Chapter 2 : Keberangkatan

25 6 0
                                    

Ibukota tak lepas dari yang namanya keramaian dan kemacetan, tempat yang sangat padat penduduk itu menjadi destinasi setiap harinya, bukan hanya sekedar berwisata banyak perantau yang datang ke kota membanting tulang demi memperbaiki keadaan ekonominya.

Seorang gadis cantik, berambut coklat bergelombang, tengah mendengarkan musik menggunakan sepasang benda putih yang merupakan earpods. Gadis itu terlihat menikmati lagu yang tengah ia putar hingga ia tak sadar ada dua orang perempuan berdiri di hadapannya dengan melipat tangan sehingga ketika ia membuka matanya membuatnya langsung loncat dari kursinya.

“Apaan sih jir gaseru main ngagetin orang begitu, ntar kalau orangnya jantungan gimana?!”

Tampak jelas muka kesal bercampur paniknya

“Hadeh kebiasaan kalau udah dengerin musik pasti ga inget dunia” 

Salah satu perempuan itu menarik kursi dan langsung ia gunakan untuk duduk dan ia memasang wajah cuek seraya melihat ke dua temannya beradu argumen.

Ketiga perempuan itu adalah Inara, Kinan, dan Leassa. Tiga siswi yang sangat beruntung terpilih dan diterima masuk di Luxima Boarding School. Setiap tahunnya LBS membuka pendaftaran beasiswa dan hanya lima orang terpilih saja yang bisa masuk ke sekolah asrama idaman itu.

Mereka mengobrol seperti biasa membahas apa yang akan mereka ditemui di sekolah barunya itu.

“Menurut kalian siapa cowok yang paling ganteng disana?”

Kinan menanyakan pertanyaan yang cukup aneh karena ia sendiri sedang mengunyah kentang goreng yang baru saja tiba, dengan nada bicara yang susah dicerna.

“Set dah lu kalau mau ngomong habisin dulu itu kunyahan lu, geli gue dengernya”

Inara memasang raut muka yang jijik melihat tingkah sahabatnya itu

“Lagian kin lu mau apa sih mikirin cogan disana kan tujuan kita buat belajar”

Lea hanya bisa geleng-geleng sambil tertawa kecil setelah menyadarkan Kinan

“Eum.. Eum.. Nih liat!”

Kinan mengambil handphone nya dan ia menunjukkan sebuah video seorang cowo yang tengah bermain basket dan mencetak point banyak sekali.

“Nih liat!”

“Wanjir cakep banget... mana pinter nyetak point lagi”

Ekspresi yang Inara timbulkan sepertinya dia sangat kagum dengan cowok itu

“Ngga lah b aja”

Mendengar sepatah kata itu keluar dari mulut Lea seketika Kinan dan Inara melotot kebingungan

“LEASSA CLEOPATRA! Matamu burem apa gimana? Itu cowok cakep loh pinter main basket juga, Chindo pula” Ucap Kinan dengan nada geram

“Biasa aja ya biasa aja”

“Bomat lah, Namanya siapa Kin?” Tanya Inara yang penasaran

“Gerald Hastama, Anak Budiman Hastama pemilik perusahaan Hastama Group”

Mereka bertiga pun menyelesaikan kegiatannya dan segera bergegas meninggalkan tempat itu.

Kemudian mereka mulai menaiki mobil dan disopiri oleh Kinan.

“Oh iya menurut kalian tentang sekolah itu gimana?”

Lea mencoba membuka obrolan saat suasana dalam ruang sempit itu sunyi

“Kalau menurut gue dan sepengetahuan gue yang udah reset, Sekolah itu bagus, fasilitasnya komplit, mewah lagi”

Kinan memberikan pendapatnya tentang sekolah itu karena ia selalu melakukan reset dan mencari tahu apa saja sebelum terjun ke lapangan.

MOONSTAYREWhere stories live. Discover now