- Sebuah kisah menyebutkan bahwa jika ada yang menggantung four leaf clover (daun semanggi 4) di depan pintu rumahnya, maka akan ada seseorang yang akan datang ke rumahnya dan dipercaya akan menjadi jodohnya.
️🍀🍀🍀
Hamparan hijau yang luas dengan bukit yang tak terlalu tinggi, ada domba-domba yang sibuk mencari rumput segar yang sekiranya layak untuk mereka konsumsi. Menyerukan suara pada sang penggembala bahwa suasana pagi itu sangatlah indah.
Sang penggembala tertawa di bawah pohon rerumputan. Tengah berbaring melihat sang mentari di celah rimbun pepohonan. Diam-diam ikut mengagumi.
Di petak lokasi bukit yang lain, ada tumbuhan ilalang yang menjulang tinggi. Menutupi domba-domba dan sang penggembala tadi yang berkomentar tentang suburnya rumput setelah musim dingin dan hangatnya sang mentari sebagai pembuka musim semi.
Kepalanya tertoleh ke kanan ke kiri. Menerka-nerka dimanakah ia sekarang.
Akan tetapi, harapan yang selalu ia elu-elukan sebelum tidur malam selalu berhasil mengabulkan permohonannya.
Di bukit ini dan rumput ilalang yang menjulang tinggi.
"Kenapa kau lambat sekali larinya? Siapa yang paling cepat maka dia dapat makan apel yang enak!"
"Kau kan curang tadi!"
Bibir kemerahan bak mawar cantik yang rapuh dan manis untuk dikecup itu tertawa tipis. Menjulurkan lidahnya mengejek pada pria yang terengah-engah mengejar langkahnya.
"Wlek! Haruto payah!"
Haruto mendengus. Meskipun begitu dia tak sakit hati dengan ejekannya. Melainkan dia sangat senang bisa bermain dengan seseorang yang tidak tahu namanya.
Drap!
Drap!
"Aku menang!"
Haruto berseru senang. Rambut hitamnya bergerak pelan mengikuti arah mata angin dengan keringat yang membasahi pelipisnya.
Sedangkan seseorang yang melihat Haruto hanya bisa melongo. Meratapi kekalahannya. Ia cemberut, memukul bahu Haruto agak kuat meskipun ia sendiri malah oleng.
"Hati-hati, Cantik."
Pipinya bersemu merah. Enggan menoleh pada Haruto yang serius sekali menatapnya sampai membuat hatinya berdegup kencang.
"A-aku akan memetik apel untukmu."
Haruto terkekeh. Mencolek dagu si manis dengan gerakan menggoda hingga sang empu menjerit kesal.
"Ayo."
Si manis terheran-heran melihat Haruto justru berjongkok memamerkan punggung lebar dan pundak kokohnya. "Apa sekarang?" katanya.
"Ayo naik, aku akan menggendongmu untuk meraih apelnya." Si manis tersenyum senang mendengar ide Haruto.
Hap!
"Woah! Kau tinggi juga ya, aku bahkan bisa melihat domba-domba itu dari sini!" pekik Si Manis.
Haruto tertawa. Akhirnya ia bisa mengambil kesempatan menyentuh tangan Si Manis yang begitu lembut saat sibuk memeluk lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of You
RandomBagaimana cara Travis memberitahu kakaknya jika itu semua hanyalah khayalan semata? Sedangkan Haruto bersikeras bahwa ia tak gila dan kejadiannya ia rasakan dengan keadaan sadar. "Seharusnya kau tak menjadi pengkhianat bagi kakakmu!" teriak Haruto m...