Tepat di hadapan Jisung dan Chenle ada sebuah bangunan besar dengan pintu yang sangat besar. Chenle berjalan mendekat ke arah pintu besar itu, Chenle memegang gagang pintu bangunan itu. Saat Chenle ingin membuka pintu, tangan kirinya ditahan Jisung.
"Kamu yakin kita boleh masuk ke dalam?" Jisung mengeratkan genggamannya di tangan Chenle sambil melihat sekitar. Chenle tersenyum manis ke Jisung.
"Kamu tenang saja," jawab Chenle. Chenle membuka pintu itu lalu masuk, Chenle menarik tangan Jisung yang masih berada di luar bangunan.
Ada satu kata yang ingin Jisung ucapkan, kata 'wow' sangat ingin Jisung lontarkan dari mulutnya. Jisung dapat melihat mural, lukisan, dan ukiran-ukiran di dalam bangunan besar itu. Terdapat mural dengan gambar-gambar yang aneh dan sedikit mengganggu, lukisan bulan dan bintang yang terdapat di bagian atap, dan ukiran-ukiran yang persis seperti di buku Mark.
"Kamu sudah pernah melihat bintang?" Chenle menengok ke arah atas untuk melihat lukisan bintang dan bulan.
"Tentu, aku sering melihat bintang dan bulan," Jisung masih fokus memperhatikan lukisan di atasnya sambil terus menggenggam erat tangan Chenle.
"Aku sangat ingin melihat bintang dan bulan," ungkap Chenle sembari menatap lukisan.
"Ikut dengan kami ke kota, kamu akan melihat banyak bintang dan bulan yang sangat indah," Jisung memalingkan wajahnya dari gambar bintang dan bulan, senyuman manis Jisung berikan ke Chenle.
"Tidak usah, aku tidak bisa meninggalkan desa ini," ucap Chenle. "lagipun, untuk beberapa waktu kamu tinggal di sini, kamu tidak akan bisa melihat bintang dan bulan seperti aku." Jisung terdiam, banyak hal-hal negatif yang mulai muncul di kepala Jisung namun dirinya berusaha untuk tidak memikirkan hal-hal malas yang dibuat oleh pikirannya.
Chenle melepaskan genggaman Jisung di tangannya, Chenle berjalan menuju ke salah satu dinding. Jisung merasakan genggaman tangannya dilepas, Jisung terus memperhatikan setiap gerak-gerik Chenle. Langkah kaki Jisung mendekat ke arah Chenle yang masih diam memperhatikan dinding itu. Jisung sedikit bingung dengan banyaknya figura yang terpajang, banyak sekali foto-foto wanita dengan mahkota bunga di kepala mereka.
"Mereka semua, siapa?" Tanya Jisung. Jisung terus memperhatikan setiap wanita yang terdapat di foto namun, ada satu figura yang tidak memiliki foto dan hanya nama di bagian bawah figura.
"Mereka semua ratu di desa ini, ratu yang terpilih setiap setahun sekali," Chenle memegang salah satu figura yang masih kosong dan belum memiliki nama.
"Kalau setahun sekali, mengapa ada yang sampai 10 tahun?" Jisung kembali bertanya.
"Takdir. Jika takdir mereka menjadi ratu lagi maka, mereka akan kembali menjadi ratu," jawab Chenle. Jisung mengangguk paham mendengar jawaban dari Chenle. Jisung melihat ada satu figura yang tidak ada fotonya, hanya namanya saja dibagian bawah figura.
"Kenapa hanya 'Gretha Bratajaya' yang tidak memiliki foto di sini?" Jisung menyentuh figura yang tidak memiliki foto itu sembari menatap Chenle dengan penuh tanda tanya.
"Kami memanggil dia 'ratu kegelapan'. Dia tidak memiliki foto di figura ini karena, kami tidak menghormatinya sebagai ratu. Dia yang menyebabkan desa ini tertimpa banyak masalah, tidak ada musim panen dan musim panas selama 10 tahun di desa. Dia menjadi ratu selama 10 tahun," Chenle menjawab. Chenle mengusap figura yang masih kosong, dirinya mendekat dahinya hingga bersentuhan dengan figura. Jisung sedikit menatap aneh hal yang dilakukan Chenle.
TENGG... TENGG... TENGG... TENGG... TENGG...
Terdengar suara lonceng dari luar bangunan, Chenle memalingkan wajahnya ke sumber suara begitu pula dengan Jisung. Jisung bingung saat mendengar suara lonceng. Jisung dapat melihat Chenle yang sedang memejamkan matanya. Chenle membuka matanya lagi, tangan Chenle menggenggam tangan Jisung. Chenle membalikkan badannya lalu tersenyum manis ke arah Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solstice & Equinox
FanficSebuah kelompok mahasiswa arkeologi yang tertarik dengan kepercayaan kuno dan ritual-ritual purba melakukan perjalanan ke desa terpencil di Ajaya Timur. Desa ini terkenal dengan tradisi mereka yang kaya akan ritual kuno untuk menyambut pergantian mu...