hari pernikahan

16 0 0
                                    

"Pengen kabur, tapi kenapa harus ada orang suruhan jimin si"
Ya, jimin menyuruh orang suruhanya untuk menjaga nara kemanapun nara pergi pasti dia akan mengikutinya

"Cantiknya anak ayah, ayo keluar acaranya sudah mau dimulai"

"..." nara hanya terdiam menatap ayahnya dipantulan kaca

" ga papa nak, ayah yakin kamu pasti bisa bahagia sama dia, dia orang baik, tampan dan kaya raya kan, kalau dia nyakitin kamu hubungi ayah kasih tau ayah secepatnya , tapi ayah yakin jimin ga bakalan kayak gitu "

🦋🦋

Pernikahan mereka berjalan dengan lancar, kini nara resmi menjadi istri seorang park jimin yang sering nara panggil dengan sebutan om tersebut

"Kita pulang ya sekarang" ucap jimin sembari memeluk pinggang istrinya

"Pulang kemana?"

"Ke rumah kita"

"Rumah kita?" Nara dibuat bingung olehnya, mengapa dia bilang seperti itu

"Iya, nanti kamu bakal tau sendiri"

Setelah sampai dirumah yang dimaksud jimin, nara dibuat ternganga pasalnya setiap inci rumah tersebut sangat mirip dengan rumah impiannya tapi mengapa jimin bisa tau? Padahal dirinya tidak pernah bercerita apapun

"Suka tidak?" Nara hanya menganggukan kepalanya samar dengan mata yang masih mengagumi rumah impiannya itu

"Saya tau kamu menginginkan rumah seperti ini, karna saya selalu bertukar cerita dengan ayah kamu"
Pantas saja jimin mengetahuinya dahulu nara selalu berkata "aku ingin bekerja dan tidak ingin kuliah, supaya aku bisa membangun rumah impianku ayah" kalimat itu yang selalu diucapkan nara ketika dia kelas 3 sma

"Kamu ga ingin lihat kamarnya?"

"Disebelah mana kamarku?" Ucapnya penasaran apakah kamar nya sama dengan kamar impiannya

"Kamar kita! Disebelah sana" kata diawal agak ditekankan oleh jimin

Jimin menuntunnya menuju kamar kalian
Dan benar saja nara dibuat kagum lagi dan lagi kamar yang sangat indah seperti impiannya dulu yang sering nara ceritakan kepada ayahnya sekarang terwujud berkat jimin

"I-ini.. kamar aku?" Ucapnya tak percaya

"Ya, lebih tepatnya kamar kita"

"Emangnya om jimin suka sama desain kamarnya,ini bener bener sesuai sama yang aku harapin, aku takut om jimin ga suka dan ga nyaman, gimana kalau.."

"Kalau apa?" Jimin menatapnya tajam, karna dia tau apa yang ada dipikiran nara

"Kalau kita pisah kamar, jadi om jimin bisa menempati kamar-" belum sempat melanjutkan omongannya sudah dipotong oleh jimin

"Tidak ada pisah pisah kamar, saya suka sama desain nya saya nyaman sama kamarnya"

"Memangnya om jimin sudah pernah menempatinya" hanya dibalas gelengan kepala dari jimin

"Terus kenapa om jimin bisa tau kalau om jimin akan nyaman tinggal dikamar ini"

"Kamar nya bersih, warna cat nya putih dan tidak mencolok jadi saya yakin saya akan nyaman tidur disini, lagian kan ada kamu pasti tambah nyaman"

"Haish" perasaan jengkel kepada jimin semakin berlipat lipat, apalagi malam ini nara harus tidur denganya, kira kira hal apa yang akan terjadi, dia kan mesum

"Sudah sudah sana bersihkan tubuhmu setelah itu makan lah"

"Tapi bajuku om?"

"Aku sudah siapkan segala kebutuhanmu"

om jimin yang mesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang