Chapter 5

283 45 7
                                    

Bukan Seungmin namanya jika menyerah begitu saja untuk mendapatkan perhatian Chris. Ada saja tingkahnya yang membuat orang lain gemas setiap ia menginjakkan kaki di perusahaan milik orang tua Chris. Ketahuilah, Seungmin lebih sering mengunjungi perusahaan keluarga Chris dari pada perusahaan keluarganya sendiri. Bukannya ia tidak mau, hanya saja di sana ia hanya bertemu orang-orang cerdas yang terkadang tidak cocok jikalau ia diajak mengobrol. Sedangkan di tempat ini ada Luna yang sangat suka bercerita tentang apapun.

Seungmin yang kini sudah berusia 21 tahun terlihat seperti anak kecil yang kebingungan mencari keberadaan Chris. Ia pergi dari ruangan Luna karena wanita itu harus menghadiri rapat penting sehingga ia harus berkeliling mencari keberadaan tunangannya. Sementara tangan kirinya menjinjing tas bekal yang akan ia berikan pada Chris. Bukan, bukan Seungmin yang membuat bekal itu. Ibu Chris yang menitipkannya pada Seungmin karena tahu Seungmin akan menemui Chris.

Seungmin masih belum berani membuatkan makanan untuk Chris karena ia sangat tidak ahli dalam hal memasak. Meskipun begitu, ia tetap rajin belajar memasak bersama Bibi Jung, walau dapur rumahnya berakhir seperti kapal pecah.

Seungmin membungkuk kepada siapa saja yang menyapanya. Seungmin yang seperti bocah 5 tahun itu bergegas memasuki lift karena sudah cukup lelah berinteraksi dengan beberapa orang. Di dalam lift ia mencoba menghubungi Chris, namun panggilannya beserta pesannya diabaikan oleh lelaki tersebut.

"Padahal tadi aku sudah bilang kalau akan ke sini dan dia menjawab 'iya' tapi dia sendiri entah pergi ke mana." Seungmin mengomel seorang diri. Bibirnya yang tipis itu terlihat mengerucut dikala sedang kesal.

Beberapa saat kemudian pintu lift pun terbuka. Kedua bola mata Seungmin membulat lucu dan mulutnya sedikit terbuka menyerukan 'Oh!' ketika seseorang yang sangat tidak asing sedang berdiri di hadapannya. Keduanya terlihat seperti pemeran utama yang disorot oleh cahaya lampu.

"Hai." Laki-laki itu menyapa Seungmin sembari tersenyum bahagia. Tentu saja bahagia, seorang Hwang Hyunjin pasti menepati janjinya bahwa ia akan bertemu lagi dengan pemuda manis yang beberapa saat lalu menyihirnya hingga ia sulit untuk berkonsentrasi karena wajah nan menawan itu selalu mengganggu pikirannya.

Hyunjin mencoba bersikap cool kini mendadak seperti seorang komedian setelah badannya terjepit pintu lift. Model berusia 21 tahun itu bergegas masuk sebelum ada yang memergoki kesialannya tadi.

"Kau tidak apa-apa?" Lagi lagi Hyunjin tersihir oleh seorang Kim Seungmin. Suara Seungmin yang merdu itu membuat pikirannya melayang entah ke mana.

"Apa kau bekerja di sini?" Hanya basa-basi, Hyunjin tahu siapa itu Kim Seungmin dan ia juga tahu pemuda manis ini sudah memiliki tunangan. Tapi siapa yang peduli? Hyunjin hanya ingin berkenalan dengan Seungmin dan dekat dengannya. Karena baru pertama kali baginya merasakan perasaan yang membahagiakan seperti digelitik oleh ribuan kupu-kupu.

"Tidak. Kau kenapa di sini? Bukankah kau bekerja di perusahaan Pamanku?"

Hyunjin hampir melupakan fakta bahwa lelaki manis yang berdiri disebelahnya ini merupakan keponakan dari pemilik perusahaan hiburan yang menaunginya. Ia dengan dramatis memegang ujung hidungnya pertanda merasa sial karena ia jatuh cinta pada keponakan bossnya.

"Apa hidungmu terluka karena terjepit tadi?"

Hyunjin tertawa mendengar pertanyaan nan polos itu. Jika ia orang jahat, ia sudah menculik Seungmin lalu membawanya pergi jauh. Tapi syukurlah ia masih waras dan otaknya masih berfungsi dengan baik untuk sekedar menculik anak orang paling kaya di benua ini.

Pintu lift terbuka. Keduanya sama-sama keluar karena tujuan mereka sama, yakni tempat biasanya para model mencoba pakaian yang akan mereka pamerkan dipemotretan.

Dear LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang