Chapter 11

263 51 5
                                    

Chris memasuki klinik tempat Miyeon membawa Lily. Perasaannya campur aduk sekarang, takut terjadi sesuatu yang buruk pada Lily dan merasa bersalah karena pergi begitu saja meninggalkan Seungmin. Tapi ia bisa menjelaskan nanti pada Seungmin, yang terpenting sekarang ia harus melihat keadaan Lily.

Dan betapa terkejutnya ia melihat kakaknya juga di sana, membantu Miyeon menenangkan Lily yang sedang di obati kakinya yang terluka. Luna menatap adiknya kemudian beralih menatap Miyeon.

"Kau yang memberi tahunya?"

"Maafkan aku eonni. Tadi aku panik dan hanya Chris yang terlintas di kepalaku. Jadi aku menghubunginya." Jawab Miyeon.

"Sudah berapa kali ku bilang! Apapun yang berhubungan dengan Lily bukan urusan Chris lagi. Apapun yang terjadi padanya, aku yang harus kau hubungi!"

"Maafkan aku."

"Apa kau sengaja?" Luna memicing penuh curiga. Meski ia mempercayakan anaknya di urus oleh gadis itu, tetap saja ia tidak bisa percaya sepenuhnya. Miyeon selalu melibatkan Chris dalam masalah Lily, itu seperti Miyeon sengaja karena gadis itu menyukai Chris.

"Noona sudah. Ini bukan saatnya kau menyalahkan Miyeon. Dia sedang panik dan tidak tahu siapa yang harus dia hubungi."

"Alasan." Luna menyingkirkan tangan Miyeon dari kaki anaknya. Chris tidak bisa melakukan apa-apa selain memaklumi sifat keras kepala kakaknya tersebut. Luna Bang, kakaknya adalah versi perempuan dari ayah mereka.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Lily bisa terjatuh?"

"Ya tentu saja karena dia lalai menjaga Lily. Sepertinya dia dendam padaku karena aku memintanya agar menjauh darimu."

Miyeon mengepalkan jemarinya. Ia tidak mengerti kenapa Luna sangat membencinya? Kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga membuat Luna begitu marah? Bukankah seharusnya Luna berterima kasih karena ia telah bersedia merawat Lily sejak anak itu masih berusia beberapa hari. Jika bukan karena permintaan Chris, ia sudah lama berhenti mengasuh dan kembali ke London. Lalu ia memilih keluar dari ruangan itu menggunakan alasan ingin membeli minum.

Lily selesai di obati. Ia menatap ibu dan unclenya secara bergantian. Kedua orang dewasa itu terlihat bersiap untuk perang.

"Uncle." Lily meraih tangan Chris.

"Aku ingin es krim." Lanjutnya.

"Iya, setelah ini kita beli es krim tapi kau janji tidak akan terluka seperti ini lagi. Janji?"

"Janji!"

Luna menatap adik dan anaknya yang sangat akrab bak seorang ayah dan anak. Andai saja lelaki bajingan itu tidak berulah, mungkin sekarang mereka hidup bahagia bersama buah hati mereka. Chris boleh menyebutnya wanita yang tidak berperasaan karena mengabaikan darah dagingnya sendiri. Itu karena Chris tidak tahu isi hatinya yang paling dalam. Ia sangat menyayangi Lily, walau anak itu kerap mengingatkannya pada mantan suaminya.

"Chris, aku ingin kau mencari pengasuh baru untuk Lily."

"Kenapa?"

"Kau masih bertanya kenapa? Lihat, Lily terluka karena kelalaiannya."

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau pernah menjaga anakmu sendiri?" Chris juga bisa sarkas seperti kakaknya.

"Kau membelanya?"

"Aku membela yang benar."

"Benar kau bilang? Tahu apa kau soal dirinya? Oh, aku tahu sekarang. Kau tidak bisa membalas cinta Seungmin karena wanita itu bukan?! Kau menyukainya?!"

"Masalah ini tidak ada kaitannya dengan Seungmin."

"Kau tahu, jika dari awal aku tahu pengasuh anakku adalah putri dari seorang krimanal, aku tidak akan mau mempekerjakannya."

Dear LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang